SUKABUMIUPDATE.com - Ada banyak jenis penyakit mental di dunia, dari yang ringan hingga serius dan berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain.
Melansir dari laman Clinic SMI AS, penyakit mental serius merupakan kondisi orang yang berumur 18 tahun dengan gangguan mental selama setahun terakhir.
Gangguan mental ini meliputi perubahan mental, perilaku, ataupun emosional yang dapat menyebabkan gangguan fungsional serius yang secara substansial mengganggu atau membatasi satu atau lebih kehidupan.
Mengutip dari Tempo.co, dalam buku The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), tercatat ada 300 jenis gangguan mental, penyakit mental serius juga termasuk di dalamnya.
Gangguan mental yang termasuk penyakit mental serius di antaranya adalah skizoafektif yang terdiri dari bipolar, Major Depressive Disorder, dan skizofrenia.
Dan berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga jenis penyakit mental serius dan berbahaya yang wajib menjadi perhatian semua orang.
#SHOWRELATEBERITA
Skizoafektif
Skizoafektif termasuk ke dalam gangguan kesehatan mental yang berbahaya karena merupakan kombinasi atau gabungan gejala skizofrenia dengan depresi.
Gejala yang timbul akibat gangguan mental ini bergantung pada jenisnya, meliputi bipolar dan depresi.
1. Bipolar
Ilustrasi Bipolar - (Freepik)
Menurut Healthline, bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai perubahan suasana hati yang ekstrem.
Gejala bipolar meliputi mania dan hipomania, biasanya melibatkan perasaan kegembiraan, impulsif, dan energi tinggi. Bedanya, mania mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Selain itu, gejala lain bipolar adalah depresi berat dengan turunnya suasana hati.
Mayoclinic menyebut perawatan bipolar menggabungkan berbagai teknik pengobatan, seperti psikoterapi, obat-obatan, manajemen diri, serta meningkatkan kualitas hidup seperti melakukan yoga, meditasi, atau olahraga.
Terapi lain juga kadang dibutuhkan, seperti terapi kejut listrik.
Mengutip laman Mayoclinic, gangguan depresi ini merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih serta kehilangan minat.
Namun, perasaan ini tidak hanya muncul sekali seperti layaknya perubahan suasana hati karena berbagai kondisi melainkan terjadi terus menerus.
Gangguan mental ini disebut juga Major Depressive Disorder atau gangguan depresi mayor atau depresi klinis, yang mempengaruhi perasaan, pikiran, dan perilaku.
Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik hingga mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari dan akhirnya kerap merasa seolah-olah tidak layak lagi menjalani kehidupan.
Gejala Umum:
- Perasaan sedih
- Ledakan kemarahan
- Frustasi terhadap hal-hal kecil
- Gangguan tidur
- Kehilangan minat terhadap sesuatu yang tadinya dianggap menyenangkan
- Penurunan berat badan akibat kehilangan nafsu makan
- Kecemasan, sulit berkonsentrasi
- Merasa tidak berharga
- Masalah fisik seperti sakit kepala dan sakit punggung.
Tidak jauh berbeda dengan bipolar, depresi juga bisa diobati dengan psikoterapi, minum obat antidepresan, meningkatkan kualitas hidup seperti olahraga dan mengelola tidur.
Namun, pada perawatan depresi akan disarankan untuk melakukan berbagai pengobatan alternatif, seperti pijat, akupunktur, ataupun hipnosis.
3. Skizofrenia
Ilustrasi Skizofrenia - (Freepik)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut skizofrenia sebagai gangguan mental paling kronis dan berbahaya meskipun tidak seumum gangguan mental lain.
Ini merupakan gangguan mental kronis dan parah yang mempengaruhi cara berpikir, berperilaku, mengekspresikan emosi, memahami kehidupan, dan bersosialisasi dengan orang lain.
Mengutip laman Medicalnewstoday, gejala skizofrenia meliputi kurang fokus dan cemas. Kemudian, gejala ini berkembang menjadi sulit berbicara sehingga sukar pula dipahami oleh orang lain, ekspresi wajah dan emosional berkurang, kesulitan berkonsentrasi, hingga mengalami delusi dan halusinasi
Skizofrenia memang tidak bisa disembuhkan namun bisa diobati.
Berbeda dengan gangguan kesehatan mental lain yang umumnya menggunakan terapi sebagai perawatan, skizofrenia membutuhkan pengobatan seperti antipsikotik topikal dan oral.
Meski demikian, orang dengan skizofrenia juga umumnya diarahkan untuk melakukan psikoterapi dan terapi kejut listrik.
#SHOWRELATEBERITA
SOURCE: TEMPO.CO