SUKABUMIUPDATE.com - Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, penting untuk kita semua untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana karena keselamatan adalah hal yang terpenting.
Dengan kesiapsiagaan yang tepat, Anda dapat meningkatkan peluang untuk bertahan hidup dan keluar dari situasi yang sulit. Dengan mempersiapkan diri menghadapi bencana, Anda dapat meningkatkan peluang untuk selamat dan bertahan hidup.
Berikut adalah hal dasar yang harus kita persiapkan jika terjadi bencana, Yuk simak ulasannya dibawah ini yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Bogor.
Baca Juga: 15 Penyebab Tanah Longsor yang Harus Diwaspadai, Salah Satunya Curah Hujan Tinggi
1. Tidak Boleh Panik
Hal pertama dan terpenting saat bencana terjadi adalah mengendalikan diri dan emosi. Ketakutan dan kecemasan merupakan hal yang umum terjadi pada saat keadaan darurat atau bencana alam. Namun yang terpenting adalah menetapkan kadarnya dalam batas wajar.
Saat kita panik menghadapi keadaan tersebut, disadari atau tidak, pikiran kita menjadi kacau dan logika kita tidak fokus pada aspek penyelamatan di saat-saat genting.
Hal ini pasti akan merugikan pengetahuan tentang kesiapsiagaan. Alih-alih menyelamatkan diri, kita malah memperburuk keadaan.
Baca Juga: 9 Ciri Orang yang Tidak Akan Mendapatkan Ketenangan Selama Hidupnya
Pada dasarnya masyarakat mempunyai naluri untuk menyelamatkan diri dari krisis. Misalnya saja ketika tangan kita terkena panas, otomatis tangan kita menjauh dari sumber panas tersebut. Namun, jika naluri tersebut tidak dibarengi dengan ketenangan dalam penanganan krisis, justru bisa berbahaya.
Bayangkan suatu hari kita menyalakan lilin karena ada arus listrik. Karena kelalaian kami, ternyata lilin tersebut membakar bahan tirai di dekatnya, kemudian api membesar, dan kepanikan pun muncul ketika melihat keadaan tersebut.
Saat panik, kita mencari cairan terdekat daripada air atau alat pemadam kebakaran. Lalu segera menemukan pompa bensin di dekat, namun karena panik tanpa diketahui, kamu menuangkan bensin untuk memadamkan api. Akibatnya, api membesar dan membahayakan seluruh keluarga.
Baca Juga: 12 Ciri Orang yang Sulit Mendapatkan Ketenangan dan Kebahagian Hingga Tua
2. Selamatkan Diri Kita Dahulu Baru Bantu Orang Lain
Saat kita sering bepergian melalui udara atau dengan pesawat terbang, salah satu pesan keselamatan adalah menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu baru membantu orang lain, termasuk anak-anak Anda.
Kedengarannya egois, namun kenyataannya adalah untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa. Bayangkan saat dalam penerbangan, tekanan udara tiba-tiba berubah drastis sehingga kadar oksigen turun drastis sehingga menyebabkan ventilator otomatis turun.
Setelah itu, kita sembarangan memprioritaskan pemberian alat bantu pernapasan kepada anak-anak kita, tidak peduli bahayanya di saat kritis ini kita tiba-tiba kehabisan oksigen dan kehilangan kekuatan untuk membantu anak-anak.
Baca Juga: 10 Cara Membahagiakan Diri Sendiri Tanpa Bergantung dengan Orang Lain
Alih-alih menyelamatkan anak-anak kita, Anda dan anak-anak malah menjadi korban dari segalanya. Namun lain ceritanya jika kita mempunyai keahlian dan pengetahuan khusus.
Ketika kita menerima pelatihan pertolongan pertama, kita memiliki kewajiban moral jika terjadi kecelakaan atau situasi yang mengancam jiwa demi alasan kesehatan untuk berusaha membantu orang yang kita temui di jalan karena kita memiliki pengetahuan untuk membantu.
Selain itu, menghimbau agar segera mencari pertolongan medis terdekat, dan bila ada tenaga medis profesional di lokasi kejadian, kita harus menyerahkan pekerjaan penyelamatan kepada mereka, karena mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan lebih dari kami.
3. Keselamatan Diri Sendiri Adalah yang Utama
Dalam keadaan darurat, kita harus mengutamakan keselamatan diri kita sendiri, dalam hal ini nyawa kita. Perhiasan, uang, dan barang berharga lainnya HARUS disingkirkan jika terjadi keadaan darurat.
