Lapar Akut di 20 Titik, FAO Prediksi Tahun 2050 Bakal Krisis Pangan

Minggu 27 Agustus 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi. Lapar Akut di 20 Titik, FAO Prediksi Tahun 2050 Bakal Krisis Pangan (Sumber : pixabay.com/@AntonioCansino)

Ilustrasi. Lapar Akut di 20 Titik, FAO Prediksi Tahun 2050 Bakal Krisis Pangan (Sumber : pixabay.com/@AntonioCansino)

SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena krisis pangan kini tengah mengancam berbagai negara di dunia. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) bahkan mengeluarkan peringatan keras kelaparan akut akan terjadi di 20 titik panas. 

Melansir Direktrorat Jenderal Tanaman Pangan, krisis pangan didefinisikan sebagai kondisi kelangkaan pangan akibat kesulitan distribusi pangan, dampak perubahan lingkungan iklim, bencana alam dan lingkungan konflik sosial dan perang. 

Krisis pangan menurut FAO, merupakan kondisi peningkatan bahaya pangan akut dan malnutrisi secara tajam. Ini bisa berdampak mulai dari skala nasional hingga internasional.

Baca Juga: Konflik Manusia vs Gajah, Cerita Perempuan yang Suaminya Terinjak Satwa Liar

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, dalam rilisnya menyebut, ancaman krisis pangan terjadi akibat laju perubahan iklim yang meningkat tajam. Ini sesuai dengan laporan World Meteorological Organization di akhir tahun 2022, berdasarkan data hasil monitoring yang dilakukan oleh Badan Meteorologi di 193 Negara dan State di seluruh dunia.

Di tahun 2050 potensi bencana kelaparan akibat perubahan iklim menjadi konsekuensi menurunnya hasil panen dan gagal panen. Hal ini, kata Dwikorita, didasarkan prediksi organisasi pangan dunia, FAO.

Baca Juga: Program IFISH Ikan Sidat Kabupaten Sukabumi, FAO: Jadi Pilot Projek di Jabar

Bahkan, lebih dari 500 juta petani skala kecil yang memproduksi 80 persen dari stok pangan dunia adalah yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Situasi ini, tambah Dwikorita, akan terjadi di berbagai negara baik skala besar, kecil, maju maupun berkembang.

"Kerentanan pangan ini tidak lepas dari kenaikan suhu global yang akhirnya memberikan tekanan tambahan pada sumber daya air sehingga menghasilkan water hotspot atau krisis air," ungkap Dwikorita dalam Dialog Nasional Antisipasi Dampak Perubahan Iklim untuk Pembangunan Indonesia Emas 2045 di Jakarta, dikutip via bmkg.go.id, Minggu (27/8/2023).

Saat ini, seluruh negara di dunia tengah mengalami dampak perubahan iklim dengan tingkat yang berbeda. Contohnya cuaca ekstrem, bencana alam, penurunan keanekaragaman hayati, penurunan muka air laut, krisis air, dan lainnya.

Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Tren suhu rata-rata tahunan periode 1951-2021 di Indonesia, kata Dwikorita, mengalami peningkatan temperatur 0,15 derajat Celsius per 10 tahun. Peningkatan ini menjadi tanda fenomena peningkatan suhu permukaan telah terjadi secara signifikan dan merata di Indonesia.

Peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi pun ikut meningkat sebagai akibat dari pemanasan global yang memicu pergeseran pola musim dan suhu udara. 

Baca Juga: Sebut Dunia Berakhir 15 April, Sekte Sesat Ini Melaparkan Diri agar Masuk Surga

Contoh nyatanya, kekeringan yang dipicu El Nino diperparah dengan ulah manusia yang berujung pada kebakaran hutan dan lahan. Hal ini dapat memicu peningkatan emisi karbon dan partikulat ke udara.

