SUKABUMIUPDATE.com - Tak hanya Sukabumi, selama sepekan ke belakang, sebagian wilayah Indonesia mengalami fenomena suhu panas yang cukup terik pada siang hari.
Soal cuaca panas terik ini, data hasil pengamatan BMKG menyebutkan suhu maksimum terukur selama periode 22 - 29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia menunjukkan angka yang cukup tinggi. Angka tersebut berada di kisaran suhu antara 35 - 38.0 °C pada siang hari.
Bahkan, suhu maksimum tertinggi selama periode 22 - 29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia ada yang mencapai 38.0 °C. Data terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang - Jawa Tengah pada tanggal 25 dan 29 September 2023, serta di Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka - Jawa Barat pada tanggal 28 September 2023.
Sementara untuk wilayah Jabodetabek, suhu maksimum terukur berada pada kisaran 35.0 - 37.5 °C. Adapun suhu maksimum hingga 37.5 °C terukur di wilayah Tangerang Selatan per tanggal 29 September 2023.
Baca Juga: Perundungan Siswa SD di Sukabumi, Ini 10 Ciri Anak Korban Bullying!
Secara umum, fenomena suhu panas terik di sebagian wilayah Indonesia dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer. Dalam siaran persnya, BMKG menjelaskan penyebab mengapa cuaca panas terik belakangan ini.
Penyebab Cuaca Panas Terik di Sebagian Wilayah Indonesia
Pertama, BMKG menyebutkan, saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah. Ditambah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim, terutama pada siang hari.
Kondisi tersebut menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer. Alhasil, suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik.
Tak hanya itu, sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator juga masih mengalami musim kemarau. Sementara sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November, sehingga kondisi cuaca cerah hingga panas terik masih cukup mendominasi pada siang hari.
Baca Juga: 6 Jenis Batik Jawa Barat, Ada Lokatmala Masagi Dari Sukabumi!
Kedua, penyebab cuaca terik belakangan ini ditinjau dari posisi matahari.
Di akhir September, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Artinya, sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lain.
Pemanasan sinar matahari juga cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan cuaca terasa panas terik pada siang hari.
Namun BMKG menilai, fenomena astronomis penyebab cuaca panas terik tentu tidak berdiri sendiri. Peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi juga disebabkan oleh faktor lain.
Baca Juga: Ajakan Bersih-bersih Pantai Loji Sukabumi Viral, Apa Itu Coastal Clean Up?
Faktor penyebab cuaca panas tersebut diantaranya kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara yang memiliki dampak lebih besar. Kemudian berdampak pula terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah, seperti yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Kondisi fenomena suhu panas terik di Indonesia, BMKG memprediksikan masih akan berlangsung dalam periode oktober. Mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.
Oleh karena prediksi cuaca panas terik di bulan Oktober, BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh.
Terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, agar tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk kesehatan lainnya.
Sumber: BMKG