SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Stasiun Geofisika Bandung mencatat 1.321 kali gempa bumi yang mengguncang wilayah Jawa Barat atau Jabar dan sekitarnya selama 2024. Jumlah lindu itu terhitung lebih banyak jika dibandingkan dengan total gempa 2023 yaitu 1.155 kali.
Mengutip tempo.co, menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu, 1.184 gempa pada 2024 berasal dari kedalaman dangkal antara 0-60 kilometer. Adapun gempa menengah dari kedalaman antara 60-300 kilometer sebanyak 133 kali.Gempa dalam dari kedalaman lebih dari 300 kilometer terhitung langka yaitu empat kali kejadian.
"Magnitudo gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 6,5 dan magnitudo terkecil yang tercatat adalah 1,1," kata Rahayu lewat keterangan tertulis, Rabu, 1 Januari 2025.
Sepanjang 2024, sebanyak 806 gempa bumi yang mengguncang wilayah Jabar terjadi di laut dan sebagian besar tersebar di perairan Samudra Hindia selatan Pulau Jawa. Penyebabnya, kata Rahayu, akibat aktivitas sesar aktif dasar laut. "Sebagian lagi diakibatkan oleh adanya subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia," ujarnya.
Baca Juga: Dominan di Jabar, Badan Geologi Catat Gempa Merusak 2024 Terbanyak dalam 24 Tahun
Sementara 407 gempa bumi lainnya terjadi di darat dengan kedalaman dangkal sebagai aktivitas sesar lokal. BMKG juga mencatat 108 gempa bumi lainnya terjadi di darat, namun diakibatkan oleh aktivitas dalam lempeng tektonik Indo-Australia.
Dari seribuan lebih lindu selama 2024 di Jabar, BMKG mencatat gempa bumi yang dirasakan warga berjumlah 113 kali. Gempa terkuat yang dirasakan secara luas terjadi pada 27 April 2024 pukul 23.29 WIB. Titik sumber gempa atau episenter berada pada koordinat 8,39 derajat lintang selatan dan 107,11 derajat bujur timur pada kedalaman 70 kilometer.
Gempa bumi bermagnitudo 6,2 itu dirasakan di Sukabumi dan Tasikmalaya dengan skala intensitas IV MMI. Guncangan lindu dirasakan oleh orang banyak di dalam dan luar rumah, hingga bisa membuat gerabah pecah, jendela atau pintu berderik, dan dinding berbunyi.
Sementara di Bandung dan Garut, gempa 27 April tersebut berskala intensitas III-IV. Getarannya juga terasa menggoyang daerah Tangerang, Tangerang Selatan, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Purwokerto dengan skala intensitas III MMI atau gempa dirasakan di dalam rumah seakan ada truk yang melintas. Lalu di Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, Malang, berskala intensitas II MMI, yaitu hanya dirasakan oleh sebagian orang di dalam rumah dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi itu tergolong menengah. Penyebabnya akibat aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jabar atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).
Sebelumnya, sepanjang 2023, BMKG Bandung mencatat 1.155 kali gempa bumi di Jabar dan sebanyak 107 gempa di antaranya dirasakan oleh masyarakat. Menurut Rahayu, tujuh gempa merusak. Misalnya gempa pada 28 Januari 2023 dengan magnitudo 4,0 dari kedalaman 5 kilometer. Kemudian Gempa Garut pada 1 Februari 2023 dengan magnitudo 4,3 dari kedalaman 3 kilometer.
Sumber: Tempo.co