SUKABUMIUPDATE.com - Matahari diperkirakan akan membesar hingga 1.000 kali lipat pada tahap-tahap terakhir kehidupannya dan melenyapkan bumi dalam sekejap. Sebuah bintang yang jauh, Rho Coronea Borealis, akan memperlihatkan peristiwa bencana tersebut.
Mengutip tempo.co, perhitungan matematis baru dari Rho Coronea Borealis, yang terletak di zona layak huni yang berjarak 57 tahun cahaya, mengungkapkan ia mendekati akhir siklus hidupnya dan akan bertransisi menjadi raksasa merah dalam waktu sekitar satu miliar tahun.
Keempat planet yang diketahui mengorbit akan terkena dampak atmosfer bintang itu, sebagian akan menguap dan sebagian lainnya akan terkoyak.
Para ilmuwan pertama kali berteori bahwa nasib yang sama akan menimpa matahari sekitar tahun 1940-an. Namun mereka menyimpulkan hal tersebut tidak mungkin terjadi dalam lima miliar tahun ke depan.
“Kami menunjukkan bahwa tiga planet bagian dalam (e, b, dan c) ditelan selama fase raksasa merah dan cabang raksasa asimtotik, kemungkinan besar menghancurkan planet-planet tersebut melalui penguapan atau gangguan pasang surut,” demikian bunyi penelitian yang dipublikasikan di arXiv, sebagaimana dikutip Daily Mail, 1 November 2023.
Rho Coronae Borealis adalah bintang kerdil deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi, 1,3 kali radiusnya, dan 1,7 kali luminositasnya. Namun usia Rho Coronae Borealis dua kali lebih tua dari matahari kita, yakni 4,6 miliar tahun.
Baca Juga: 9 Tips Berjemur di Waktu Pagi agar Mendapat Manfaat Maksimal dari Sinar Matahari
Satu-satunya penulis makalah baru ini adalah Stephen R. Kane, dari Departemen Ilmu Bumi dan Planet, Universitas California, Riverside, yang ingin melihat apa yang terjadi pada exoplanet yang mengorbit erat sebuah bintang setelah ia mengembang, Universe Today melaporkan.
Kane menggunakan model evolusi bintang untuk mengamati efek ketika bintang bertransisi menjadi raksasa gas. Model evolusi bintang adalah model matematika yang dapat digunakan untuk menghitung fase evolusi sebuah bintang mulai dari pembentukannya hingga menjadi sisa.
Kane menulis bahwa dia dan timnya melapisi sifat-sifat bintang yang berevolusi dengan orbit planet. Ketiga planet tersebut setidaknya seukuran Bumi, dengan dua planet terdalam lebih dekat ke bintang daripada Merkurius.
Model tersebut memperkirakan bintang tersebut akan menjadi raksasa merah pada 11,5874 Gyrs- satu Gyrs sama dengan satu miliar tahun. Dan planet e, b, dan c ditelan oleh bintang tersebut pada usia bintang 11,5630, 11,5785, dan 11,5846 Gyrs. “Pada titik mana bintang meliputi semua planet kecuali planet terluar, d,” demikian bunyi penelitian tersebut.
“Pada 11,7088 Gyrs, bintang tersebut menelan planet d lagi. Meskipun semua planet akan memasuki atmosfer bintang Rho CrB, prognosis masing-masing planet sangat bervariasi," jelas Kane.
Ilmuwan yakin Planet e bersifat terestrial dan akan menguap seketika. Planet b lebih besar dari Jupiter dan akan lepas kendali saat matahari mengembang sehingga menimbulkan efek riak ke Planet c. Dan Planet d kemudian akan ditelan, tetapi Kane mencatat dalam penelitiannya bahwa dunia bisa saja didorong ke orbit lain.
“Evolusi bintang melalui perkembangannya di deret utama, ekspansi menjadi bintang raksasa, dan kemudian kontraksi terakhir menjadi kerdil putih, mempunyai konsekuensi besar bagi planet yang mengorbit,” tulis Kane.
“Mengingat massa dan sumbu semimayor dari empat planet yang diketahui, kami memperkirakan bahwa planet e akan menguap di dalam atmosfer bintang, planet b akan berada dalam spiral dan mengalami gangguan pasang surut, yang berpotensi semakin menggembungkan bintang, dan planet c akan menguap di dalam atmosfer bintang itu.”
Sumber: Tempo.co