SUKABUMIUPDATE.com - Musim hujan mulai menyambangi wilayah Indonesia, sebagian besar daerah di tanah air telah mengalami hujan.
Turunnya hujan bisa membantu sektor pertanian dan perikanan agar proses penumbuhan berjalan dengan baik.
Namun, tidak semua tetesan air hujan bersifat baik. Ada hujan yang justru memberikan dampak buruk yang disebut dengan hujan asam.
Sekilas hujan asam mirip dengan hujan pada umumnya namun ada sejumlah perbedaan di dalamnya.
Lalu bagaimana hujan asam ini terbentuk? Merangkum dari laman epa.gov, berikut penjelasannya.
Proses terbentuknya hujan asam
Hujan asam (acid rain) merupakan hujan seperti pada umumnya, namun kadar pH pada tetesan air nya rendah alias bersifat asam.
Di dalam dunia kimia, air dengan pH dibawah tujuh digolongkan bersifat asam. Asam sendiri adalah zat yang menghasilkan ion Hidrogen (H+) saat larut dengan air.
Contoh zat asam diantaranya, cuka, hidrogen klorida, asam sulfat, asam nitrat dan lainnya. Jika air memiliki pH yang rendah maka memiliki sifat mirip seperti zat asam lainnya.
Lalu bagaimana proses terbentuknya hujan asam? Hujan asam terbagi menjadi dua jenis yakni deposisi basah dan kering
1. Deposisi basah
Deposisi basah merupakan hujan asam yang memiliki proses pembentukan mirip dengan hujan pada umumnya.
Hujan bisa terjadi karena melalui tiga tahapan yakni evaporasi (penguapan air), kondensasi (pengembunan air) dan presipitasi (pelepasan tetesan air).
Yang membedakan hujan asam adalah adanya pengaruh polusi udara yang terakumulasi di atmosfer.
Polusi-polusi udara seperti asap kendaraan bermotor, limbah industri dan metana dari tumpukan sampah akan terbang dan terkumpul di atmosfer.
Selanjutnya polusi udara akan mencemari uap air yang terkumpul sehingga terciptalah tetesan hujan yang terkontaminasi polusi serta memiliki sifat asam.
Hujan asam deposisi basah ini biasa terbentuk di wilayah dengan produksi polusi udara tinggi seperti perkotaan dan kawasan industri.
Sayangnya, awan yang mengandung hujan asam ini bisa tergeser oleh angin ke berbagai wilayah seperti perhutanan dan pegunungan.
Baca Juga: Bagaimana Hujan Es Terbentuk? Begini Prosesnya
2. Deposisi kering
Berbeda dengan deposisi basah yang mana hujan asam terbentuk bersamaan dengan pembentukan hujan itu sendiri.
Deposisi kering merupakan hujan asam yang mana tetesan airnya tidak begitu bersifat asam bahkan tidak sama sekali. Hanya saja hujan berubah menjadi asam karena endapan polusi udara di permukaan Bumi.
Misalnya air menghujani suatu bangunan. Atap bangunan tersebut diketahui mengendapkan banyak polusi udara. Air hujan ini kemudian akan bercampur dengan endapan polusi udara.
Air hujan yang bercampur ini bisa mengalir ke tanah bahkan sungai dan laut. Alhasil kadar asam pada air sungai dan lautan bisa meningkat.
Sumber: epa.gov