SUKABUMIUPDATE.com - Yayasan Sehat Islami Holistik menyelenggarakan wisuda Diploma non formal program kesehatan tradisional bagi terapis Lembaga Kursus dan Pelatihan (LPK) Sehat Holistik di aula BK3D, Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu,17 September 2022.
“Wisuda diikuti 250 orang secara offline dan 500 orang ikut wisuda secara online. Total semuanya ada 750 orang,” ujar ketua Yayasan Sehat Islami Holistik Prof Dr HC Nursiami Rahmat Prihantoro.B.Sc.Med.M, Kes.
Rahmat menyatakan wisuda tersebut yang perdana dilaksanakan setelah beberapa kali mengalami perubahan waktu akibat pandemi dan PPKM.
“Tadinya akan dilaksanakan pada tahun 2021, namun karena belum dapat izin karena masih pandemi maka kita mundurkan pelaksanaanya. Allah izinkan, wisuda dapat terlaksana di bulan September. Tadinya mau dilakukan di bulan Maret namun masih ada PPKM kemudian saya naik Haji,” kata pria yang menjabat Dewan pakar divisi Diklat di DPP IBATTRA Indonesia.
Menurut dia, bagi yang sudah diwisuda Diploma II dapat membuka griya sehat atau panti sehat dengan syarat lolos uji kompetensi.
“Nanti kita lakukan uji kompetensi lagi layak atau tidaknya, kemudian kelayakan tempat prakteknya, ketika semuanya sudah dianggap berkompeten maka akan kami terbitkan surat rekomendasi di Dinas Kesehatan (Dinkes) masing-masing daerah,” ujar Rahmat.
Semua peserta LPK yang sudah lulus sudah bisa membuka griya sehat atau panti sehat. Dengan demikian semua sudah berkompeten.
Selain Diploma II, ada juga Diploma I. Bedanya, Diploma I tidak bisa membuka griya sehat atau panti sehat. Apabila ingin membuka griya sehat atau panti sehat maka harus Diploma II kemudian mengikuti uji kompetensi agar matang dalam keilmuannya.
Lebih lanjut Rahmat menyatakan, gelar Diploma dari LKP itu non formal kendati demikian diakui oleh negara dan statusnya setara dengan Diploma II. “Karena LKP yang berada dibawah naungan Kemendikbud itu punya kewenanganan untuk menyelenggarakan Diploma II kesehatan vokasi atau non formal,” ujar Rahmat.
Rahmat menyatakan, para peserta LKP berasal dari berbagai profesi termasuk perawat hingga dokter. Adapun materi utama yang dipelajari yaitu bekam, akupresur, pijat, herbal dan ruqyah syariyah. Di dalamnya dipelajari juga anatomi tubuh, pengenalan penyakit dasar, pengenalan diagnosa.
Hal yang membanggakan adalah Diploma II non formal LKP Sehat Holistic direspons oleh S1 Kesehatan STAB Nalanda di Klaten dan S1 UPM Malaysia.
Dia berharap untuk para terapis yang sudah diwisuda untuk tak berhenti belajar apalagi dalam ilmu kesehatan, tujuannya agar menjadi seorang profesional. “Semua orang butuh sehat dan Insya Allah kitalah yang menjadi pelayan kesehatan tersebut,” ujarnya.
Musyawarah Akbar
Rahmat menyatakan ada dua agenda kegiatan yang diselenggarakan, selain wisuda juga musyawarah akbar. Menurut dia, Musyawarah Akbar diikuti oleh para kepala cabang di Indonesia. Adapun hal yang dibahas adalah mengenai pengembangan, koordinasi dan merapat ke Kemenkes supaya menjadi mitra resmi kemudian membahas soal rencana membuat Lembaga Sertifikasi Kompetensi.
“Bukan hanya direncanakan karena kita sudah ada action karena untuk ke arah sana langkah-langkahnya sudah ada,” kata Rahmat.
50 Cabang Yayasan di Indonesia
Rahmat menuturkan yayasan Sehat Islami Holistic sudah memiliki 50 cabang yayasan di Indonesia. Lebih lanjut, Rahmat menuturkan yayasan tersebut terkoneksi dengan Perkumpulan Alumni Sehat Indonesia maka cabang tersebut organisasi provinsi Pikasih di 31 provinsi. Untuk jumlah alumni sekitar 4.000 orang.
Selain itu tak hanya di Indonesia saja, ada juga cabang di Hongkong, Singapura, Brunei, Malaysia, Kairo dan Saudi Arabia dengan kekuatan 150 trainer.
“Kalau boleh kami berpendapatan bukan hanya lokal, nasional tapi sudah internasional. Dan kami menjalani ini sudah sekitar 20 tahun cuma kalau yayasan ini berdiri dan ekspansi serta pelebaran sejak 2015,” ujarnya.
(ADVERTORIAL)