Badan Geologi Sebut Sesar Baru Picu Gempa M5,1 Bandung: Patahan Kertasari

Selasa 24 September 2024, 11:42 WIB
Parameter gempa M5,1 Bandung. Peneliti Badan Geologi sebut pemicunya sesar baru yang dinamai Patahan Kertasari (Sumber: Badan Geologi)

Parameter gempa M5,1 Bandung. Peneliti Badan Geologi sebut pemicunya sesar baru yang dinamai Patahan Kertasari (Sumber: Badan Geologi)

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Geologi Kementerian ESDM memastikan pemicu gempa M5,1 (sebelumnya tercatata M5,0 kemudian di update menjadi M4,9) Bandung pada 18 September 2024 pukul 09:41:08 WIB bukan dari sesar atau patahan Garsela. Gempa darat dangkal yang merusak ribuan bangunan di Bandung dan Garut ini dipicu oleh patahan baru di luar zona garsela, Badan Geologi menamainya sesar Kertasari.

Gempa tersebut berdasarkan catatan aktivitas tektonik BMKG, adalah gempabumi dengan kekuatan terbesar diantara rentetan gempa di zona sesar Garsela, yang terjadi sejak tahun 1900-an. Pasca gempa, Badan Geologi menerjunkan tim untuk melakukan penelitian di wilayah pusat gempa, yaitu sejumlah kampung dan desa di kawasan Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung.

Para peneliti berusaha mengungkap patahan pemicu gempa, dengan mencari sejumlah ciri alami. Pertama, Jejak Rupture atau retakan, dimana hal ini biasa terjadi pasca gempa dengan kedalaman dangkal. Dimana gempa ini biasanya meninggalkan ciri, bangunan atau jalan atau tanah yang berpindah atau bergerak, dalam radius centimeter hingga meter pasca terjadi gempa. Biasanya, jejak Rupture selalu memanjang mengikuti gerakan patahan atau sesar.

Kedua mencari Sag Pond atau Kolam Air pasca gempa. Ciri alami ini terjadi akibat patahan aktif yang bergerak, biasanya membentuk kolam air dadakan berbagai ukuran. Ada bagian sesar yang bergerak turun atau naik atau bergeser mendatar yang menciptakan cekungan secara tiba-tiba dan menekan air tanah untuk merembes ke permukaan. Sag Pond ini juga biasa tercipta pasca terjadi pergeseran patahan dengan kedalaman dangkal dimana Sag Pond ini akan hilang dengan sendirinya.

Baca Juga: Debit Air Sumur Turun, Warga Surade Manfaatkan Aliran Sungai Cikarang Sukabumi

Peneliti Badan Geologi juga mencari gaya berat dari beberapa permukaan yang berbeda di wilayah Kertasari. Ini untuk mencari adanya struktur yang memiliki perbedaan pasca gempa tersebut.

Hasilnya? Badan Geologi menemukan indikasi patahan baru yang dinamakan sebagai patahan Kertasari. Sesar yang diduga memicu gempa M5.1 pada 18 September 2024 lalu. Patahan ini membentang dari Wilayah Cirawa hingga ke area Pabrik Kenhose.

Badan Geologi menemukan sejumlah Rupture dan Sag Pond yang tercipta akibat gempa tersebut dan bukan berasal dari Patahan Garsela Rakutai, karena lokasinya terletak jauh dari Patahan Garsela Rakutai

Untuk panjang dari patahan atau sesar Kertasari ini belum diinformasikan oleh Badan Geologi. Penelitian ini menambah daftar patahan aktif di Indonesia khususnya Jawa Barat yang harus diwaspadai. Badan Geologi menduga patahan Kertasari terbentuk sejak dulu sebelum adanya pemukiman di wilayah tersebut, namun baru saat ini patahan tersebut memperlihatkan eksistensinya

Baca Juga: Gempa Laut Selatan Guncang Sukabumi, Warga Tegalbuleud Kaget Kaca Jendela Bergetar

 

Kondisi kerusakan bangunan pasca-gempa bumi Bandung dan Garut. | Foto: IstimewaKondisi kerusakan bangunan pasca-gempa bumi Bandung dan Garut. | Foto: Istimewa

Gempa Merusak

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar) memperbarui catatan dampak kerusakan dan korban gempa bumi Kabupaten Bandung magnitudo 4.9 yang terjadi pada Rabu, 18 September 2024. Data sementara mencatat ada 2.022 rumah rusak yang tersebar di Kabupaten Bandung, Garut, Bandung Barat, Kota Cimahi, Purwakarta, dan Kabupaten Bogor.

Rincian kerusakan meliputi 534 rumah rusak berat, 476 rumah rusak sedang, dan 1.013 rumah rusak ringan. Selain itu ada 1.467 rumah warga yang terdampak gempa tersebut. Tercatat 5.413 KK atau setara 21.710 jiwa terdampak dan 710 orang mengungsi.

Selain itu terdapat 8 fasilitas kesehatan, 39 fasilitas pendidikan, 60 rumah ibadah, serta dua bangunan terdampak gempa bumi. Korban luka-luka tercatat 79 orang dan satu orang dilaporkan meninggal dunia.

Kabupaten Bandung mengalami dampak kerusakan terbanyak dari gempa bumi M4.9 tersebut. Tercatat di Kabupaten Bandung terdapat 532 rumah rusak berat, 475 rumah rusak sedang, 1.013 rumah rusak ringan. Di luar itu terdapat 1.263 rumah terdampak. Selain itu 8 fasilitas kesehatan, 31 tempat pendidikan, 55 tempat ibadah, serta dua bangunan terdampak gempa bumi.