"Ancaman krisis pangan di pertengahan abad ini perlu menjadi perhatian bersama, maka berbagai langkah pencegahan atau pengurangan risiko krisis tersebut, melalui upaya mitigasi dan adaptasi perlu lebih serius dan kongkrit digalakkan, agar prediksi krisis tersebut tidak sampai kejadian," imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan strategi pembangunan berketahanan iklim pada sektor pertanian. Dilansir dari BMKG, strategi tersebut yakni penerapan smart agriculture, pengembangan kualitas dan daya saing SDM lokal, penguatan System Rice Intensification (SRI), penerapan pertanian adaptif dan rendah karbon serta modernisasi perbenihan varietas baru yang adaptif kekeringan.

"Untuk menahan laju perubahan iklim, rasanya lebih baik situasi ini masuk dalam kurikulum pembelajaran siswa sekolah agar kesadaran akan perubahan iklim terbentuk sejak dini," pungkasnya.

Sumber: Dirjen Pangan | BMKG

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Science22 November 2024, 11:13 WIB

14 Kecamatan di Sukabumi Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Banjir

BMKG memprakirakan intensitas curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat pada dasarian atau sepuluh hari ketiga November 2024 berkategori menengah hingga tinggi.
Ilustrasi. Motor terseret banjir di Gang Peda Pasar kawasan Ahmad Yani Kota Sukabumi, 5 November 2024. (Sumber: istimewa)
Sukabumi22 November 2024, 11:02 WIB

Warga Jampangtengah Sukabumi Dibacok OTK hingga Luka Parah di Kepala dan Dagu

Seorang pria di Jampangtengah Sukabumi mengalami luka parah di kepala dan dagu usai dibacok sajam oleh orang tak dikenal (OTK).
Ilustrasi. Seorang pria warga Jampangtengah Sukabumi dibacok OTK hingga luka parah. (Sumber Foto: Istockphoto/ Zoka74)
Inspirasi22 November 2024, 11:00 WIB

Sarjana dengan IPK 3,00 Cari Kerja? Cek Info Loker Jawa Barat Berikut!

Lulusan S1 masih nganggur? Berikut Info Loker Jawa Barat untuk Anda!
Ilustrasi. Karyawan Tetap. Info Loker Jawa Barat Lulusan Sarjana dengan IPK 3,00 (Sumber : Freepik/@katemangostar)
Sehat22 November 2024, 10:46 WIB

Tips Menjaga Kebugaran Tubuh di Musim Penghujan

Musim penghujan memang membawa udara sejuk dan nyaman, namun juga dapat menjadi tantangan bagi kebugaran tubuh. Artikel ini memberikan beberapa tips untuk tetap aktif meski cuaca tidak mendukung.
Menjaga Kebugaran Tubuh di Musim Penghujan (Sumber : Freepik/@pvproductions)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 10:15 WIB

Ustaz Totong Ungkap Alasan Dukung Ayep Zaki-Bobby di Pilkada Kota Sukabumi: Insyaallah Menang

Dalam berbagai kesempatan Ustaz Totong menyampaikan alasannya mendukung Ayep Zaki-Bobby Maulana di Pilkada Kota Sukabumi 2024.
Mantan Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi, Totong Suparman. (Sumber : Istimewa)
Sehat22 November 2024, 10:00 WIB

7 Khasiat Belimbing untuk Kesehatan, Salah Satunya Atasi Maag

Belimbing memang menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Buah yang satu ini memiliki rasa yang segar dan kandungan nutrisi yang cukup lengkap.
Ilustrasi - Belimbing, selain enak ternyata memiliki sejumlah manfaat kesehatan. | (Sumber : Pixabay.com/sarangib)
Internasional22 November 2024, 09:57 WIB

Prabowo Perpanjang Kunjungan Luar Negeri, Setelah dari Inggris ke Uni Emirat Arab

Awalnya, Inggris menjadi negara terakhir dalam rangkaian kunjungan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang dilakukan sejak 8 November 2024.
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. (Sumber : Setneg RI)
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)