Prediksi Ahli Geosains: Waktu di Bumi akan Jadi 25 Jam Sehari karena Bulan Semakin Menjauh

Senin 19 Agustus 2024, 18:27 WIB
Ilustrasi melihat bulan. | (Sumber : Freepik.com/@ tawatchai07)

Ilustrasi melihat bulan. | (Sumber : Freepik.com/@ tawatchai07)

SUKABUMIUPDATE.com - Daily Mail melaporkan prediksi dari ahli geosains tentang kecenderungan pergerakan bulan yang semakin menjauh. Fenomena astronomi ini diprediksi akan menambah panjang waktu di bumi, menjadi 25 jam sehari semalam.

Penelitian baru ini diungkap tim ahli geosains, salah satunya Stephen Meyers, profesor di Universitas Wisconsin-Madison. Dimana hari-hari di Bumi secara perlahan bertambah panjang karena bulan yang bergerak menjauh, dampaknya, adanya perubahan gravitasi pada Bumi, memperlambat rotasi planet, yang selama ini menjadi alat ukur waktu di bumi.

Baca Juga: Daftar Ulang BPJS Kesehatan, Antrean Panjang di RSUD R Syamsudin SH Sukabumi

Namun para peneliti mencatat bahwa kondisi tersebut itu akan memakan waktu sekira 200 juta tahun. “Saat bulan menjauh, Bumi bagaikan seorang atlet seluncur yang berputar dan melambat saat merentangkan tangannya,” jelas ahli geosains Stephen Meyers profesor di Universitas Wisconsin-Madison,” melansir Daily Mail dari okezone.

Menurut Stephen, bulan berada sekira 238.000 mil dari planet bumi, membutuhkan waktu sekira 27,3 hari untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi Bumi. Penelitian ini menemukan bulan bergerak semakin jauh sekira 1,5 inci per tahun, yang berarti akan membutuhkan waktu lebih lama untuk bergerak mengelilingi planet bumi.

Baca Juga: 13 Peserta Ramaikan Kontes Aquascape di HJKS Sukabumi, Bupati Jadi Juri

Pada suatu saat, lanjut dia bulan akan mencapai jarak yang stabil dan hanya terlihat dari satu sisi planet kita. Meyers dan rekannya melakukan penelitian yang merekonstruksi sejarah mendalam hubungan Bumi dengan Bulan.

Mereka menemukan 1,4 miliar tahun yang lalu, satu hari di Bumi hanya berlangsung sekira 18 jam. Untuk memperoleh perhitungan tersebut, para peneliti menciptakan metode statistik, menghubungkan teori astronomi dengan pengamatan geologi untuk melihat kembali masa lalu geologi Bumi.

Baca Juga: Makan Bergizi Gratis Mulai 2 Januari 2025, Badan Gizi Nasional Terima Anggaran Rp 71 T

“Hari-hari di Bumi lebih pendek miliaran tahun yang lalu terutama karena Bulan lebih dekat dengan planet bumi. Hal ini menyebabkan rotasi planet kita berputar lebih cepat daripada saat ini, para peneliti menyimpulkan,” urainya.

Namun sepanjang sejarah Bumi, Bulan telah bergeser lebih jauh dalam suatu proses yang dikenal sebagai 'resesi Bulan'. “Kita mengetahui hal ini berkat para astronot misi Apollo, yang menempatkan reflektor di Bulan yang memungkinkan para ilmuwan di Bumi untuk menembakkan laser ke permukaan bulan dan mengukur seberapa cepat bulan bergerak mundur.”

Baca Juga: 6 Ribu Pengangguran di Kota Sukabumi Ditargetkan Punya Kerja Tahun Ini

Saat Bulan secara bertahap menjauh, menyebabkan rotasi Bumi melambat. Ini ada hubungannya dengan dampak Bulan pada pasang surut laut, dimana Saat Bumi berputar, gravitasi Bulan yang mengorbit planet ini menarik lautan untuk menciptakan pasang surut.

Tarik gravitasi bulan menyebabkan air laut 'menonjol' ke arahnya di sisi Bumi manapun yang paling dekat dengan Bulan. Pada saat yang sama, inersia berusaha menjaga air tetap di tempatnya. Namun, gravitasi bulan lebih kuat, itulah sebabnya air menonjol ke arah Bulan. Sementara itu, di sisi Bumi yang berlawanan, tarikan gravitasi Bulan lebih lemah karena letaknya lebih jauh.

Baca Juga: Pakar Geologi Sarankan Mitigasi Bangunan Rumah, Respons Peringatan Gempa Megathrust

Saat inersia lebih kuat daripada gravitasi Bulan, dan air mencoba untuk tetap mengalir dalam garis lurus. Hal ini menyebabkan air menonjol menjauh dari Bulan. Gaya gabungan gravitasi Bulan dan inersia menciptakan dua tonjolan pasang surut yang tetap sejajar dengan bulan saat Bumi berputar.

Bumi berputar pada porosnya jauh lebih cepat daripada orbit Bulan di atasnya. Ini berarti bahwa gesekan dari cekungan samudra yang bergerak di bawah juga menarik air bersamanya. Jadi, tonjolan bergerak sedikit di depan orbit bulan, yang mencoba menarik tonjolan ke belakang. Hal ini secara bertahap memperlambat rotasi Bumi sementara bulan memperoleh energi, menyebabkannya bergerak ke orbit yang lebih tinggi.

sumber: Daily Mail/okezone

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat22 November 2024, 10:00 WIB

7 Khasiat Belimbing untuk Kesehatan, Salah Satunya Atasi Maag

Belimbing memang menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Buah yang satu ini memiliki rasa yang segar dan kandungan nutrisi yang cukup lengkap.
Ilustrasi - Belimbing, selain enak ternyata memiliki sejumlah manfaat kesehatan. | (Sumber : Pixabay.com/sarangib)
Internasional22 November 2024, 09:57 WIB

Prabowo Perpanjang Kunjungan Luar Negeri, Setelah dari Inggris ke Uni Emirat Arab

Awalnya, Inggris menjadi negara terakhir dalam rangkaian kunjungan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang dilakukan sejak 8 November 2024.
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. (Sumber : Setneg RI)
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)