SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena menimbun sampah atau barang tak bernilai saat ini sedang marak di sosial media. Baru-baru ini, kamar kos perempuan cantik bernama Nia di daerah kos-kosan Karawang, Jawa Barat, viral karena dipenuhi barang dan sampah.
Kebersihan kamar kosan Nia sangat tidak terawat dan terlihat betapa menggunungnya timbunan sampah Nia di dalam kamarnya sendiri. Hal ini diketahui dari video akun tiktok dengan username @nurambar00 pada hari Senin, 17 Oktober 2022, dan ditonton lebih dari empat juta kali.
Penimbunan serupa tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan negara lain pun mengalami fenomena penimbunan sampah ini.
Postingan akun @fyifact di hari Senin (17/10/2022) juga membagikan kondisi dapur wanita pengidap Hoarding Disorder. Video berdurasi 34 detik memperlihatkan seorang wanita paruh baya memperkenalkan dapur miliknya.
Wanita ini belum diketahui identitasnya namun diduga mengalami Gangguan Mental Hoarding Disorder. Dirinya sempat menyebutkan suka membuat roti dan memasak dan menjadikan dapur sebagai ruangan favoritnya di rumah.
"This is my kitchen, my favorite room in the house.
Ini dapurku, ruangan favoritku di rumah.
I love to bake and cook.
Aku suka membuat roti dan memasak.
And have friends and family come over for the dinner.
Mengundang teman serta keluargaku untuk makan malam
I love my kitchen
Aku cinta dapurku" ucap wanita berbaju merah dalam video tersebut.
Mengenal Hoarding Disorder
Hoarding Disorder atau Gangguan Menimbun termasuk salah satu gangguan mental yang wajib diwaspadai. Orang yang suka menimbun barang-barang tak bernilai atau sampah disinyalir mengidap Gangguan Mental Hoarding Disorder.
Melansir dari berbagai sumber, berikut informasi Hoarding Disorder yang wajib kamu tahu!
1. Pengertian Hoarding Disorder
Hoarding Disorder merupakan kondisi kesehatan mental saat seseorang mengalami kesulitan secara kontinu untuk berpisah dengan barang-barang.
Hoarding Disorder membuat seseorang merasa butuh berkepanjangan terhadap barang-barang sehingga akan menyimpannya.
Seseorang dengan gangguan Hoarding Disorder berpikir bahwa barang bernilai sangat penting. Pikiran ini akhirnya menyebabkan dirinya menimbun segala jenis barang meskipun barang tersebut sudah tidak bernilai (baca: sampah).
Barang yang ditimbun oleh pengidap Hoarding Disorder dapat membuat ruangan menjadi terbatas dan terlihat kacau dan kotor. Perilaku penimbunan tersebut tentunya berdampak buruk bagi kebersihan dan kesehatan penghuninya.
Seorang hoarding disorder adalah penimbun bukan pengumpul atau kolektor. Penimbun barang dikenal tidak memiliki konsistensi dari barang yang dikumpulkan. Berbeda dengan kolektor sebagai si pengoleksi barang kategori tertentu.
Selain itu, penimbun memperoleh barang cenderung lebih impulsif dan dipicu oleh hasrat memiliki suatu objek. Psychiatric.org menyebutkan bahwa prevalensi hoarding disorder yaitu sekitar 2,6% dan resiko nya lebih tinggi pada usia 60 tahun ke atas. My Cleve And Clinic turut menambahkan 2-6% orang di Amerika Serikat mengalami Hoarding Disorder.
2. Tanda Dan Gejala Hoarding Disorder
Pengidap Hoarding Disorder biasanya sadar betul kondisi yang dialaminya. Meskipun begitu, orang dengan Hoarding Disorder tidak seluruhnya memahami bahwa perilaku menimbun barang yang sering dilakukan dapat menyebabkan masalah.
Gejala Hoarding Disorder antara lain:
- Tidak mampu berpisah dan menyingkirkan harta benda.
- Stres ekstrem saat hendak membuang barang.
- Mencemaskan kebutuhan barang di masa depan secara berlebihan.
- Tidak memiliki tempat khusus untuk meletakkan barang.
- Tidak percaya pada orang lain jika menyentuh harta benda.
- Ruangan kacau akibat barang terlalu menumpuk
- Menutup diri dari lingkungan termasuk teman dan keluarga.
Akan tetapi, beberapa alasan Hoarding Disorder senang menimbun barang diantaranya:
- Percaya suatu barang dapat bernilai atau berguna di kemudian hari.
- Merasa suatu barang memiliki nilai sentimental, unik dan/atau tak tergantikan.
- Pikiran tentang suatu barang terlalu sayang untuk dibuang.
- Pikiran tentang suatu barang adalah benda 'memorable' yang akan membantu mengingat peristiwa dan orang penting.
- Tidak dapat memutuskan lokasi suatu barang berada, sehingga daripada dibuang barang akan disimpan.
3. Penyebab Hoarding Disorder
Hoarding Disorder belum diketahui secara pasti penyebabnya hingga saat ini.
Akan tetapi dapat dimungkinkan masalah-masalah berikut dapat menyebabkan seseorang mengalami Hoarding Disorder:
- Pembelajaran visuospasial dan memori.
- Perhatian berlebihan secara kontinu.
- Memori kerja.
- Masalah Perencanaan.
- Penyelesaian masalah.
- Organisasi.
Hoarding Disorder merupakan jenis gangguan mental yang dapat berdiri sendiri tetapi dapat pula menjadi bagian dari kondisi mental lainnya.
Namun, hoarding disorder kerap dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan mental berikut:
- Depresi.
- Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (OCPD).
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
- Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD).
Hoarding Disorder diklasifikasikan sebagai subtipe OCD berdasarkan standar gangguan mental dari American Psychiatric Association! Itulah Penyebab dan Gejala Gangguan Mental Hoarding Disorder yang wajib kamu Waspadai.
#SHOWRELATEBERITA
Sumber: Psychiatric.org, mycleveandclinic.org
Writer: Nida Salma Mardiyyah