Mengenal Kembali Cacar Monyet: Gejala, Cara Penularan dan Mencegahnya

Minggu 21 Agustus 2022, 11:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kemenkes telah mengkonfirmasi adanya kasus pertama Cacar Monyet di Jakarta pada pasien 27 tahun yang sebelumnya melakukan perjalanan ke luar negeri.

hal tersebut tentu saja membuat masyarakat Indonesia harus ekstra hati-hati dan mengetahui lebih jelas mengenai penyakit yang telah diganti namanya oleh WHO menjadi Clade ini.

Melansir dari Suara.com, inilah hal-hal yang harus Anda ketahui tentang Cacar Monyet, mulai dari pengertian, gejala, cara penularan dan pencegahannya.

Baca Juga :

Kasus Cacar Monyet Pertama Telah Ditemukan di Indonesia

1. Penjelasan Cacar Monyet

photo(Ilustrasi) Wabah Cacar Monyet. - (via:independent.co.uk)</span

Cacar Monyet merupakan suatu penyakit infeksi virus, yang bersifat zoonosis dan jarang terjadi.

Beberapa kasus infeksi pada manusia (human monkeypox) yang pernah dilaporkan terjadi secara sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat, umumnya pada lokasi yang berdekatan dengan daerah hutan hujan tropis. Cacar Monyet ini tergolong ke dalam genus orthopoxvirus.

Virus lain yang juga berasal dari genus orthopoxvirus adalah virus variola yang menyebabkan penyakit cacar (Smallpox) dan telah dinyatakan tereradikasi di seluruh dunia oleh WHO pada tahun 1980.

Berdasarkan data dari WHO, Penyakit Cacar Monyet pada awalnya teridentifikasi pada tahun 1970 di Zaire dan sejak itu dilaporkan secara sporadis di 10 negara di Afrika Tengah dan Barat. Pada tahun 2017, Nigeria mengalami outbreak terbesar yang pernah dilaporkan, dengan perkiraan jumlah kasus yang terkonfirmasi sekitar 40 kasus.

Sejak Mei 2022, Monkeypox menjadi penyakit yang menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena dilaporkan dari negara non endemis. 

Sejak tanggal 13 Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus Monkeypox yang berasal dari negara non endemis, dan saat ini telah meluas secara global dengan total 75 negara. 

2. Gejala Cacar Monyet

photoAnak terkena Cacar Monyet - (via: Euronews)</span

Pada manusia, gejala cacar monyet tampak sama seperti gejala cacar air, namun akan lebih ringan. Gejala dimulai dengan badan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan juga kelelahan. 

Perbedaan utama gejala cacar air dan cacar monyet yaitu pada penderita akan cacar monyet ini menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air biasa tidak. 

Sementara, masa inkubasi cacar monyet ini biasanya berkisar dari 6 sampai 13 hari tetapi dapat pula 5 sampai 21 hari. 

Selain gejala-gejala tersebut, berikut ini beberapa gejala umum yang akan dirasakan oleh penderita cacar monyet: 

  • Sakit kepala
  • Demam dengan suhu lebih dari 38,5 derajat C
  • Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
  • Nyeri otot atau Myalgia
  • Asthenia (Daya tahan tubuh menurun)
  • Sakit punggung
  • Munculnya lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada sekujur tubuh)

Dalam waktu 1 hingga 3 hari atau kadang-kadang lebih lama setelah munculnya demam, penderita juga akan mengalami ruam, yang umumnya dimulai pada wajah kemudian menyebar ke seluruh bagian lain dari tubuh

Penyakit ini biasanya akan berlangsung selama 2 hingga 4 minggu 

Di Afrika sendiri, cacar monyet ini telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang positif terinfeksi penyakit tersebut. 

Beberapa langkah pencegahan cacar monyet di atas dapat dilakukan guna mengurangi penularan yang lebih parah. Jika Anda merasa mengalami gejala-gejala di atas, maka segera lakukan pemeriksaan agar diberi obat untuk meredakannya.

