Hujan Badai Masif Terjang Wilayah Jawa Belakangan Ini, Peneliti BRIN Jelaskan Sebabnya

Minggu 10 November 2024, 20:03 WIB
Hujan deras kembali melanda Kota Sukabumi, sebanyak 17 lokasi terdampak bencana banjir | Foto : BPBD Kota Sukabumi

Hujan deras kembali melanda Kota Sukabumi, sebanyak 17 lokasi terdampak bencana banjir | Foto : BPBD Kota Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN menyebut masifnya fenomena hujan badai atau hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang di wilayah Jawa akhir-akhir ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah aktivitas pembentukan vorteks (pusat tekanan rendah) di Samudera Hindia.

Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin, menjelaskan bahwa vorteks itu berperan memindahkan uap air ke daratan dan secara tidak langsung menciptakan angin kencang lewat fenomena badai squall line atau bow-echo. Hal itu sejalan dengan hasil pengamatan radar cuaca.

"Pada beberapa kejadian cuaca ekstrem berupa hujan badai merusak yang luas seperti di Cimahi, Cianjur, Bogor, Bekasi, dan Kendal, angin kencang dipicu oleh pecahnya badai squall line," kata Erma dikutip dari tempo.co, Minggu (10/11/2024).

Erma menyebut, squall line merupakan gulungan panjang awan badai yang menghasilkan barisan hujan dalam formasi garis memanjang. Squall line yang pecah akan menimbulkan angin kencang dengan atau tanpa disertai hujan deras.

Baca Juga: Butiran Es Turun di Sukaraja, Hujan Deras Angin Kencang Kembali Landa Sukabumi

Berdasarkan pengamatan radar cuaca, fenomena squall line bisa dideteksi dari hujan deras berbentuk pola memanjang dan membusur yang menunjukkan bahwa aktivitas awan konvektif terus tumbuh dan memanjang. Setelah squall line pecah, wilayah yg mengalami hujan deras akan meluas bahkan dapat membentuk dua sel badai.

"Itu seperti kasus yang terjadi di pesisir utara Jawa Tengah pada Sabtu malam lalu, 9 November," kata profesor riset bidang klimatologi ini.

Menurut Erma, pada dasarian (10 hari) kedua November, aktivitas vorteks di Samudera Hindia diprediksi akan membesar dan menguat. Faktor ini disebutnya bakal terus mempengaruhi cuaca ekstrem dan memuncak hingga Desember dasarian pertama.

Faktor selain aktivitas vorteks tersebut adalah angin baratan kuat yang bertemu dengan angin timuran di atas Jawa. Kedua faktor ini, ditambah pula dengan suhu permukaan laut yang menghangat, disebut Erma memberi hasil akhir cuaca ekstrem yang massif di atas Pulau Jawa.

Tentang faktor yang terakhir, Erma menambahkan, sama seperti yang memicu bencana banjir bandang Spanyol. Banjir bandang yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas di Valencia pada akhir Oktober lalu didahului dengan curah hujan hingga 500 mm.

"Lautnya panas betul di sana hingga menghasilkan hujan torensial yang persisten," katanya sambil menerangkan, hujan torensial adalah hujan ekstrem yang suplai uap air-nya ditransfer dari laut menuju daratan.

Menurut Erma, hal itu bisa terjadi karena Valencia berhadapan dengan laut. Begitu juga kota-kota di pesisir utara Jawa. Dia berharap pemantauan terhadap potensi cuaca ekstrem terus dilakukan, "Dan masyarakat selalu mencari tahu informasi tentang cuaca harian dari BMKG untuk keamanan dan keselamatan aktivitas sehari-hari," tandasnya.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)