BRIN Prediksi Awal Puasa Ramadan 2025 Pemerintah Berbeda dengan Muhammadiyah

Rabu 26 Februari 2025, 14:22 WIB
Rukyatul Hilal awal Ramadhan 1445 H/ 2024 M di Pusat Observasi Bulan atau POB Cibeas Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi

Rukyatul Hilal awal Ramadhan 1445 H/ 2024 M di Pusat Observasi Bulan atau POB Cibeas Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut adanya potensi perbedaan jatuhnya awal puasa Ramadan 2025 antara Pemerintah dengan Muhammadiyah.

Berdasarkan metode penentuan hisab dan rukyat, BRIN memprediksi pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 2 Maret 2025. Sementara itu Muhammadiyah diketahui telah menetapkan hari pertama puasa pada 1 Maret 2025.

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN, Thomas Djamaludin mengatakan, perbedaan ini disebabkan oleh hasil analisis astronomis.

Menurut Thomas, hilal yang memenuhi kriteria penentuan awal Ramadan hanya terlihat di Aceh pada 28 Februari 2025.

Ia menjelaskan, posisi bulan saat magrib di Aceh pada tanggal tersebut berada di ketinggian 4,5 derajat dengan elongasi 6,4 derajat.

Baca Juga: Termasuk di Cibeas Sukabumi, Daftar 125 Titik Rukyatul Hilal Awal Ramadan 1446 H

Posisi tersebut sedikit melebihi kriteria kesepakatan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yang mensyaratkan ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat untuk menentukan awal bulan Hijriah.

"Dengan kondisi seperti ini di Aceh, awal Ramadan di kalender hijriyah adalah 1 Maret 2025. Tetapi karena hanya wilayah Aceh yang telah memenuhi kriteria dan mengingat cuaca mungkin mendung, ada kemungkinan gagal rukyat, jadi berpotensi 1 Ramadan jatuh pada 2 Maret 2025," ujar Thomas seperti dikutip dari laman resmi BRIN, Rabu (26/2/2025).

Kendati begitu, ia mengatakan agar semua pihak menunggu keputusan hasil Sidang Isbat yang akan digelar pemerintah pada 28 Februari 2025.

Thomas menjelaskan, penentuan awal bulan Hijriah, terutama Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah, merupakan salah satu hal yang selalu menjadi perhatian umat Islam di seluruh dunia. Ilmu astronomi dan metode rukyat menjadi dua pendekatan utama dalam penetapan hilal, yang sering kali menimbulkan perbedaan pandangan.

Menurut Thomas, astronomi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda langit, termasuk pergerakan matahari dan bulan, sedangkan ilmu falak merupakan bagian dari astronomi yang dikaitkan dengan dalil-dalil syariah untuk keperluan ibadah umat Islam.

“Dalam menentukan hilal, ilmu astronomi digunakan untuk menghitung posisi bulan, tinggi hilal, serta jarak bulan dari matahari untuk memprediksi apakah hilal dapat teramati atau tidak,” ujar Thomas.

Ia menambahkan bahwa dalam Islam, penentuan awal bulan Hijriah awalnya dilakukan melalui metode rukyat atau pengamatan hilal langsung. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya berpuasalah jika melihat hilal dan berbukalah jika melihat hilal. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, metode hisab atau perhitungan astronomi mulai digunakan untuk memperkirakan posisi hilal sebelum dilakukan pengamatan.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 1 Maret dan Idul Fitri 31 Maret 2025

Thomas menegaskan bahwa metode hisab telah berkembang sangat pesat dan memiliki tingkat akurasi tinggi. “Saat ini, perhitungan astronomi sudah sangat akurat, bahkan untuk gerhana matahari atau bulan dapat dihitung hingga hitungan detik,” jelasnya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa meskipun hisab sangat akurat, sebagian besar umat Islam masih menginginkan pembuktian dengan rukyat. Perbedaan penetapan awal bulan Hijriah sering kali bukan disebabkan oleh perbedaan metode hisab dan rukyat, melainkan karena adanya perbedaan kriteria yang digunakan oleh berbagai organisasi Islam dan pemerintah.

Di Indonesia, misalnya, kriteria yang digunakan oleh pemerintah berbeda dengan Muhammadiyah, tetapi sama dengan beberapa ormas Islam lainnya. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan dalam menentukan awal Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha.

Selain itu, faktor geografis dan kondisi cuaca juga berpengaruh dalam metode rukyat. Hilal yang sangat tipis dapat terhalang oleh cahaya senja atau cuaca mendung, sehingga sulit diamati dengan mata telanjang. “Salah satu tantangan terbesar dalam rukyat adalah kontras cahaya. Hilal sangat tipis dan sering kali kalah terang dibandingkan cahaya senja,” kata Thomas.

