SUKABUMIUPDATE.com - Peresmian Bursa Karbon Indonesia di Gedung BEI di Jakarta, Selasa, 26 September 2023 dilakukan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Presiden Presiden Jokowi, menyampaikan Bursa Karbon Indonesia adalah bentuk kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang bersama dunia melawan krisis akibat perubahan iklim. Sejalan dengan Presiden, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan pendirian Bursa Karbon Indonesia menjadi salah satu upaya mendukung upaya Pemerintah mengejar target untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai ratifikasi Paris Agreement.
Lantas, apa itu Bursa Karbon? Bagaimana Dampaknya terhadap lingkungan? Simak penjelasannya sebagaimana merangkum dari Tempo.co!
Pengertian Bursa Karbon
Bursa karbon adalah sistem perdagangan karbon (carbon trading) yang mencakup jual beli kredit karbon (carbon credit).
Baca Juga: Bursa Karbon Indonesia Diresmikan, Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 2060
Bursa karbon dirancang untuk mengatur perdagangan izin emisi karbon serta mencatat kepemilikan unit karbon sesuai mekanisme pasar. Singkatnya, bursa karbon merupakan sistem perdagangan di mana izin emisi karbon diperjual belikan dengan tujuan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Satu kredit karbon yang dapat diperdagangkan setara dengan penurunan emisi satu ton karbon dioksida. Ketika sebuah kredit karbon digunakan untuk mengurangi, menyimpan, atau menghindari emisi, itu menjadi pengganti dan tidak lagi dapat diperdagangkan.
Dalam sejarahnya, bursa karbon merupakan hasil komitmen dunia dalam mengatasi masalah pemanasan global yang berawal pada tahun 1972 di Stockholm, ketika PBB menyelenggarakan Konferensi tentang Lingkungan Hidup Manusia.
Konferensi terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada tanggal 12 Desember 2015 di Paris. Sebanyak 195 perwakilan dari berbagai negara sepakat untuk menjalani sebuah perjanjian iklim global yang terkenal dengan nama Perjanjian Paris atau dikenal dengan nama Paris Agreement.
Dalam perjanjian ini, sejumlah negara berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memastikan bahwa suhu global tidak naik melebihi 2C (3.6F), dengan upaya untuk menjaga kenaikan suhu global tetap di bawah 1.5C (2.7F). Perjanjian Paris mulai berlaku secara resmi pada tanggal 4 November 2016.
Dampak Bursa Karbon
Bursa Karbon tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tapi juga bermanfaat bagi negara yang menerapkan bursa karbon. Berikut adalah sejumlah dampak positif bursa karbon yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.
1. Pengurangan Emisi Karbon
Salah satu dampak utama bursa karbon adalah pengurangan emisi gas rumah kaca. Dengan begitu, upaya mitigasi beberapa pembangkit listrik hingga pemenuhan batas emisi gas rumah kaca bisa dijalankan.
2. Efisiensi Energi
Dampak bursa karbon selanjutnya adalah efisiensi energi karena dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Bursa karbon diharapkan mendorong pengembangan energi terbarukan (EBT) dan berujung pada transisi energi yang lebih baik.
Baca Juga: 9 Cara Mendidik Anak Laki-laki Agar Penurut Pada Orang Tua
3. Menjaga Kenaikan Temperatur
Bursa karbon membantu negara-negara dan perusahaan memenuhi komitmen mereka dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai dengan perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris. Ini membantu menjaga suhu global tetap stabil dan mengurangi dampak perubahan iklim.
4. Mendorong Potensi Pasar Karbon Dalam Negeri
Bursa karbon berdampak positif untuk mengembangkan potensi pasar karbon dalam negeri. Hal ini bisa menjadi potensi untuk meningkatkan Indonesia dalam pergaulan internasional.
5. Terciptanya Peluang Ekonomi Baru
Seiring dengan pertumbuhan sektor energi terbarukan dan proyek lingkungan lainnya, bursa karbon dapat menciptakan peluang ekonomi baru. Bursa karbon bisa berdampak pada terbukanya lapangan kerja baru dalam industri yang berfokus pada pengurangan emisi.
Contoh Bursa Karbon
Berikut beberapa contoh bursa karbon yang terkenal di dunia, diantaranya yaitu:
1. Bursa Karbon Uni Eropa (EU ETS)
Ini adalah salah satu bursa karbon terbesar di dunia. Uni Eropa mengoperasikan sistem perdagangan emisi yang mencakup sejumlah besar negara anggotanya.
2. Bursa Karbon Amerika Serikat
Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat juga telah menerapkan sistem bursa karbon atau perdagangan karbon, salah satunya California.
California memiliki pasar emisi yang dikenal sebagai California Cap-and-Trade Program, yang berfokus pada mengurangi emisi di sektor energi, transportasi, dan industri.
3. Bursa Karbon China
Tiongkok meluncurkan bursa karbon nasional pada tahun 2021, yang merupakan yang terbesar di dunia. Ini mencakup sebagian besar emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil di Tiongkok.
4. Bursa Karbon Korea Selatan
Korea Selatan memiliki sistem perdagangan emisi yang dikenal sebagai KETS (Korea Emission Trading System) pada 2015. Bursa karbon itu dibentuk untuk mengurangi emisi karbon dari sektor industri.
5. Bursa Karbon Kanada
Kananda juga memiliki beberapa skema perdagangan karbon. Bahkan beberapa provinsi di kanada memiliki bursa karbon sendiri.
Baca Juga: 14 Ciri Wanita Memiliki Kepribadian Baik, Karakter yang Bikin Orang Tertarik!
Salah satunya adalah British Columbia Carbon Tax, yang memberlakukan pajak karbon pada bahan bakar fosil untuk mendorong pengurangan emisi. Quebec dan Ontario juga memiliki sistem perdagangan karbon sendiri.
Seperti diketahui, peluncuran Bursa Karbon menjadi komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca atau net zero emission pada 2060. Tujuan lain Peresmian Bursa Karbon adalah untuk mendorong transisi energi serta mengendalikan perubahan iklim.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, potensi bursa karbon dalam negeri ditaksir mencapai USD 1-15 miliar per tahun.
SUMBER: TEMPO.CO | RIZKI DEWI AYU