SUKABUMIUPDATE.com - Temuan sumber air di luar angkasa oleh tim peneliti Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA cukup mengejutkan. Bukan genangan, kumpulan air ‘raksasa’ yang ditemukan ini disebut 140 triliun lebih besar dari volume lautan di bumi.
Melansir Unaid dari suara.com, penelitian yang dipimpin oleh Matt Bradford, ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, sudah dimulai sejak tahun 2008 silam. Mereka menemukan sumber air sangat besar dan diperkirakan berusia sekitar 12 miliar tahun.
"Butuh waktu tiga tahun dan dua tim astronom, namun para ilmuwan berhasil mengungkap reservoir air terbesar dan terjauh yang pernah terdeteksi di alam semesta," dikutip dari (9/7/2024).
Dalam penelitian ini tim Bradford mengandalkan teleskop setinggi 33 kaki di puncak Mauna Kea Hawaii untuk melakukan observasi awal, sebelum menindaklanjuti observasi dari serangkaian antena parabola di Pegunungan Inyo di California Selatan.
Tim astronom kedua, dipimpin oleh Dariusz Lis, rekan peneliti senior bidang fisika di Caltech dan wakil direktur Caltech Submillimeter Observatory. Tim ini menggunakan Plateau de Bure Interferometer di Pegunungan Alpen Prancis untuk menemukan air.
"Dan ini bukanlah genangan air kecil yang sedang kita bicarakan. Faktanya, jumlah tersebut setara dengan 140 triliun kali lipat jumlah air di lautan dunia. Jadi, bisa dibilang ukurannya cukup besar," tulis keterangannya di Unilad.
"Terletak lebih dari 12 miliar tahun cahaya jauhnya, air mengelilingi lubang hitam besar yang dikenal sebagai quasar. Quasar dianggap sebagai benda langit yang sangat besar dan memancarkan energi dalam jumlah besar," jelasnya.
Bradford mencatat lingkungan di sekitar quasar 'sangat unik' karena menghasilkan 'air dalam jumlah besar'.“Ini merupakan bukti lain bahwa air tersebar di seluruh alam semesta, bahkan pada masa paling awal,” katanya dalam siaran pers tentang penemuan tersebut pada tahun 2011 itu.
Sebelum ditemukannya massa air yang sangat besar, para astronom belum pernah menemukan uap air yang ada sejauh ini di awal alam semesta. Terdapat air di tempat lain di Bima Sakti, namun sebagian besarnya membeku dalam es.
Baca Juga: 9 Lokasi Food Court di Kota Sukabumi, Nikmati Ragam Kuliner di Satu Tempat
Dengan menemukan air di sekitar quasar, para ilmuwan dapat menentukan bahwa quasar secara efektif menyiram gas dalam sinar-X dan radiasi infra merah, dan bahwa gas tersebut 'sangat hangat dan padat menurut standar astronomi', menurut siaran pers. dari Laboratorium Propulsi Jet.
Meskipun suhu gasnya minus 63 derajat Fahrenheit (minus 53 derajat Celsius) dan kepadatannya 300 triliun kali lebih kecil dibandingkan atmosfer bumi, gas tersebut masih lima kali lebih panas dan 10 hingga 100 kali lebih padat dibandingkan galaksi seperti Bima Sakti.
Sumber: Unilad - suara.com