SUKABUMIUPDATE.com - Bulan September 2023 akan diwarnai banyak fenomena langit yang bisa diamati baik dengan mata telanjang maupun dengan bantuan alat seperti teleskop.
Fenomena-fenomena astronomi yang akan mewarnai langit bulan ini antara lain seperti hujan meteor, Bulan dalam posisi perigee hingga penampakan komet Nishimura.
Berikut deretan fenomena astronomi yang akan terjadi di bulan September dilansir dari laman Langit Selatan.
1. Hujan Meteor Epsilon Perseid
Hujan meteor Epsilon Perseid terjadi mulai tanggal 5 – 21 September. Hujan meteor ini diketahui berasal dari debu komet Swift-Tuttle dan akan mengalami puncaknya pada tanggal 9 September.
Baca Juga: Apa Itu Aphelion, Fenomena Astronomi yang Terjadi Setahun Sekali
Hujan meteor Epsilon Perseid ini tampak datang dari rasi Perseus dan saat puncak hujan terjadi akan menghasilkan 5 meteor setiap jam yang bergerak dengan kecepatan 64 km/jam.
Hujan meteor epsilon Perseid bisa diamati mulai pukul 23:00 sampai jelang fajar menyingsing.
2. Komet C/2023 P1 (Nishimura)
Bulan September akan terjadi fenomena langka yakni penampakan Komet C/2023 P1 (Nishimura).
Pada tanggal 12 Agustus 2023, astronom amatir Hideo Nishimura menemukan komet C/2023 P1 (Nishimura).
Benda langit tersebut akan mencapai perihelion pada tanggal 18 September 2023. Saat perihelion atau jarak terdekat dengan Matahari, komet C/2023 P1 (Nishimura) akan berada 34 juta km dari Matahari. Dan dalam perjalanannya, komet ini juga akan berpapasan dekat dengan Bumi pada tanggal 13 September dengan jarak 128 juta km.
Baca Juga: Doa Melihat Langit, Baca Ketika Puncak Hujan Meteor Piscis Austrinid
Kecerlangan maksimum komet ini diperkirakan pada tanggal 17 September yakni 4,8 magnitudo, sehingga memunkginkan untuk diamati dengan mata tanpa alat.
Untuk pengamatan ideal dari Indonesia bisa dilakukan pada tanggal 1-6 September saat komet Nishimura masih bisa diamati sebelum Matahari terbit meskipun tentu saja komet ini cukup rendah di ufuk timur.
3. Equinoks
Bulan september juga akan diwarnai fenomena Ekuinoks, dimana saat peristiwa ini terjadi posisi Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa.
Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Bagi masyarakat di belahan bumi utara, tanggal 23 September merupakan Ekuinoks Musim Gugur atau titik balik musim gugur yang menandai awal musim gugur.
Sebaliknya di belahan Bumi selatan, ekuinoks di bulan September merupakan vernal ekuinoks atau ekuinoks musim semi yang menandai awal musim semi.
Baca Juga: 7 Fakta Unik Planet Venus, Salah Satunya Matahari Terbit dari Barat
4. Papasan Bulan Antares
Pada 21 September 2023, Bulan sabit dan Antares atau bintang alpha Scorpius bisa diamati berpapasan dekat kurang dari 1º. Pasangan ini bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai saat keduanya terbenam. Antares terbenam pukul 22:36 WIB disusul Bulan pada pukul 22:50 WIB.
Untuk pengamat yang sedang berada di Jepang, Rusia, Guam, dan utara Pulau Mariana, Bulan akan tampak mengokultasi Antares dan bintang Antares menghilang dari medan pandang sebelum kemudian muncul kembali.
5. Hujan Meteor Aurigid
Dimulai tanggal 28 Agustus – 5 September, hujan meteor Aurigid yang berasal dari pecahan komet Kiess (C/1911 N1). Hujan meteor ini akan mencapai puncak pada tanggal 1 September.
Hujan meteor ini tampak datang dari rasi Auriga yang terbit pukul 01:33 WIB. Bagi pengamat yang arah horisonnya terhalang pohon atau bangunan, pengamatan bisa dilakukan sekitar pukul 03:00 WIB dini hari saat rasi Auriga sudah lebih tinggi di ufuk timur.
Baca Juga: 14 Fakta Menarik Planet Merkurius, Miliki Suhu Hingga 800 Derajat Fahrenheit
Saat maksimum, pengamat bisa melihat enam meteor per jam. Untuk tahun 2023, Bulan cembung besar masih terang sepanjang malam sehingga bisa menjadi tantangan dalam berburu meteor. Pengamatan masih bisa dilakukan sampai tanggal 5 September.
Itulah beberapa fenomena langit yang akan dan sedang atau sudah terjadi di bulan September 2023.