Untuk mengatasi kendala ini, teknologi astronomi terus dikembangkan guna meningkatkan keakuratan pengamatan hilal. Salah satu teknologi yang kini digunakan adalah teleskop dengan kamera digital dan pemroses citra image stacking, yang dapat meningkatkan kontras citra hilal dengan cara menumpuk ratusan gambar dalam satu frame.

“Teknologi ini memungkinkan hilal yang sangat redup dapat terlihat lebih jelas,” tambahnya.

Thomas juga menjelaskan perbedaan penentuan awal bulan Hijriah antara Indonesia dan Arab Saudi. Secara logika, Indonesia yang berada lebih ke timur seharusnya lebih dulu menetapkan awal bulan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi lebih dahulu menetapkan Idulfitri atau Iduladha.

“Hal ini lebih disebabkan oleh perbedaan keputusan pemerintah masing-masing negara, bukan karena perbedaan metode hisab atau rukyat,” jelasnya.

Terkait perkembangan terbaru, Thomas mengungkapkan bahwa sejak 2021, pemerintah dan ormas Islam di Indonesia telah memperbarui kriteria penentuan hilal, yakni tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Muhammadiyah yang sebelumnya menggunakan kriteria kalender Hijriah global tunggal kini kembali menggunakan metode wujudul hilal. Meskipun demikian, perbedaan penetapan awal bulan Hijriah kemungkinan tetap akan terjadi.

Sebagai lembaga riset nasional, BRIN memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu astronomi untuk mendukung penentuan hilal yang lebih akurat dan ilmiah. Melalui Pusat Riset Antariksa, BRIN memberikan dukungan untuk pemantauan hilal yang lebih berkualitas sebagai masukan bagi sidang isbat Kementerian Agama RI.

“Kami terus memberikan masukan berdasarkan riset dan inovasi astronomi untuk memastikan bahwa metode yang digunakan dalam penentuan hilal semakin akurat dan dapat diterima oleh semua pihak,” ungkap Thomas.

Awal Ramadan 1446 H Versi Muhammadiyah

Diberitakan sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada 1 Maret 2025. Keputusan ini dibuat berdasarkan hasil penetapan hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H yang dipedomani oleh majelis tarjih dan tajdid PP Muhammadiyah.

“Di wilayah Indonesia, 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu Pahing, 1 Maret 2025,” ujar Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube resmi PP Muhammadiyah pada 12 Februari 2025.

Mengutip tempo.co, adapun untuk Idul Fitri atau 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada Senin Pahing, 31 Maret 2025. Penetapan tersebut dilakukan melalui metode penghitungan serupa. Tiga tanggal penting lain yang juga telah ditetapkan PP Muhammadiyah adalah 1 Zulhijah 1446 H yang jatuh pada Rabu Kliwon, 28 Mei 2025; Hari Arafah 9 Zulhijah 1446 H jatuh pada Kamis Pon, 5 Juni 2025; dan Idul Adha 10 Zulhijah 1446 H jatuh pada Jumat Wage, 6 Juni 2025.

Sayuti mengatakan Muhammadiyah menggunakan metode hisab yang menghitung peredaran bulan untuk menentukan awal puasa Ramadan dan Idul Fitri. Adapun hisab yang digunakan Muhammadiyah adalah hisab hakiki dengan kriteria Wujudul-Hilal. Sesuai dengan Keputusan Munas Tarjih ke-23 di Padang pada 2003, Hisab memiliki fungsi dan kedudukan yang sama dengan Rukyatul hilal sebagai pedoman penetapan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah.

Metode hisab sendiri memiliki arti perhitungan. Istilah ini kerap digunakan dalam ilmu falak atau ilmu astronomi. Pada ilmu falak, hisab digunakan untuk mencari tahu posisi matahari dan bulan terhadap matahari. Sementara, dengan penggunaan metode hisab sendiri berguna untuk menentukan awal bulan kamariyah yang didasari oleh peredaran bulan mengelilingi bumi.

Lebih lanjut, metode hisab hakiki dilakukan dengan menggunakan acuan pada gerak faktual bulan di langit. Hal ini memiliki arti awal dan akhir bulan sesuai dengan kedudukan atau perjalanan bulan. Metode ini dipergunakan oleh Muhammadiyah dalam perhitungan waktu, seperti kapan waktu shalat, puasa, Idul Fitri, Idul Adha, dan lain-lain.

Berdasarkan pantauan Muhammadiyah, pada Jumat Legi 29 Sya’ban 1446 H atau 28 Februari 2025 ijtimak jelang Ramadan terjadi pada pukul 07.00 lebih 46 menit 49 detik WIB. “Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta yaitu plus 4 derajat 11 menit 8 detik sehingga hilal sudah wujud. Pada saat matahari terbenam Jumat, 28 Februari 2025 di seluruh wilayah Indonesia bulan berada di atas ufuk karena itu hilal sudah wujud,” ujar Sayuti.