Baca Juga: Fakta Kericuhan Laga Persib vs Persija: Kronologi, Sikap PSSI, dan Pernyataan Klub

Korban terdampak gempa juga tercatat paling banyak di Kabupaten Bandung. Rinciannya 5.409 KK atau setara 21.696 jiwa terdampak, 710 orang mengungsi, 78 luka-luka, dan 1 orang meninggal dunia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyatakan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa di Kabupaten Bandung dan Garut bisa dimulai dalam masa tanggap darurat.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel04 Oktober 2024, 06:00 WIB

Resep Sup Tahu Putih, Menu Simpel untuk Sarapan Anak Sekolah!

Sup Tahu Putih sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin atau sebagai makanan sehat rendah kalori.
Ilustrasi. Tahu Putih, Inspirasi Olahan Menu Simpel untuk Sarapan Anak Sekolah! (Sumber : Freepik/@azerbaijan_stockers)
Science04 Oktober 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 4 Oktober 2024, Sukabumi Potensi Diguyur Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan dan hujan ringan pada 4 Oktober 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan dan hujan ringan pada 4 Oktober 2024. (Sumber : Pixabay.com/@_Alicja_)
Keuangan04 Oktober 2024, 00:55 WIB

Utang Pemerintah Tembus Rp8.641 Triliun, Ini Jumlah Cicilan yang Harus Dibayar Setiap Tahunnya

Laporan Kinerja APBN yang dirilis Kementerian Keuangan pada akhir September 2024 mencatat bahwa utang pemerintah Indonesia telah mencapai Rp8.641 triliun
Utang pemerintah tembus Rp 8.641 triliun per September 2024| Foto : Pixabay
Nasional03 Oktober 2024, 23:19 WIB

Nasib Cawapres? Gugatan PDIP atas Pencalonan Gibran Diputuskan 10 Hari Jelang Pelantikan Presiden

Gugatan PDI Perjuangan atas pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden akan diputus Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta pada Kamis, 10 Oktober 2024 pekan depan
Didampingi Gibran Rakabuming, Prabowo Subianto sampaikan pidato perdana setelah resmi ditetapkan jadi Presiden RI terpilih. (Sumber : Youtube KPU RI)
Sukabumi03 Oktober 2024, 22:20 WIB

60 Persen Perlintasan Kereta di Sukabumi Tanpa Palang Pintu, Ini Tindakan PT KAI

Pelaksana Harian Humas Daop 1 Jakarta, Tohari menyebutkan berdasarkan data yang dimiliki KAI Daop 1 Jakarta, tercatat ada 503 perlintasan liar, 60 persen diantaranya tidak memiliki palang pintu.
Tohari, Pelaksana Harian Humas Daop 1 Jakarta saat diwawancarai pada Kamis (3/10/2024) | Foto : Asep Awaludin
Bola03 Oktober 2024, 21:19 WIB

Hasil Zhejiang FC vs Persib di ACL 2 2024/2025: Maung Bandung Tumbang 1-0

Persib Bandung tumbang satu gol tanpa balas dari tuan rumah Zhejiang FC pada laga lanjutan Grup F ACL 2 2024/2025, Kamis (3/10/2024).
Momen Winger Persib Bandung Ciro Alves mencoba melewati pemain Zhejiang FC di laga ACL 2 2024/2025, Kamis (3/10/2024) malam WIB. (Sumber Foto: PERSIB.co.id)
Sukabumi03 Oktober 2024, 21:19 WIB

KAI Hadirkan Rail Clinic di Cisaat Sukabumi, Warga Sumringah Periksa Kesehatan Gratis

Dalam rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 PT Kereta Api Indonesia mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis dengan menghadirkan Rail Clinic atau Kereta Api Klinik di stasiun Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Kamis (3/10/2024)
Pemeriksaan warga di dalam gerbong Kereta Api Rail Clinic di Stasiun Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Kamis (3/10/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi Memilih03 Oktober 2024, 19:54 WIB

Tim Paslon MAJU Serukan Pilkada Kota Sukabumi Damai, Tanpa Intimidasi dan Berita Bohong

Dalam kontestasi Pilkada Kota Sukabumi 2024 yang semakin dekat, Tim pemenangan Paslon MAJU menyebut masyarakat harus teredukasi dengan baik.
Tim pemenangan Paslon Muraz-Andri Juara (MAJU) saat konferensi pers. Kamis (3/10/2024). (Sumber : SU/Asep Awaludin)
Sukabumi Memilih03 Oktober 2024, 19:52 WIB

Ayep Zaki Janji Kembalikan Tukin ASN hingga Bangun Wisata Skala Nasional di Kota Sukabumi

Calon Wali Kota Sukabumi dari pasangan nomor 2, Ayep Zaki mengungkapkan  sejumlah rencananya dalam upaya meningkatkan kesejahterakan masyarakat Kota Sukabumi, diantaranya dari pemberian tukin ASN hingga membangun destinasi wisata
Calon Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki saat sapa warga di Kelurahan Cikundul, Kamis (3/10/2024) | Foto : Sukabumi Update
Keuangan03 Oktober 2024, 19:33 WIB

Perumdam TJM Sukabumi Targetkan Sumbang PAD Rp10 Miliar hingga 2028

Kontribusi PAD dari Perumdam TJM baru mencapai Rp 2 miliar, angka tersebut akan terus meningkat. Pada periode 2018 hingga 2028, ditargetkan kontribusi PAD bisa mencapai Rp10 miliar
Direktur Utama Perumdam TJM Kabupaten Sukabumi, M Kamaludin Zen, di Kantor Perumda, Kamis (3/10/2024) | Foto : Ibnu Sanubari