Gempa Megathrust Selat Sunda & Mentawai-Siberut Menunggu Waktu, Ini Klarifikasi BMKG

Jumat 16 Agustus 2024, 10:38 WIB
Catatan sejarah Gempa Megathrust yang merusak dan diantaranya memicu tsunami. Foto: X/@DaryonoBMKG

Catatan sejarah Gempa Megathrust yang merusak dan diantaranya memicu tsunami. Foto: X/@DaryonoBMKG

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan tentang potensi gempa bumi megathrust di wilayah Indonesia yang hanya tinggal menunggu waktu.

Adapun maksud "tinggal menunggu waktu", kata Daryono BMKG, bukan berarti segera akan terjadi dalam waktu dekat, karena kejadian Gempa Megathrust Indonesia belum dapat diprediksi.

"Kami katakan 'menunggu waktu', hal itu karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah release (tinggal segmen tersebut yang belum lepas)." kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di akun X pribadinya/@DaryonoBMKG, dikutip Jumat (16/8/2024).

Hal ini membuat masyarakat ramai memperbincangkan potensi Gempa Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, termasuk warga Sukabumi. Selain itu, berkaitan juga dengan kejadian gempa bumi berkekuatan 7,1 magnitudo (8/8/2024), berpusat di Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki, yang merupakan zona megathrust. 

"Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai sama persis dirasakan oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut" terangnya.

Meski begitu, masyarakat dihimbau agar tidak khawatir berlebihan mengingat upaya mitigasi dapat dilakukan dari sekarang. Sesuai penggunaan diksi "prediksi", maka fenomena Gempa Megathrust Indonesia dapat lebih kecil, lebih besar atau sama dengan prediksi yang ada.

Baca Juga: Selat Sunda & Mentawai-Siberut, BMKG: Gempa Megathrust Indonesia

Kepala Pusat BMKG Daryono juga mengatakan potensi gempa bumi di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sudah dibahas sejak lama, bahkan sebelum tragedi tsunami di Aceh pada 2004. Merujuk Tempo.co, ia memastikan pembahasan megathrust belakangan bukan merupakan peringatan dini ihwal bencana dalam waktu dekat.

"Peristiwa semacam ini menjadi merupakan momentum yang tepat untuk mengingatkan kita," kata Daryono melalui keterangan tertulis, Kamis, 15 Agustus 2024.

Seperti diketahui, kabar soal zona megathrust di Indonesia muncul kembali setelah peristiwa gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,1 di Miyazaki, Jepang. Lindu yang mengguncang lepas pantai Pulau Kyushu, Shikoku dan Kinki tersebut disoroti oleh para ilmuwan lantaran terkoneksi dengan Megathrust Nankai. Pemerintah Negeri Matahari Terbit bahkan menerbitkan peringatan dini soal risiko gempa besar ke depannya.

"Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian." kata Daryono di akun X pribadinya/@DaryonoBMKG, dikutip Jumat (16/8/2024).

Zona megathrust merupakan istilah untuk jalur subduksi lempeng bumi yang sangat panjang, tapi relatif dangkal. Di zona megathrust, sumber gempa berasal dari tumbukan lempeng di kedalaman dangkal, sehingga berpotensi memicu tsunami besar dan menyebabkan kerusakan dahsyat di pesisir pantai.

Baca Juga: 2 Sisi Potensi Laut Sukabumi: Gempa Megathrust Selat Sunda & Magnet Wisata Bocimi

Adapun isu soal megathrust akhirnya ramai dibahas juga Indonesia karena keberadaan zona Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut. Kedua zona Megathrust Indonesia ini tergolong sebagai seismic gap atau wilayah rentan yang tidak terguncang selama ratusan tahun.

“Seismic gap ini memang harus kita waspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," tutur Daryono.

Jeda Gempa di Zona Megathrust Indonesia

Seismic Gap Selat Sunda yang sudah berusia 267 tahun dan Mentawai-Siberut berusia 227 tahun. Foto: X/@DaryonoBMKGSeismic Gap Selat Sunda yang sudah berusia 267 tahun dan Mentawai-Siberut berusia 227 tahun. Foto: X/@DaryonoBMKG

Secara historis, tercatat gempa besar terakhir di Tunjaman Nankai terjadi pada 1946 (usia seismic gap 78 tahun), sedangkan di Selat Sunda terakhir terjadi pada 1.757 silam (usia seismic gap 267 tahun). Lindu besar di zona Mentawai-Siberut juga terakhir muncul pada 1797 (usia seismic gap 227 tahun).

“Artinya kedua seismic gap kita periodisitasnya jauh lebih lama jika dibandingkan dengan Nankai,” ucap Daryono. “Sehingga mestinya kita jauh lebih serius menyiapkan upaya-upaya mitigasinya.”.

Baca Juga: 10 Ciri Orang Childish Meski Usianya Sudah Tua, Apa Kamu Termasuk?

