Yuk Ketahui, 7 Penyebab Pemanasan Global yang Perlu Diketahui

Kamis 27 Juni 2024, 11:45 WIB
Ilustrasi Penyebab Pemanasan Global yang Perlu Diketahui (Sumber : pixabay.com/@heatw11)

Ilustrasi Penyebab Pemanasan Global yang Perlu Diketahui (Sumber : pixabay.com/@heatw11)

SUKABUMIUPDATE.com - Penyebab pemanasan global, seperti akumulasi gas rumah kaca di atmosfer, menjadi perhatian utama dalam konteks perubahan iklim global.

Gas-gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O) berasal dari berbagai aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi.

Konsekuensi dari peningkatan kadar gas-gas ini mencakup perubahan iklim ekstrim, kenaikan permukaan air laut, serta ancaman serius terhadap keanekaragaman hayati global.

Tindakan bersama global sangat diperlukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi dampak buruk pemanasan global bagi ekosistem dan kehidupan manusia di Bumi.

Mengutip dari laman Kementerian Keuangan, berikut penyebab pemanasan global yang perlu diketahui.

Baca Juga: Kadar Gula Darah Terkendali, 4 Makanan Manis yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes

1. Peningkatan Gas Rumah Kaca

Peningkatan gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O) terjadi karena aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi. Proses ini menyebabkan peningkatan konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, yang memperkuat efek rumah kaca dan mengakibatkan peningkatan suhu global.

2. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah fenomena alamiah di mana gas-gas seperti CO2 dan CH4 menyerap dan memancarkan panas di atmosfer, yang mengakibatkan penahanan panas di permukaan bumi.

Namun, aktivitas manusia yang meningkatkan emisi gas rumah kaca, seperti industri dan transportasi, menyebabkan peningkatan efek ini secara berlebihan. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan iklim global dan menyebabkan perubahan cuaca ekstrem serta naiknya permukaan air laut.

3. Polusi dari Sampah Plastik yang Tidak Daur Ulang

Sampah plastik seperti botol, kantong belanja, dan styrofoam tidak terurai secara alami dan memancarkan gas metana saat terurai di lahan pembuangan sampah. Selain itu, produksi plastik juga memerlukan energi fosil dalam pembuatannya, yang menyumbang pada emisi gas rumah kaca. Permasalahan ini diperparah oleh ketidakmampuan infrastruktur global dalam mengelola dan mendaur ulang limbah plastik dengan efektif.

Baca Juga: 7 Cara Mengendalikan Gula Darah Dengan Diet Diabetes, Ini Saran Ahli Gizi!

4. Boros Penggunaan Listrik

Penggunaan listrik yang boros, terutama bergantung pada pembakaran batu bara dan gas alam, menghasilkan emisi CO2 yang signifikan. Ini terjadi baik di sektor industri maupun rumah tangga. Permintaan energi yang terus meningkat, terutama di negara-negara berkembang, menambah tekanan pada sumber daya energi fosil dan memperburuk masalah pemanasan global.

5. Polusi Udara dari Asap Industri

Industri pabrik menghasilkan asap dan partikel lainnya yang mengandung polutan seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx). Polutan ini tidak hanya mencemari udara tetapi juga berkontribusi pada pembentukan kabut asap dan hujan asam, yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Konsentrasi tinggi gas rumah kaca dari emisi industri juga berkontribusi signifikan pada pemanasan global.

6. Penebangan Hutan

Deforestasi atau penebangan hutan secara besar-besaran untuk kegiatan pertanian, pembangunan, dan kebutuhan kayu menyebabkan hilangnya habitat dan menurunkan kemampuan hutan dalam menyerap CO2 dari atmosfer. Selain itu, pembakaran hutan untuk membersihkan lahan juga menghasilkan emisi CO2 yang signifikan, mempercepat laju pemanasan global.

Baca Juga: 8 Makanan Lebaran yang Sebaiknya Tidak Dimakan Penderita Gula Darah Tinggi

7. Penggunaan Berlebihan Chlorofluorocarbon (CFC)

Penggunaan berlebihan CFC dalam sistem pendingin dan pengkondisian udara serta dalam produk-produk kimia lainnya menghasilkan klorin dan bromin, yang merusak lapisan ozon di stratosfer.

Penipisan lapisan ozon ini memungkinkan sinar ultraviolet B (UV-B) merusak tanaman dan plankton laut serta meningkatkan risiko kanker kulit dan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh manusia.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug
Musik18 Januari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ - Icha Yolanda dan Om Nirwana

Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral.
Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral. (Sumber : Screenshot YouTube/ iYon Nirwana).
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten
Sukabumi18 Januari 2025, 15:23 WIB

Lindas Material Longsor, Truk Terguling di Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Longsor ini sempat menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua.
Truk terguling di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).