SUKABUMIUPDATE.com - Warga Banten, DKI dan Jawa Barat dikejutkan dengan guncangan gempa cukup kuat M5,7 di laut Bayah, Banten, atau tepatnya di Samudera Hindia Selatan Banten, pada Minggu (25/2/2024) pukul 20.07.03 WIB. BMKG menyebut titik gempa tersebut tak jauh dari pusat gempa merusak yang terjadi 121 tahun yang lalu, tepatnya 27 Februari 1903.
Sejarah gempa laut bayah di selatan banten, berbatasan dengan perairan Sukabumi Jawa Barat ini diungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono kepada awak media, Senin (26/2/2024).
“Zona gempa M5,7 Minggu kemarin dan rentetan susulanya saat ini, berdekatan dengan pusat gempa merusak Banten dan Jawa Barat Mw7,9 pada 27 Februari 1903. Catatan sejarah gempa yang ditulis Newcomb & McCann pada tahun 1987,” jelasnya.
Gempa tersebut lanjut Daryono menimbulkan kerusakan parah di selatan banten dan jawa barat. Dia menyebut daerah yang diarsir pada gambar peta secara gempa laut bayah tahun 1903 menunjukkan wilayah yang mengalami kerusakan.
Gempa di laut bayah terbaru, Minggu (25/2/2024) pukul 20.07.03 WIB dari catatan BMKG, memiliki kekuatan M5,7. Berada di koordinat 7,63° LS ; 105,74° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 Km arah Barat Daya Bayah, Banten pada kedalaman 43 km.
Dari data BMKG, gempa tersebut memiliki sedikit 39 kali gempa susulan. Daryono melaporkan bahwa dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi tersebut merupakan jenis dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Banten.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan cerminan Gempa Megathrust,” ungkap Daryono.
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Surade dengan skala intensitas IV MMI (Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi), di daerah Palabuhanratu, Bayah, Malimping, Garut dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Baca Juga: Pedangang Diperiksa, Polisi Ungkap Jenis Jajanan Penyebab Siswa SD di Sukabumi Keracunan
Kemudian di daerah Bandung, Cilacap, Panimbang dan Cigelis dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Serang dan Lembang dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI,” tutur Daryono.