SUKABUMIUPDATE.com - Sabtu, 7 September 2024 sekira pukul 02.02.04 WIB, Sukabumi kembali diguncang oleh gempa bumi berkekuatan M=4,8.
Menurut analisis Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Gempa M4,8 Sukabumi Jawa Barat yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif dasar laut. Hal ini sejalan dengan informasi di laman ESDM Lampung bahwa "gempa bumi biasanya terjadi di jalur sesar atau patahan".
Wilayah Indonesia adalah Kawasan rawan gempabumi dan tsunami dimana ada 295 zona sumber gempa sesar aktif. Jawa Barat sendiri memiliki enam sesar aktif meliputi Sesar Cipamingkis, Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Baribis, Sesar Citarik dan Sesar Garsela.
Daryono BMKG pernah menerangkan sesar aktif telah mengakibatkan lebih dari 45 kali gempa mematikan (deadly earthquake) di Indonesia. Sementara Gempa Kuat yang dipicu Sesar Aktif belum terpetakan yakni Gempa Tojo Unauna (M6,3) 26 Juli 2021 dan Gempa Labuha (M7,2) 16 Juli 2019.
Baca Juga: Sukabumi Diguncang Gempa M4,8 Skala II MMI, Dipicu Aktivitas Sesar Aktif Dasar Laut
Mengutip berita sukabumiupdate.com sebelumnya, Wilayah Sukabumi memiliki dua sumber gempa tektonik yang berasal dari patahan lokal, yaitu Sesar Cimandiri dan Sesar Cipamingkis. Selain itu, ada juga Sesar Citarik yang membentang dengan pola membelah Jawa Barat dari selatan hingga utara. Berikut ulasannya:
Sesar Aktif di Sukabumi Hingga Palabuhanratu
1. Sesar Cimandiri
Sesar Cimandiri adalah sesar aktif di Provinsi Jawa Barat. Sesar Cimandiri membentang cukup luas mulai dari muara sungai Cimandiri, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, hingga kabupaten Subang.
Bentang Sesar Cimandiri bertemu dengan Sesar Lembang di Padalarang dan juga Sesar Baribis di Kabupaten Subang. Setiap tahun, patahan ini bergerak sekitar 4-6 mm. Sesar Cimandiri dipercaya sudah ada sejak 50 juta tahun lalu dan membentuk dua lembah besar yaitu lembah Ciletuh dan lembah Cimandiri.
2. Sesar Citarik
Citarik Fault adalah salah satu sesar Aktif yang ada di Jawa Barat. Jenis sesar aktif ini membentang dengan pola membelah Jawa Barat dari selatan hingga utara.
Patahan Citarik meliputi kawasan yang luas mulai dari teluk Palabuhanratu, antara Gunung Salak-Pangrango, Bogor, Jonggol, dan berakhir di Bekasi. Ciri Sesar Citarik berupa kelurusan di sungai Citarik dan bagian baratnya memotong Pulau Jawa.
Hingga artikel ini ditayangkan, Sesar Citarik masih berstatus aktif dan ketika mengalami pergeseran dapat berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi.
Baca Juga: Heboh Megathrust, Riset Ungkap 2 Wilayah di Palabuhanratu Ini Tidak Terdampak Tsunami
3. Sesar Cipamingkis
Sesar Cipamingkis merupakan patahan lain yang berada di kawasan Sukabumi dan Cianjur, selain Sesar Cimandiri. Sesar Cipamingkis termasuk satu diantara enam sesar aktif di Jawa Barat dan berada di sebelah timur Sesar Cimandiri.
Sesar Cipamingkis diketahui sangat aktif pada tahun 2018 silam, BMKG mencatat ada 68 kali gempa paling banyak terjadi pada bulan April ( 17 kali) dan Mei (18 kali). Kejadian gempa dengan skala periodisitas dibawah tahun 2018, juga terjadi di tahun 2014, 2015 dan 2016.
Lokasi Sesar Cipamingkis berada di wilayah Sukabumi bagian timur dan wilayah barat Cianjur. Hingga artike ini ditayangkan, diketahui aktivitas pergeseran sesar cipamingkis memicu terjadinya gempa kecil.
Sumber : berbagai sumber.