Sementara itu melansir laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), pemerintah baru akan menggelar Sidang Isbat atau sidang penetapan awal Ramadan 1446 H pada 28 Februari mendatang. Sidang tersebut dijadwalkan dilaksanakan di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat dan dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat, menyatakan, berdasarkan data hisab awal Ramadan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB. Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.

"Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat. Namun, keputusan akhirnya kita tunggu berdasarkan hasil sidang isbat yang akan diumumkan Menteri Agama,” tutur dia.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Life26 Februari 2025, 19:00 WIB

Petilasan Sunan Kalijaga Cirebon dan Kisah 99 Kera yang Dikutuk Akibat Malas Sholat Jumat

Sunan Kalijaga adalah salah satu Wali Songo yang sangat dihormati di Indonesia. Beliau dikenal sebagai tokoh penyebar agama Islam yang menggunakan pendekatan budaya lokal dalam dakwahnya.
Petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon sering dikunjungi oleh para peziarah dan wisatawan religi. (Sumber : Foto Sunan Kalijaga/AvamauzaWikipedia/Instagram/@agus_goank99).
Entertainment26 Februari 2025, 18:30 WIB

Menjelang Rilis Album Baru, Lisa BLACKPINK Umumkan Light Stick Solonya

Lisa BLACKPINK mengumumkan light stick solonya melalui siaran langsung pada Selasa, 25 Februari 2025. Tentunya para penggemar menyambutnya dengan baik dan antusias.
Menjelang Rilis Album Baru, Lisa BLACKPINK Umumkan Light Stick Solonya (Sumber : Instagram/@lalalalisaa_m)
Sukabumi26 Februari 2025, 18:25 WIB

27 Februari Perbaikan Pipa! Pelanggan Perumdam TJM Palabuhanratu Diminta Tampung Air

Pekerjaan ini untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.
Kantor Perumdam TJM Cabang Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi26 Februari 2025, 18:25 WIB

DPMPTSP Sukabumi Permudah Persyaratan Izin Kepemilikan Rumah bagi Masyarakat Kurang Mampu

Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan kebijakan terkait persyaratan izin kepemilikan hunian yang layak bagi masyaakat berpenghasilan rendah.
Ali Iskandar, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi | Foto : Turangga Anom
Sukabumi26 Februari 2025, 18:18 WIB

Pelakunya Honorer, Viral Pelecehan Seksual Mahasiswi Magang di Pengadilan Negeri Sukabumi

Hal itu diketahui setelah akun @gema.nsp mengunggah sebuah video di media sosial instagramnya pada Rabu (26/2/2025) dan telah ditonton sebanyak 36,1 ribu, disukai 962 dan dikomentari oleh 158 akun.
Pengadilan Negeri Sukabumi (Sumber: su/awal)
Sukabumi26 Februari 2025, 18:15 WIB

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1446 H Wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi

Jadwal Imsakiyah 2025 adalah jadwal yang mencakup waktu-waktu penting selama bulan Ramadan 1446 H,
Jadwal Imsakiyah Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi Wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi (Sumber : Ist)
Life26 Februari 2025, 18:00 WIB

Doa yang Dapat Dibaca Umat Muslim Agar Terhindar dari Kezaliman Orang Lain

Doa-doa ini dianjurkan untuk diamalkan untuk melindungi diri dari orang-orang yang zalim.
Yuk Baca Doa Ini Agar Terhindar dari Orang Zalim, Amalkan Biar Hidup Terlindungi (Sumber : Freepik.com)
Sukabumi26 Februari 2025, 17:56 WIB

Diskominfo Gelar FPD: Bahas Transformasi Digital, Efisiensi hingga Agenda Ngobrol Bareng Wali Kota Sukabumi

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Sukabumi menggelar Forum Perangkat Daerah, pada Selasa, (25/2/2025). Acara ini dibuka oleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Bobby Maulana.
Diskominfo Kota Sukabumi gelar Forum Perangkat Daerah (FPD) tahun 2025 | Foto, : Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi26 Februari 2025, 17:45 WIB

Link Jadwal Imsakiyah Ramadan 1446 H Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Sekitarnya

Berikut Link Jadwal Imsakiyah Ramadan 1446 H untuk Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Sekitarnya.
Jadwal Imsakiyah Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Sekitarnya (Sumber : Ist)
Jawa Barat26 Februari 2025, 17:37 WIB

Dewan Jabar Haji Aka Tinjau Pekerjaan Konstruksi Jalan di Cirebon

Proyek ini berlokasi di Jalan Budur-Susukan dan Tegalgubug.
Haji Aka (tengah) saat kunker ke Kabupaten Cirebon pada Senin, 24 Februari 2025. | Foto: Instagram/@dprd.jawabarat