3. Cara Penularan

Penularan penyakit ini di antara manusia berlangsung melalui kontak langsung dengan lenting atau luka di kulit, cairan tubuh, droplet (percikan air liur) yang dikeluarkan saat bersin dan batuk, serta menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus monkeypox atau Clade virus.

4. Cara Mencegah

photoCacar Monyet - (via: WHO)</span

Monkeypox bisa dibilang menyerang hampir semua kalangan seperti orang dewasa muda, remaja, anak kecil serta bayi. Dari sekitar 10 persen kasus kematian yang dilaporkan sebagian besarnya adalah anak-anak.

Oleh karena itu, ada baiknya mencegah penularan penyakit ini ketimbang mengobati. Pemberian vaksin cacar (Jynneos) disebut 85 persen efektif mencegah penyakit ini.

Vaksin Jynneos merupakan hasil modifikasi dari vaksin vaccinia yang sebelumnya digunakan untuk mencegah penyakit cacar air atau smallpox. Hasil penelitian mengungkap pemberian dua dosis vaksin Jynneos cukup efektif.

Dua dosis vaksin tersebut diberikan dalam 28 hari kepada orang. Cara itu terbukti mampu menguatkan respons sistem imunitas, dibandingkan dengan hanya memberikan satu dosis vaksin cacar.

Selain vaksin, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga harus diterapkan. Salah satunya dengan mencuci tangan dengan sabun secara teratur, terutama setelah berinteraksi dengan hewan menjadi upaya pencegahan utama agar terhindar dari risiko infeksi penyakit.

Selain itu ada langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah cacar monyet, yakni:

  • Menghindari kontak dengan benda apa pun yang pernah disinggahi oleh hewan yang sakit.
  • Jangan mengonsumsi daging hewan liar yang tidak dimasak dengan baik.
  • Menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan liar lainnya yang berpotensi memaparkan virus.
  • Menghindar dari pasien yang terinfeksi virus cacar monyet.
  • Menggunakan masker dan sarung tangan saat menangani orang yang sakit.

Selain mengetahui langkah pencegahan, Anda perlu mengetahui sejumlah faktor yang meningkatkan risiko penularan penyakit ini.

  • Melakukan kontak dekat dengan monyet yang terinfeksi virus.
  • Melakukan kontak secara langsung tanpa memakai alat pelindung dengan binatang liar.
  • Mengonsumsi daging dan bagian tubuh lain binatang liar, apalagi tanpa terlebih dahulu dimasak hingga matang.
  • Melakukan penelitian terhadap virus monkeypox di laboratorium.
  • Merawat orang yang mengalami cacar monyet.

Itulah ulasan tentang Clade Virus (Cacar Monyet), semoga bermanfaat dan tetap waspada.

Baca Juga :

Kasus Cacar Monyet Pertama Telah Ditemukan di Indonesia

SOURCE: SUARA.COM

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Food & Travel31 Januari 2025, 07:00 WIB

Resep Buncis Bawang Putih, Menu Rebusan Diet Simpel Namun Tetap Gurih!

Buncis Bawang Putih cocok sebagai pendamping berbagai jenis protein, seperti ayam panggang atau ikan.
Resep Buncis Bawang Putih, Menu Rebusan Diet Simpel Namun Tetap Gurih. Foto: IG/@menu.makanan_
Science31 Januari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 31 Januari 2025, Cek Langit di Akhir Bulan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 31 Januari 2025.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan di siang hari pada 31 Januari 2025. (Sumber : pexels.com/Gabriela Palai)
Sukabumi Memilih31 Januari 2025, 02:09 WIB

