SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan munculnya tiga bibit siklon tropis di wilayah selatan Indonesia. Fenomena ini diprediksi akan memengaruhi kondisi cuaca serta gelombang laut di sejumlah wilayah Nusantara.
Berdasarkan laporan BMKG, berbagai fenomena atmosfer diperkirakan berdampak pada pola cuaca di Indonesia. Hal ini meningkatkan peluang terjadinya hujan lebat, terutama di daerah yang sedang berada dalam puncak musim penghujan.
Tiga bibit siklon tropis tersebut teridentifikasi di beberapa lokasi: Samudra Hindia barat daya Banten (915), Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (935), serta di Laut Timor sebelah barat daya Kepulauan Tanimbar (94S).
3 Bibit Siklon Tropis
Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung, dengan kecepatan angin maksimum 25 knot (46 km/jam) dan tekanan udara minimum 1002 hPa.
Prediksi Potensi Bibit Siklon Tropis 91S menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan adalah rendah.
Lalu Bibit Siklon Tropis 93S terpantau di Samudera Hindia selatan NTB, dengan kecepatan angin maksimum 25 knot (46 km/jam) dan tekanan udara minimum 1001 hPa.
Prediksi Potensi Bibit Siklon 93S menjadi siklon tropis dalam 24-48 jam ke depan adalah sedang, dan dalam 72 jam ke depan rendah.
Dan juga Bibit Siklon Tropis 94S, terpantau di Laut Timor sebelah barat daya Kep. Tanimbar dengan kecepatan angin maksimum 15 knot ( 28 km/jam) dan tekanan minimum sekitar 1005 hPa.
Prediksi Potensi Bibit Siklon 945 menjadi siklon tropis dalam 24 - 72 jam ke depan dalam kategori rendah.
Sirkulasi siklonik lainnya ditemukan di Laut Natuna Utara Kalimantan. Fenomena ini memperkuat pengangkatan massa udara yang menyebabkan pembentukan awan hujan intens. Akibatnya, curah hujan di area terdampak menjadi lebih tinggi, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.
Aktivitas atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, Kelvin, serta Low Frequency turut memperkuat dinamika cuaca di Indonesia. Fenomena ini memperpanjang durasi hujan dengan intensitas yang tinggi, terutama di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Memasuki pertengahan bulan Desember, curah hujan yang meningkat membawa risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan air, tanah longsor, dan banjir lahar dingin di sekitar gunung berapi yang aktif. BMKG meminta masyarakat untuk tetap memantau informasi cuaca terkini melalui saluran resmi agar dapat mengambil langkah antisipasi yang tepat.
Fenomena Atmosfer yang Mempengaruhi Cuaca di Indonesia
BMKG melaporkan dinamika atmosfer yang berpotensi memengaruhi cuaca Indonesia selama sepekan mendatang. Aktivitas ini diprediksi akan meningkatkan pembentukan awan hujan, khususnya di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Berikut adalah dinamika atmosfer yang perlu diperhatikan:
- Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada di fase 5 dan aktif melintasi wilayah tengah-timur Indonesia. MJO mendukung pembentukan awan hujan intensif di beberapa wilayah seperti Sumatera bagian utara, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.
- Selain itu, aktivitas gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency memperbesar peluang terbentuknya awan hujan signifikan. Dampaknya meluas ke banyak daerah, mencakup wilayah yang rentan terhadap hujan deras dan bencana hidrometeorologi.
Kombinasi fenomena atmosfer ini menciptakan kondisi yang sangat mendukung curah hujan tinggi di berbagai daerah. Oleh karena itu, masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan bencana, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, termasuk banjir dan tanah longsor. BMKG menyarankan untuk selalu mengikuti informasi terbaru melalui kanal resmi agar langkah antisipasi dapat dilakukan dengan baik.
Peringatan Dini Cuaca
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, akan terjadi selama periode 10 - 16 Desember 2024 di wilayah berikut:
Potensi Hujan Sedang - Lebat
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat • Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Bengkulu
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Lampung Banten
- DKI Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua
- Pegunungan Papua
- Papua Selatan
Potensi Hujan Lebat - Sangat Lebat
- D.I. Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Maluku
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
Potensi Angin Kencang
- Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Pesisir Barat Sumatera Barat
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- D.I. Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara
- Timur Maluku
Dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesiapsiagaan dalam mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air, terutama di wilayah rawan.
Membersihkan saluran air dan lingkungan sekitar untuk mengurangi risiko banjir juga menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana serta mempersiapkan perlengkapan darurat.
BMKG juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
“Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru,” ungkap BMKG.