SUKABUMIUPDATE.com - Warga Sukabumi, pada Kamis (2/1/2025) jelang siang dapat melihat fenomena langit yang menakjubkan. Sang surya yang bersinar terik dikelilingi oleh lingkaran cincin warna-warni, atau yang dikenal dengan istilah Halo Matahari.
Fenomena ini berlangsung sejak pukul 10.00 WIB kurang lebih hingga jelang tengah hari Kru sukabumiupdate.com, sekitar pukul 10.35 WIB masih bisa mengabadikan momen langkah ini dari langit depan kantor di jalan KH. Ahmad Sanusi no 195 Kp. Kebon Manggu Kelurahan Sukakarya Kec. Warudoyong Kota Sukabumi.
Baca Juga: BPOM Rilis 69 Daftar Kosmetik Ilegal yang Banyak Dijual Online di E-Commerce
Sulit melihat fenomena ini langsung dengan mata, karena teriknya sinar matahari. Salah satu caranya, diabadikan dengan kamera, telepon seluler ataupun kamera digital.
Fenomena Unik
Prof. Dr. Sudibyakto, M.S., pengamat iklim dari Universitas Gajah Mada dalam salah satu artikel, menjelaskan fenomena halo matahari adalah fenomena yang biasa, tak ada kaitan apapun, terutama dengan isu bencana alam, seperti gempa bumi dan lainnya.
Baca Juga: BMKG: 1.321 Gempa Guncang Jabar Selama 2024, Terkuat M6,2 Dirasakan di Sukabumi
Menurut dia, Halo yang terlihat melingkar matahari merupakan hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer. Halo terbentuk karena dispersi butir-butir es atau air pada awan cirrus oleh sinar ultraviolet.
Lebih lanjut Sudibyakto mengungkapkan bahwa pada saat musim hujan, partikel uap air ada yang naik hingga tinggi sekali di atmosfer. Partikel air memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan cahaya matahari.
Baca Juga: Mengawali Tahun Baru dengan Berkah, Bulan Rajab 2025: Keutamaan, Tanggal, dan Amalan Sunnah
Karena terjadi pada siang hari saat posisi matahari sedang tegak lurus terhadap bumi, cahaya yang dibelokkan juga lebih kecil. “Itu sebabnya yang tampak di mata masyarakat yang kebetulan menyaksikannya adalah lingkaran gelap di sekeliling matahari,” jelasnya.
Ditambahkan Sudibyakto, halo matahari sebenarnya sama dengan pelangi pada pagi atau sore hari setelah hujan. Lengkungan pelangi sering terlihat di bagian bawah cakrawala karena partikel uap air yang membelokkan cahaya matahari berkumpul di bagian bawah atmosfer. Di sisi lain, pada pagi atau sore hari, matahari pun masih berada pada sudut yang rendah.
Baca Juga: Proyeksi 2025, Slamet Bahas Penguatan Sub Sektor Peternakan untuk Kedaulatan Pangan Nasional
“Pada posisi yang miring ini, kemampuan partikel air membiaskan cahaya lebih besar sehingga warna-warna yang muncul juga lebih lengkap,” sambung Sudibyakto.
Pada siang hari, lanjutnya, saat matahari pada posisi tegak lurus terhadap bumi, kemampuan pembelokan cahaya menjadi rendah sehingga warna yang terlihat sangat terbatas. Warnanya terlihat gelap karena pandangan ke arah matahari juga terhalang debu, sedangkan di pagi hari, saat udara masih bersih, yang tampak adalah warna kemerahan.