SUKABUMIUPDATE.com - Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda belakangan ramai menarik perhatian warga Sukabumi. Hal ini berkaitan dengan kejadian gempa bumi yang berpusat di Pulau Kyushu, Shikoku, dan Kinki, yang merupakan zona megathrust. Gempa berkekuatan 7,1 magnitudo pada Jumat 8 Agustus 2024 itu menjadi salah satu peringatan dini akan potensi gempa besar di wilayah tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut memberikan peringatan tentang potensi gempa bumi megathrust di wilayah Indonesia yang hanya tinggal menunggu waktu.
"Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai sama persis dirasakan oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut" kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di akun X pribadinya/@DaryonoBMKG, dikutip Jumat (16/8/2024).
Baca Juga: 3 Gempa Dangkal Terjadi Beruntun Di Laut Sukabumi dan Banten
Adapun maksud "tinggal menunggu waktu", kata Daryono BMKG, bukan berarti segera akan terjadi dalam waktu dekat, karena kejadian Gempa Megathrust Indonesia belum dapat diprediksi.
"Kami katakan 'menunggu waktu', hal itu karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah release (tinggal segmen tersebut yang belum lepas)." terangnya.
Oleh karena Seismic Gap Selat Sunda sudah berusia 267 tahun dan Mentawai-Siberut sudah usia 227 tahun, Daryono mengatakan, masyarakat Indonesia harus saling mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa Megathrust ini.
"Megathrust Nankai terakhir gempa M8,4 thn 1946 (78 thn) ..ilmuwan, pejabat dan publik Jepang sudah khawatir dan begitu siaga. Kita, "seismic gap" Selat Sunda sudah usia 267 tahun dan Mentawai-Siberut sudah usia 227 tahun, sementara segmen-segmen lain sudah release, sehingga mengingatkan kewaspadaan." kata Daryono dilansir dari akun X pribadinya.
Baca Juga: Lewat Tol Bogor Ciawi Sukabumi, Cek 6 Destinasi Wisata Sekitar Bocimi Ini!
Meski begitu, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan mengingat upaya mitigasi dapat dilakukan dari sekarang. Sesuai penggunaan diksi "prediksi", maka fenomena Gempa Megathrust Indonesia dapat lebih kecil, lebih besar atau sama dengan prediksi yang ada.
"Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian." kata Daryono.
Seperti diketahui, Gempa Megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, yaitu area di mana salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah (disubduksi) di bawah lempeng lainnya. Gempa Megathrust dikenal karena kekuatannya yang sangat besar dan berpotensi menimbulkan tsunami besar.
Gempa Megathrust artinya adalah bagian dangkal suatu lajur pada zona subduksi yang memiliki sudut tukik yang landai. Gempa bumi pada lajur atau zona Megathrust disebut juga gempa bumi interplate.