SUKABUMIUPDATE.com - Sungai Cimandiri yang membentang di perairan tawar Sukabumi menyimpan banyak potensi mineral untuk material maju. Sungai Cimandiri mengalir dari kaki Gunung Gede Pangrango menuju selatan Kota Sukabumi dan berakhir di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi
Daerah Aliran Sungai atau DAS Cimandiri berada di sebelah barat pantai selatan yang terdiri dari dua Kabupaten yaitu Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.
Penelitian Agus Budi Prasetyo, Eko Sulistiyono dan Wahyu Mayangsari tahun 2016 bertajuk "Studi Pengembangan Material Maju dari Mineral Daerah Aliran Sungai Cimandiri", menyebutkan berdasarkan kondisi geologi Daerah Aliran Sungai Cimandiri memiliki sumberdaya mineral yang cukup banyak.
Baca Juga: 1,5 Bulan Menetap, Kilas Balik Rumah Bung Hatta dan Sjahrir di Kota Sukabumi
Mengalir dari timur ke barat sepanjang 100 km, ada tiga zona daerah yang teridentifikasi cadangan mineral, diantaranya Zona Gunung Walat, Zona Plate Jampang dan Zona Plate Bayah.
Fokus di Plate Jampang, cadangan mineral di zona ini meliputi besi, titanium dan emas dengan kandungan mineral Logam Tanah Jarang atau LTJ. Artinya, Sukabumi khususnya Jampang menyimpan kekayaan tersembunyi di Sungai Cimandiri.
Logam Tanah Jarang termasuk salah satu sumber daya mineral di Sungai Cimandiri yang dapat dimanfaatkan untuk teknologi material maju. Sayangnya, keberadaan Logam Tanah Jarang di Kabupaten Sukabumi belum banyak diketahui oleh umum dan kalangan lembaga riset di Indonesia.
Selain keterbatasan sarana dan prasarana riset di Indonesia juga belum ada ketertarikan untuk menggali potensi LTJ, karena deposit logam tanah arang sangat kecil pada kisaran beberapa persen saja.
"Potensi Logam Tanah Jarang di Kabupaten Sukabumi, menurut riset, mengikuti deposit bijih emas dan logam berat lain, seperti platina, air raksa, timbal dan lain-lain" tulis riset tersebut, seperti dikutip dari Publikasi Media Neliti, Selasa (15/10/2024).
Keberadaan bijih emas di Kabupaten Sukabumi sendiri, telah lama ada di wilayah Jampang Kulon, tepatnya di Kecamatan Simpenan dan Waluran. Namun pengolahan bijih emas masih dilakukan oleh para penambang tradisional.
Pengolahan bijih emas di Jampang Sukabumi itu pun telah mengalami transisi, dari pengolahan dengan cara gelundung dengan air raksa menjadi Heap Leaching yang lebih ramah lingkungan.
Investigasi awal limbah Heap Leaching dengan analisa SEM (Spectro Electron Miscroscopy) membuktikan, limbah pengolahan bijih emas di Kabupaten Sukabumi mengandung Logam Tanah Jarang berupa Terbium (Tb), Gadolinium (Gd), Lantanum (La) dan Cerium (Ce) dengan jumlah bervariasi dari sekitar 15 % sampai dibawah 1 %.
Baca Juga: Misteri Kerajaan Pajajaran dan Prabu Siliwangi di Gunung Salak Jawa Barat
Sebelumnya diberitakan, Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri terbentang seluas 201.431 hektare. Ada beberapa anak sungai dari DAS Cimandiri, diantaranya Sungai Cicatih, Sungai Cipelang, Sungai Citarik, Sungai Cibodas, dan Sungai Cidadap yang seluruhnya bermuara di Teluk Palabuhanratu, Sukabumi.
Hasil Riset turut menyebutkan, bahwa Kekayaan Tersembunyi di Sungai Cimandiri untuk material maju tidak hanya Mineral Logam Tanah Jarang (LTJ), melainkan ada batu kapur, Silika, Zeolit, Batu Besi dan Pasir Besi.
Dari riset tersebut, Redaksi sukabumiupdate.com mencatat bahwa, cadangan mineral di Sungai Cimandiri dapat menjadi potensi besar bagi kekayaan alam Sukabumi di masa depan.