SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang rawan terhadap bencana tsunami lokal karena sebagian daerah pantainya dekat dengan sumber tsunami.
Bencana sendiri tsunami dapat terjadi kurang lebih 30 menit setelah gempa bumi terjadi. Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik utama dunia yang bergerak relatif saling mendesak satu dengan lainnya.
Ketiga lempeng tersebut adalah Lempeng Indo-Australia di sebelah selatan, Lempeng Samudera Pasifik di sebelah timur, dan Lempeng Eurasia di sebelah utara (dimana sebagian besar wilayah Indonesia berada).
Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dan bertumbukan dengan Lempeng Eurasia. Sementara Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat sedangkan Lempeng Eurasia relatif diam.
Ketika lempeng-lempeng ini saling bergeser, bertumbukan, atau menjauh, maka terjadilah gempa bumi. Gesekan antara lempeng-lempeng ini menghasilkan energi yang sangat besar yang kemudian dilepaskan dalam bentuk getaran.
Apabila lempeng-lempeng tersebut bergerak bisa menjadi salah satu penyebab utama terjadinya gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi yang terjadi di bawah laut dapat memicu terjadinya tsunami.
Seperti saat ini adanya kekhawatiran terkait akan terjadinya gempa bumi dahsyat atau disebut dengan megathrust. Pasalnya, di Indonesia terdapat dua lempengan yang hingga kini belum memiliki tanda mengeluarkan gempar besar yakni Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9).
Mengutip BMKG, Gempa megathrust ini disebabkan oleh zona sumber gempa potensial, namun belum terjadi gempa besar dalam masa puluhan hingga ratusan tahun terakhir atau juga disebut dengan zona 'Seismic Gap'.
Gempa bumi dan tsunami memang peristiwa alam yang tak terhindarkan, namun kita tidak perlu hidup dalam ketakutan yang berlebihan. Mitigasi adalah kunci utama untuk menghadapi bencana ini.
Mitigasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai individu dan masyarakat. Dengan bekerja sama, kita dapat mengurangi risiko bencana dan menciptakan lingkungan yang lebih aman.
Memahami proses terjadinya gempa bumi dan tsunami sangat penting untuk melakukan mitigasi bencana. Beberapa upaya mitigasi yang dapat dilakukan antara lain:
Hal yang Perlu Dipahami
BMKG sebagai instansi pemerintah yang melakukan pengamatan,analisa dan pelayanan di bidang cuaca, iklim dan gempa bumi, telah memiliki sistem peringatan dini tsunami dengan berbagai macam teknologi pendukungnya.
Namun tetap masih diperlukan keterlibatan masyarakat dalam rangka meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkannya. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan tsunami masyarakat harus memahami tiga langkah tanggap tsunami diantaranya:
- Tanggap Gempa Bumi
- Tanggap Peringatan
- Tanggap Evakuasi
1. Tangkap Gempa Bumi
Langkah tangkap gempa bumi masyarakat harus waspada ketika terjadi gempa bumi kuat ataupun gempa bumi lemah yang guncangannya dirasakan lebih dari satu menit, karena ini dapat memicu tsunami.
Jauhi pantai dan tepi sungai serta cari informasi apa yang terjadi seperti dari seperti BPBD, BMKG, PVMBG dan instansi lainnya..
2. Tanggap Peringatan
Jika telah mendapatkan peringatan tsunami, segera lakukan evakuasi Segera lakukan evakuasi sesuai dengan rute yang telah disepakati serta tetap berada di tempat yang tinggi dan aman.
Peringatan seperti:
- Bunyi Sirine
- Kentongan
- Peralatan Lain yang telah Disepakati Ketika Evakuasi
3. Tanggap Evakuasi
Tetap berada di tempat yang tinggi dan aman, seperti bangunan evakuasi, bukit terdekat, atau pohon kelapa yang tinggi. Jangan kembali ke arah pantai sebelum keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
Jika gelombang pertama yang datang telah surut, jangan segera turun ke tempat yang rendah. Tsunami seringkali datang dalam beberapa gelombang. Gelombang kedua atau bahkan ketiga bisa lebih besar dan lebih merusak dari gelombang pertama.
Masyarakat harus menyelaraskan rencana kedaruratan keluarga dengan tetangga, lingkungan dan stakeholder terkait. Masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam pelatihan dan simulasi evakuasi tsunami bersama warga sekitar pastikan anda telah memperoleh informasi bahwa ancaman tsunami sudah berakhir dari BMKG melalui TV nasional atau radio daerah atau pengumuman di sekitar Anda.
Tetap Utamakan keselamatan Anda
- Jauhi area yang tergenang
- Area yang rusak
- Hindari air yang bergerak
- Jauh jaringan instalasi listrik dan pipa gas
Apabila Anda terluka, dapatkan perawatan di pos kesehatan terdekat. Selalu perhatikan kesehatan anda dan keluarga serta simak perkembangan informasi bencana yang akurat melalui radio atau TV atau pengumuman di sekitar Anda.
Upaya Mitigasi Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami
Meskipun ancaman tsunami sangat nyata, kita tidak perlu terlalu khawatir sampai-sampai tidak bisa menikmati keindahan pantai. Namun, kita perlu tetap waspada dan tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi tanda-tanda tsunami.
- Jika Anda merasakan gempa bumi di dekat pantai dan melihat air laut tiba-tiba surut, itu adalah tanda bahaya tsunami. Segera lari ke tempat yang lebih tinggi atau ikuti jalur evakuasi yang sudah ditentukan.
- Jika Anda sedang berada di laut dengan perahu atau kapal dan mendengar berita tentang tsunami, jangan langsung menuju ke pantai. Tetaplah di tengah laut hingga situasi dinyatakan aman.
- Jangan lengah setelah gelombang pertama surut. Tsunami seringkali datang dalam beberapa gelombang. Gelombang berikutnya bisa lebih besar dan berbahaya. Tetaplah berada di tempat tinggi.
- Jika Anda sedang mengemudi saat terjadi tsunami, hentikan kendaraan dan segera cari tempat yang tinggi dan aman.
- Segera evakuasi jika ada peringatan tsunami. Ikuti selalu informasi resmi dari pihak berwenang. Jangan percaya pada berita yang tidak jelas sumbernya.
- Keselamatan diri adalah yang utama. Tinggalkan barang-barang yang tidak penting dan pastikan semua anggota keluarga sudah ikut mengungsi. Ajak juga tetangga atau kerabat Anda untuk menyelamatkan diri bersama.