SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis hasil monitoring Gempa Sumedang.
Monitoring BMKG ini terhitung dilakukan sejak 31 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024.
Hasil Monitoring Gempa Sumedang BMKG menunjukkan telah terjadi 23 kali gempa, dengan rincian:
- Gempa Pertama, M4,1 kedalaman 7 km pukul 14.35 WIB (Gempa Pembuka 1, tidak merusak)
- Gempa Kedua, M3,4 kedalaman 6 km pukul 15.38 WIB (Gempa Pembuka 2, tidak merusak)
- Gempa Ketiga, M4,8 kedalaman 5 km pukul 20.34 WIB. (Gempa Utama, merusak)
- Gempa berikutnya sebanyak 20 kali dengan kekuatan berkisar M1,4 s/d M4,5 adalah Gempa Susulan yang tidak merusak
Baca Juga: Terjatuh dari Kapal, ABK Asal Magelang Hilang di Perairan Sukabumi
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa episenter gempabumi tersebut berlokasi di darat tepatnya di Kota Sumedang dan sekitarnya.
Berdasarkan data aktivitas Gempa Sumedang, hasil monitoring BMKG menyebutkan bahwa aktivitas gempabumi yang terjadi di Sumedang secara umum tren magnitudonya semakin mengecil secara fluktuatif dengan frekuensi kejadian gempa yang semakin jarang terjadi. Bahkan, BMKG melaporkan, dalam 6 hari terakhir sejak tanggal 13 Januari 2024 aktivitas gempabumi di Sumedang nihil (tidak terjadi).
"Ini (Hasil Monitoring Gempa Sumedang) menjadi petunjuk, bahwa kondisi tektonik sumber gempa Sumedang tampak semakin stabil untuk kemudian menuju aman kembali" kata Daryono BMKG dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (19/1/2024).
Baca Juga: Terekam CCTV, Kurang dari 1 Menit Maling Gasak Motor di Lingsel Sukabumi
Wilayah Jawa Barat merupakan kawasan aktif gempabumi tektonik. Hal ini disebabkan karena wilayahnya yang berdekatan dengan zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di Samudra Hindia.
Aktivitas gempabumi di Jawa Barat banyak diakibatkan oleh aktivitas pergerakan Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia di zona subduksi dan patahan/sesar aktif di daratan.
Sumber gempa patahan/sesar aktif di Jawa Barat cukup banyak, tersebar mengelilingi Sumedang diantaranya adalah: Sesar Cimandiri, Sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Tomo, Sesar Cipeles, serta beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.
Baca Juga: 8 Ciri Orang Tua Stres Karena Mengalami Tekanan Batin
Berdasarkan catatan sejarah gempabumi merusak yang bersumber dari Katalog Gempabumi Merusak BMKG, di wilayah Jawa Barat belum pernah terjadi gempa besar dengan magnitudo hingga mencapai kekuatan M7,0 yang bersumber dari sesar aktif di daratan.
Oleh sebab itu, BMKG menghimbau kepada masyarakat khususnya di Sumedang untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh sengan informasi dan pemberitaan yang belum terverifikasi kebenarannya, seperti halnya informasi mengenai akan terjadinya gempa dengan kekuatan yang lebih besar di Sumedang dan lain-lain.
Masyarakat diharapkan untuk hanya percaya informasi mengenai gempabumi kepada Lembaga Resmi yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami, yaitu BMKG. Upaya ini dilakukan guna mencegah penyebarluasan hoaks yang dapat menimbulkan kepanikan.
Sumber: BMKG