SUKABUMIUPDATE.com - Bencana Hidrometeorologi cukup sering terjadi saat musim pancaroba seperti sekarang. Tak jarang bencana ini dapat mengakibatkan kerusakan cukup parah bahkan hingga korban jiwa.
Karena itu kita harus selalu waspada dan menjaga lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon dan lain sebagainya.
Mungkin banyak yang belum mengetahui bagaimana bencana semacam ini dapat terjadi dan apa saja contoh dari bencana hidrometeorologi? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga: 4 Fenomena Gerhana yang Akan Terjadi di 2024, Ada Matahari Total
Apa Itu Bencana Hidrometeorologi?
dilansir dari laman bmkg.co.id, hidrometeorologi merupakan suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), di air (hidrologi) dan di lautan (oseanografi).
Fenomena bencana alam ini dapat menyebabkan kerusakan parah seperti kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian, cedera hingga mengakibatkan korban jiwa.
Penyebab Bencana Hidrometeorologi
Bencana seperti ini disebabkan oleh perubahan cuaca yang terjadi. Namun menurut laman Konservasi DAS UGM, penyebab utamanya yaitu kerusakan lingkungan yang terjadi secara masif akibat penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Baca Juga: Dikelilingi Hutan, Danau di Kaki Gunung Kamojang Ini Cocok Buat Healing
Bencana banjir dan longsor sangat berkaitannya dengan curah hujan tinggi akibat kondisi cuaca ekstrem yang terjadi sebagai konsekuensi dari perubahan iklim.
Namun, curah hujan tinggi bukan satu-satunya faktor penyebab terjadinya banjir di suatu wilayah. Tapi, faktor lingkungan, seperti infrastruktur sungai atau drainase yang buruk, penggundulan hutan, dan faktor lainnya lah yang menjadi penyebab utama.
Contoh Bencana Hidrometeorologi
Ada banyak bencana alam yang bisa digolongkan sebagai bencana hidrometeorologi, berikut penjelasannya.
Baca Juga: 8 Fenomena Hujan Meteor yang Akan Terjadi Sepanjang Tahun 2024
1. Angin Kencang
Angin kencang merupakan naiknya kecepatan angin lebih dari 27 km/jam dari wilayah bertekanan udara tinggi menuju wilayah dengan tekanan udara rendah.
Jika angin kencang terjadi secara tiba-tiba dan disertai hujan dengan waktu singkat, maka disebut sebagai gusty yang berhubungan dengan terbentuknya awan cumulonimbus.
2. Puting Beliung
Angin puting beliung merupakan angin yang bertiup lebih dari 63 km/jam dengan durasi hingga beberapa menit. Puting beliung biasanya terjadi dari siang hingga sore pada musim pancaroba.
Baca Juga: Banjir Hingga Longsor di Bandung, BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi
3. Banjir
Banjir merupakan luapan air hingga menggenangi tanah yang biasanya kering akibat meluapnya air dari sungai, danau, laut atau akibat akumulasi air hujan yang sudah jenuh diatas tanah.
4. Longsor
Longsor biasanya terjadi di daerah lereng yang curam, biasanya dipicu oleh hujan deras, gempa bumi dan sebagainya.
5. Kekeringan
Kekeringan merupakan bencana alam yang terjadi akibat sangat kurangnya curah hujan di suatu wilayah. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kelembaban tanah hingga dapat merusak tanaman.
Baca Juga: Cara Membuat Klepon, Resep Anak Kos Praktis Masak Cuma 30 Menit!
6. Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan adalah terbakarnya area hutan atau lahan yang diakibatkan kekeringan, sambaran petir dan sebagainya.
Atau bisa juga karena ulah manusia seperti pembakaran lahan untuk membuka lahan baru hingga membuang puntung rokok sembarangan.
7.Kualitas Udara Buruk
Kualitas udara buruk diakibatkan polusi udara yang tinggi hasil dari asap knalpot kendaraan, asap pabrik, debu dan sebagainya.
Baca Juga: Mirip Green Canyon, Nikmati Indahnya Wisata Alam Karawang yang Eksotis
8. Hujan Ekstrem
Hujan ekstern yaitu curah hujan yang sangat tinggi melebihi curah hujan biasanya pada suatu wilayah. Curah hujan tinggi ini dipicu oleh awan cumulonimbus secara masif hingga mencapai atmosfer yang tinggi.
Itulah penjelasan mengenai Bencana Hidrometeorologi yang harus diwaspadai agar tidak menimbulkan kerugian besar.