Memahami Gempa Megathrust yang Mengancam Indonesia dan Catatan Sejarahnya

Rabu 14 Agustus 2024, 10:31 WIB
(Foto Ilustrasi) BMKG menyatakan gempa besar di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut masih mengancam Indonesia. | Foto: Istimewa

(Foto Ilustrasi) BMKG menyatakan gempa besar di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut masih mengancam Indonesia. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa besar di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut masih mengancam Indonesia. Berdasarkan data BMKG, kawasan tersebut sudah ratusan tahun belum mengalami gempa besar.

“Oleh karena itu, para ilmuwan (mengatakan), tinggal menunggu waktu saja (akan terjadi gempa besar). Potensi seismic gap megathrust di Selat Sunda mencapai 8,7 magnitudo dan potensi di Mentawai-Siberut 8,9 magnitudo,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.

Mengutip tempo.co, Daryono menjelaskan bahwa megathrust adalah zona pertemuan antarlempeng tektonik bumi yang berpotensi menimbulkan gempa kuat dan tsunami. Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Tahun 2017 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen), Indonesia dikelilingi oleh 13 megathrust dengan segmen Selat Sunda yang sebagian terbentang di selatan Jawa-Bali dan zona Mentawai-Siberut di barat Sumatra.

Baca Juga: Menyingkap Laut Sukabumi: Jalur Narkoba Internasional hingga Ancaman Megathrust

Gempa megathrust merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut gempa bumi yang berasal dari zona megathrust. Kata “mega” berarti besar, sedangkan “thrust” bermakna sesar sungkup. Lokasinya berada di perbatasan pertemuan kerak benua (continental crust) dan kerak samudra (oceanic crust).

Hasil kajian para pakar gempa menunjukkan bahwa zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust. Sementara gempa bumi yang terjadi di lajur atau kawasan megathrust dikenal dengan istilah gempa bumi interplate.

Istilah zona megathrust digunakan untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Apabila terjadi gempa di zona megathrust, maka bagian lempeng benua yang terletak di atas lempeng samudra terdorong naik (thrusting). Gempa dalam skala besar di laut kemudian dapat memicu tsunami.

Riwayat Gempa Besar Megathrust di Indonesia

Secara umum, zona sumber gempa di Indonesia berdasarkan mekanisme fisiknya dibagi menjadi tiga. Salah satunya adalah zona subduksi di mana zona kejadian gempa bumi terjadi di sekitar pertemuan antarlempeng.

Jalur subduksi lempeng biasanya sangat panjang dengan kedalaman dangkal yang mencakup bidang kontak antarlempeng. Dalam perkembangannya, zona subduksi disebut sebagai patahan naik yang besar, kemudian dikenal sebagai zona megathrust.

Di Indonesia, zona megathrust sudah ada sejak jutaan tahun lalu seiring dengan terbentuknya rangkaian busur kepulauan. Zona megathrust yang berada di zona subduksi aktif, antara lain Subduksi Sunda (Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba), Subduksi Banda, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Maluku, Subduksi Utara Papua, dan Subduksi Lempeng Laut Filipina.

Di Samudra Hindia yang terletak di Jawa bagian selatan terdapat tiga segmen megathrust, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah-Jawa Barat, dan Banten-Selat Sunda. Ketiga segmen itu mempunyai magnitudo tertarget M 8,7. Namun, apabila skenario model dibuat dengan asumsi dua segmen bergerak secara simultan, maka magnitudo gempa bisa lebih besar dari M 8,7.

Berdasarkan catatan sejarah, zona megathrust selatan Jawa sudah beberapa kali mengalami gempa besar (major earthquake) dan gempa dahsyat (great earthquake) sejak 1700-an. Gempa dengan magnitudo antara 7,0 dan 7,9 terjadi pada 1903, 1921, 1937, 1981, 1994, 2006, dan 2009. Sementara gempa dengan magnitudo 8,0 atau lebih besar terjadi pada 1780, 1859, dan 1943.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa