SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan es yang akan melanda wilayah Jawa Barat dalam 2-3 hari ke depan.
Selain hujan es, masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap petir dan angin kencang yang dapat menyertai fenomena alam tersebut.
“BMKG memprediksi potensi hujan es masih akan terjadi dalam 2-3 hari ke depan. ” tulis BMKG dalam postingan akun Instagramnya.
Berikut daerah yang berpotensi terdampak hujan es diantaranya:
- Kabupaten Sukabumi
- Kabupaten Bekasi
- Kota Depok
- Kota & Kabupaten Bogor
- Kabupaten Karawang
- Kabupaten Purwakarta
- Kota & Kabupaten Bandung
- Kabupaten Cianjur
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat diimbau untuk tetap tenang karena hujan es merupakan fenomena alam yang normal, serta berteduh di tempat aman apabila hujan es turun.
“Jangan kaget, waspada karena hal itu adalah fenomena alam yang biasa dan sebaiknya juga untuk berteduh menghindar ya karena tetes tetes itu es ya mestinya akan beda dengan tetes air,” ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Dwikorita pun mengatakan ada beberapa wilayah yang akan terdampak dari fenomena hujan es ini antara lain Sukabumi, Bogor, Depok, Cimahi, Bekasi, Karawang, Purwakarta Bandung, hingga Cianjur, terutama Wilayah Jawa Barat bagian Barat.
Dengan demikian, Dwikorita menghimbau masyarakat untuk berteduh ketika terjadi fenomena hujan es melanda sebagian Jawa Barat. Karena yang dikhawatirkan adalah bongkahan es nya meskipun tidak sampai besar.
“Jadi berteduh, menghindar apa yang mudah pecah atau rusak, disingkirkan ya jangan sampai terkena ini apa batu es, meskipun kami tidak memprediksi sampai besar tuh tidak ya biasanya kayak kerikil kerikil,” lanjut Dwikorita.
Lebih lanjut, Dwikorita juga meminta kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi es dari fenomena hujan es tersebut.
“Hujan es itu adalah air hujan yang menyapu polutan polutan di udara bahkan ada zat-zat yang juga beracun ya dari polusi tersebut yang apa terjebak di dalam bongkahan tersebut jadi bahayanya adalah jangan sampai itu ditelan masuk ke dalam tubuh kita,” ujarnya.
Terkait intensitas fenomena hujan es itu, Dwikorita mengatakan peringatan dini dari fenomena ini tidak lebih dari satu jam, karena ini merupakan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
“Hujan tidak akan berlangsung berjam-jam itu tidak ya paling lama insyaallah hanya satu jam atau bahkan kurang,” ucapnya.
Fenomena hujan es ini biasanya terjadi ketika tetesan air di awan terangkat ke ketinggian yang sangat tinggi oleh arus udara yang kuat dalam badai. Pada ketinggian tersebut, suhu udara jauh di bawah titik beku, menyebabkan tetesan air berubah menjadi butiran es.
Butiran es ini kemudian jatuh ke bumi saat arus udara tidak lagi mampu menopangnya. Di Indonesia, yang umumnya memiliki iklim tropis, hujan es biasanya terjadi pada musim pancaroba atau peralihan musim, ketika kondisi cuaca menjadi tidak stabil dan memungkinkan terbentuknya badai lokal yang kuat.