Daryono lantas memberikan klarifikasi kalimat “tinggal menunggu waktu” yang sempat disampaikan BMKG mengenai Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut. Tim BMKG tidak mengindikasikan bahwa gempa besar akan datang dalam waktu dekat, namun yang ingin dipaparkan hanya potensi lindu yang masih “tertidur” di kedua zona tersebut.

Hingga artikel ini ditayangkan, Daryono meneruskan, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu memprediksi waktu, lokasi, dan kekuatan gempa secara akurat.

"Informasi soal potensi gempa megathrust yang berkembang sama sekali bukan prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru.” pungkasnya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Life19 September 2024, 07:00 WIB

10 Gaya Hidup Minimalis yang Bisa Membuat Cepat Kaya, Hindari Hutang!

Gaya hidup minimalis mendorong seseorang untuk hanya membeli barang-barang yang benar-benar diperlukan dan berguna, bukan yang sekadar diinginkan.
Ilustrasi. Menyisihkan lebih banyak uang untuk investasi memungkinkan uang tumbuh dan berlipat ganda dalam jangka panjang, yang merupakan kunci untuk membangun kekayaan. (Sumber : GhasoubAlaeddin)
Food & Travel19 September 2024, 06:00 WIB

Resep Mochi Isian Kacang Khas Sukabumi, Oleh-Oleh Liburan yang Nikmat!

Mochi Sukabumi terkenal dengan isi kacang yang manis dan gurih. Intip Resep Mochi Isian Kacang Khas Sukabumi, Oleh-Oleh Liburan yang Nikmat!
Ilustrasi. Mochi telah menjadi simbol kuliner tradisional Sukabumi. Foto:Instagram/@detikviliana
Science19 September 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 19 September 2024, Sukabumi Cerah Berawan Sepanjang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan pada 19 September 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan pada 19 September 2024. (Sumber : Pixabay.com/@MabelAmber)
Inspirasi19 September 2024, 00:37 WIB

Keteladanan Rasulullah SAW, Inspirasi Bagi Generasi Muda

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diperingati oleh umat Islam setiap tahun, merupakan momen penting untuk mengenang kelahiran sosok yang membawa risalah Islam ke dunia.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad 12 Rabiul Awal 1445 H / 16 September 2024 | Foto : Pixabay
Sukabumi19 September 2024, 00:13 WIB

Dibeli Murah hingga Intimidasi, Warga Ungkit Soal Tanah Harry Cader di Tegalbuleud Sukabumi

Warga Desa Buniasih dan Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi terutama ahli waris tanah merek mengungkit proses penjualan tanah pada beberapa tahun Harry Cader
Tanah Harry Cader di Desa Buniasih Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi18 September 2024, 22:35 WIB

Pengakuan Korban Penembakan Oknum Pengacara di Sukabumi: Curhat Lalu Todongkan Senpi

Detik-detik sebelum terjadinya peristiwa penembakan pemilik warung kopi (warkop) di Jalan Sriwidari No 27, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Pelaku disebut sempat curhat butuh uang untuk berobat sang anak.
MAF (35 tahun) korban penembakan oknum pengacara saat diwawancarai di warkopnya, Rabu (18/9/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi Memilih18 September 2024, 21:34 WIB

Abah Ucok Kirim Kode Keras ke Calon Bupati, Singgung Tata Ruang Ibukota Kab. Sukabumi

Mantan Wakil Bupati Sukabumi, Ucok Haris Maulana Yusup mengungkapkan keluh kesahnya terhadap sejumlah persoalan yang ada di Kabupaten Sukabumi yang menurutnya banyak yang belum terselesaikan
Politisi senior Sukabumi, H. Ucok Haris Maulana Yusup | Foto : Istimewa
Sukabumi18 September 2024, 20:55 WIB

Empat Warga Terjangkit DBD, Puskesmas Bojonggenteng Sukabumi Lakukan Fogging

Puskesmas Bojonggenteng Sukabumi menerima laporan bahwa ada empat warga terjangkit DBD di Kampung Pamatutan.
Puskesmas Bojonggenteng Sukabumi melakukan fogging di Kampung Pamatutan usai menerima laporan adanya 4 warga yang terjangkit DBD. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi18 September 2024, 20:33 WIB

Dinas PU Sukabumi Lakukan Pemeliharaan Rutin di Ruas Jalan Cicurug-Cidahu

Dinas PU Kabupaten Sukabumi melakukan pemeliharaan rutin pada ruas jalan Cicurug-Cidahu di Desa Tangkil.
Petugas UPTD Dinas PU Kabupaten Sukabumi melakukan pemeliharaan rutin di ruas Jalan Cicurug-Cidahu. (Sumber : Istimewa)
Food & Travel18 September 2024, 20:00 WIB

Situ Bagendit, Wisata Eksotis di Garut yang Berselimut Kisah Legenda

Situ Bagendit tidak hanya menawarkan keindahan alam yang menawan, tetapi juga beragam aktivitas seru yang bisa kamu coba.
Situ Bagendit tidak hanya menawarkan keindahan alam yang menawan, tetapi juga beragam aktivitas seru yang bisa kamu coba. (Sumber : disparbud.garutkab.go.id).