SUKABUMIUPDATE.com - Hujan es menjadi fenomena alam yang kadang terjadi saat musim penghujan tiba. Selain itu, hujan es juga bisa terjadi pada saat peralihan musim.
Hujan es sendiri terbilang unik sebab tidak menurunkan air ataupun salju, melainkan batuan es sebesar kerikil hingga bola kasti.
Karena bentuknya berupa batuan, maka hujan es kerap memberikan dampak kerusakan terhadap bangunan dan kendaraan.
Lalu bagaimana hujan es ini bisa terbentuk? Melansir nssl.noaa.gov, berikut ini penjelasannya.
Proses terbentuknya hujan es
Hujan es adalah suatu bentuk presipitasi yang terdiri dari es padat yang terbentuk di dalam aliran badai petir. Hujan es dapat merusak rumah, motor, mobil, pesawat terbang bahkan menyebabkan luka dan kematian bagi manusia.
Hujan es terbentuk ketika tetesan air hujan atau salju yang seharusnya siap mengalami proses presipitasi turun ke permukaan bumi, terbawa aliran badai petir ke bagian atas atmosfer yang bersuhu dingin.
Karena terkena suhu yang dingin berkisar minus 40 derajat celcius, tetesan air hujan tersebut pun menjadi beku.
Baca Juga: Cuaca Jabar 16 November 2023, Waspada Potensi Hujan Disertai Petir Saat Siang
Nah tetesan air yang membeku akan saling menabrak dengan tetesan air hujan lain yang berbentuk cair atau yang sudah beku.
Bila aliran badai petir tidak lagi sanggup menahan beban batuan es, maka hujan es pun turun ke permukaan bumi.
Es yang turun ke permukaan Bumi bisa dalam keadaan jernih atau keruh, tergantung kondisi tetesan air di atmosfer dan jumlah udara yang terperangkap di dalamnya.
Kecepatan turun hujan es
Kecepatan turun hujan dipengaruhi gravitasi, kecepatan angin, berat es dan gaya gesek terhadap udara.
Bila arah angin horizontal dari atas, maka batuan es berukuran besar yang lebih cepat turun. Sedangkan bila angin berada di bawah dekat dengan permukaan, batuan es kecil lebih dulu turun.
Diperkirakan batuan es berukuran besar dengan diameter 4 inchi atau 10 sentimeter bisa turun ke permukaan bumi dengan kecepatan hingga 160 kilometer per jam.
Sumber: nssl.noaa.gov