Anda mungkin pernah mendengar berita tentang seseorang yang rumahnya terbakar tiba-tiba kembali ke rumah untuk menyelamatkan barang-barang berharga yang tertinggal dan meninggal dunia akibat kebakaran dan kekurangan oksigen.
Semua properti dan surat berharga masih dapat diklaim dan diganti, namun nyawa dan keselamatan pribadi Anda tidak dapat diambil alih atau diganti.
Namun bila memungkinkan dan keadaan tidak begitu mendesak, dokumen-dokumen berharga masih bisa diselamatkan. Oleh karena itu, kita harus mengumpulkan dokumen-dokumen berharga seperti akta kelahiran, akta tanah, ijazah sekolah dan barang-barang berharga lainnya dalam tas yang mudah dijangkau dan aman agar kita dapat dengan mudah menyimpan dokumen-dokumen tersebut jika terjadi bencana. tanpa harus mengorbankan keselamatan pribadi kita.
4. Harus Peka dan Perhatian Terhadap Lingkungan Sekitar dan Pastikan Menemukan Jalur Keluar Terdekat
Ekstrovert atau introvert adalah karakter dan pilihan setiap orang. Antipati dan terlalu acuh terhadap lingkungan, namun justru bisa membahayakan diri kita sendiri.
Saat kita sering berpergian dan bermalam di berbagai tempat, sangat penting bagi kita untuk memperhatikan lingkungan sekitar, terutama potensi bahaya dan pintu darurat terdekat. Itulah sebabnya pemberitahuan darurat sangat penting untuk kegiatan apa pun. Kita harus secara proaktif mencari informasi mengenai langkah-langkah keamanan selama berkegiatan.
Bayangkan jika kita tinggal di lantai 30 sebuah hotel dan tiba-tiba terjadi gempa bumi. Apa yang harus kita lakukan jika kita tidak mengetahui lokasi jalan keluar dan pintu darurat terdekat? Hal ini sangat beresiko bagi keselamatan kita dan keluarga.
5. Membekali Diri dengan Alat Kesehatan dan Perlengkapan Darurat
Menyiapkan kotak P3K dan obat-obatan di rumah serta rutin mengecek tanggal kadaluwarsanya adalah hal penting untuk keselamatan. Menyiapkan perlengkapan darurat di rumah dengan berbagai perlengkapan darurat seperti P3K, senter, KTP, air minum, makanan tahan lama, lilin, korek api, baju ganti, handuk, selimut, permen anak dan lain sebagainya.
Di masyarakat kita masih banyak hal buruk tentang persiapan dan pertolongan pertama. Apa yang harus kita lakukan jika terjadi gempa bumi misalnya? Apakah Anda langsung lari keluar ruangan atau bersembunyi di bawah meja untuk melindungi kepala?
Bagaimana jika jalan keluar terhalang oleh tiang konstruksi? Bagaimana jika kita tertimpa reruntuhan bangunan? Hal-hal tersebut harus diketahui dengan mencari berbagai sumber yang valid dan terpercaya dan yang lebih penting lagi adalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semisal pertolongan pertama ketika terkena air panas saat memasak. Banyak dari kita yang masih bingung dengan paparan air panas atau luka bakar. Banyak orang menggunakan pasta gigi untuk menghilangkan rasa terbakar akibat air panas. Namun penggunaan pasta gigi dapat memperburuk keadaan bahkan menyebabkan peradangan jika terjadi luka bakar.
Jika terkena air panas, harus didinginkan area yang terkena dengan air mengalir selama beberapa waktu. Semakin tinggi suhu dan luas permukaannya, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkannya dengan air. Kita juga perlu menghilangkan benda-benda lain yang mungkin menempel di kulit akibat lelehan panas. Seperti pakaian dan sebagainya.
Baru setelah dingin kita segera ke puskesmas terdekat untuk mencari pertolongan. Namun jika kita mempunyai alat dan pengetahuan yang lebih dalam, kita mungkin bisa mengobatinya terlebih dahulu agar luka bakar tidak semakin parah.
Semua tips di atas merupakan langkah awal dalam mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana. Yang terpenting, kita harus terus membangun kapasitas dan pengetahuan kita tentang kesiapsiagaan bencana.
Kalau bukan kita yang mempersiapkan diri dan keluarga, siapa lagi? Sudah waktunya bagi kita untuk lebih berhati-hati dan bersiap menghadapi keadaan darurat dan bencana.