SUKABUMIUPDATE.com - Dokter menyebut jika video Mukbang bisa berbahaya bagi kesehatan penonton maupun pembuat video tersebut, padahal video seperti itu cukup disukai banyak orang dan mudah ditemukan di media sosial seperti YouTube,
Dilansir dari Suara.com, menurut laman Mstar, mukbang sendiri berasal dari kata Korea Selatan yang berarti siaran audiovisual online di mana seseorang makan dalam jumlah besar sambil berinteraksi dengan penontonnya.
Menurut praktisi medis asal Malaysia, Kamarul Ariffin Nor Sadan, video mukbang dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang.
Tidak hanya itu, mukbang juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik, mental, dan sosial penonton.
"Di antara masalah mental yang dapat terjadi akibat kebiasaan makan adalah gangguan makan berlebih, bulimia (makan berlebihan dan memuntahkannya), pica (memakan sesuatu bukan makanan), dan sebagainya," kata Kamarul.
Ia lalu menceritakan pasien-pasiennya di klinik, "Di klinik saya, saya melihat banyak kasus maag, refluks gastroesofageal, bulimia, dan lain-lain, akibat terpengaruh mukbang yang ditonton di media sosial."
Tidak hanya penonton konten, mukbang juga akan merugikan pembuat konten jika melibatkan makanan dengan porsi yang terlalu banyak, pedas, atau sangat manis.
"Itu juga berlaku untuk makanan yang tidak sehat, makanan terlarang, cara makan yang berbahaya," sambung Kamarul.
Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional 2017 menemukan tren makanan di media sosial (37,9 persen) dan televisi (36,7 persen) mempengaruhi pola makan remaja.
Karenanya, penting untuk memastikan bahwa kandungan nutrisi dalam makanan yang dipromosikan di media sosial tidak berbahaya bagi kesehatan. Sebab, itu sangat penting untuk generasi mendatang.
"Manusia makan bukan hanya untuk hidup, tapi juga untuk menghibur dan bersosialisasi. Karena itulah konten mukbang populer di media sosial," lanjutnya.
Ia menambahkan, "Tidak salah membuat atau menonton konten mukbang, tapi biarlah dilakukan dengan batasan, agar tidak menimbulkan kerugian."
SUMBER: SUARA.COM