Termasuk Sukabumi, Nasib 11 Sengketa Pilkada Di Jabar Diputuskan 4-5 Februari

Mahkamah Konstitusi (MK) dijadwalkan akan membacakan putusan dismissal terhadap setiap sengketa Pilkada 2024. Dari seluruh sengketa yang ada, sebelas diantaranya terjadi di Jawa Barat, pada 4-5 Februari 2025.
Hakim MK dalam sidang perdana sengketa hasil Pilbup Sukabumi 2024. (Sumber : YouTube/Mahkamah Konstitusi)
Keuangan30 Januari 2025, 22:49 WIB

Fokus 3 Program Prioritas, Pemprov Jabar Kaji Efisiensi APBD 2025 hingga Rp4 Triliun

3 Program yang menjadi prioritas Pemprov Jabar di APBD 2025 adalah pembangunan jalan, elektrifikasi dan pembangunan ruang kelas baru.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin saat memimpin rapat pembahasan tindak lanjut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBD 2025, Kamis (30/1/2025). | Foto: Humas Jabar
Sukabumi30 Januari 2025, 22:41 WIB

Izin Tak Kunjung Diurus, DPMPTSP Sukabumi Tegas Minta Proyek Tambak Udang Di Minajaya Ditunda

Kepala DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, mengatakan surat teguran tertulis sudah dilayangkan sebanyak dua kali kepada pihak perusahaan PT. Berkah Semesta Alam selaku pengembang proyek Pembesaran Crustasea Air Payau.
Lokasi proyek tambak udak di Minajaya, Desa Buniwangi, Surade, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Aplikasi30 Januari 2025, 22:33 WIB

Dinkes Kabupaten Sukabumi Sosialisasi Penggunaan e-Katalog Versi 6.0, Ini Tujuannya

Sosialisasi ini agar proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan Dinas Kesehatan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.
Kegiatan sosialisasi Dinkes Kabupaten Sukabumi terkait implementasi e-Katalog versi 6.0 (Sumber Foto: Turangga Anom)
Sukabumi30 Januari 2025, 21:30 WIB

Kades Di Lengkong Sukabumi Kembali Didemo Soal ADD, DPMD Minta Warga Tunggu Hasil Inspektorat

Aksi demontrasi warga ini merupakan kedua kalinya menuntut transparansi penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), serta PBB.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa DPMD Kabupaten Sukabumi, Hodan Firmansyah saat memberikan penjelasan kepada para demonstran | Foto : Ragil Gilang
Kecantikan30 Januari 2025, 21:00 WIB

6 Manfaat Eksfoliasi Sebelum Tidur Malam, Bantu Kulit Tampak Lebih Cerah!

Meski bagus untuk dilakukan, jangan Eksfoliasi terlalu sering, namun cukup 2-3 kali seminggu agar kulit tidak iritasi.
Ilustrasi. Eksfoliasi membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit. (Sumber : Freepik/@freepik)
DPRD Kab. Sukabumi30 Januari 2025, 20:58 WIB

Dalam Bentuk 4 Komitmen, DPRD Kawal Aspirasi Guru Honorer R3 Kabupaten Sukabumi

DPRD Kabupaten Sukabumi memahami apa aspirasi para guru honorer R3 dan siap memperjuangkan kepastian hukum bagi mereka.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali saat menunjukan hasil kesepakatan audiensi dengan perwakilan forum guru honorer R3. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi30 Januari 2025, 20:27 WIB

Penyerahan Ijazah Gratis Tuai Kekhawatiran dari Kepsek Sekolah Swasta di Sukabumi

Kebijakan Gubernur Jabar terpilih Dedi Mulyadi soal penyerahan ijazah gratis disebut bisa matikan sekolah swasta jika tidak dibarengi dengan solusi yang bijak.
Kepala SMK Jamiyyatul Aulad Palabuhanratu Sukabumi, Andriana (kiri), saat menyerahkan ijazah gratis kepada siswanya, Kamis (30/1/2025). Hal itu sesuai permintaan Dedi Mulyadi. (Sumber Foto: Istimewa)