SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena langit Supermoon akan terjadi malam ini, Senin (3/7/2023) yang diprediksi oleh peneliti dapat diamati mulai pukul 19.13 di langit Singapura namun tidak berefek di langit Indonesia.
Dalam prosesnya, fenomena langit Supermoon 3 Juli 2023 ini akan membuat langit malam menjadi lebih terang dari biasanya.
Hal tersebut juga telah dikonfirmasi langsung oleh Clara Yono Yatini seorang peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca Juga: Mengenal Bumi, Planet Biru yang Menjadi Rumah Manusia Saat Ini
Lantas bagaimana proses terjadinya fenomena langit Supermoon 3 Juli 2023 ini? Simak ulasannya di bawah ini seperti menghimpun dari Suara.com.
Supermoon 3 Juli 2023: Jadwal dan Proses Terjadinya
Sebagaimana dilansir dari laman Space, fenomena Supermoon di bulan Juli akan terjadi pada Senin, 3 Juli 2023 di mana purnama yang terjadi di bulan Juli ini juga dikenal sebagai Buck Moon.
Dilansir dari laman Fox59, istilah buck moon yang diberikan berasal dari Maine Farmer’s Almanac yang terbit pada 1930-an.
Dijelaskan, suku Algonquin yang hidup di benua Amerika Utara menyebutkan bulan purnama pada bulan Juli sebagai “buck moon” karena itu sesuai dengan waktu rusa muda mulai menunjukkan tanduk.
Perlu diketahui, supermoon adalah fenomena ketika bulan purnama berada di jarak terdekat dengan Bumi.
Ini terjadi karena lintasan bulan mengelilingi (Bumi) tidak bulat sempurna, yang berbentuk agak elips (lonjong).
Pada saat supermoon terjadi, maka bulan purnama akan terlihat menjadi lebih besar, lebih dekat, dan lebih terang.
Bulan purnama akan terjadi ketika bulan tepat berseberangan dengan matahari, Bumi di antara keduanya.
Supermoon adalah hasil dari bulan yang lebih dekat ke Bumi saat bulan purnama. Ahli gerhana dan pensiunan astrofisikawan NASA Fred Espenak mengatakan bahwa selama Bulan Buck Juli, bulan hanya akan berjarak sejauh 224.895 mil (361.934 kilometer) dari Bumi dibandingkan dengan jarak rata-rata sekitar 238.000 mil (382.900 km).
Supermoon ini bisa menyebabkan 30% kecerahan bulan dan peningkatan 14% pada cakram bulan seperti yang terlihat dari Bumi.
Namun, perbedaan ini biasanya tidak terlihat dengan mata telanjang kecuali seseorang memberi banyak perhatian pada bulan setiap malam.
Menurut peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Clara Yono Yatini, untuk tahun 2023 ini, supermoon akan terjadi di 3 Juli, 1 Agustus, 31 Agustus, dan 29 September.
Menurutnya, supermoon tidak akan berefek berbahaya terhadap Bumi termasuk Indonesia, hanya saja mungkin akan ada perubahan pada pasang surut air laut.
Dikutip dari batamnews.co.id, Portal Suara.com, Supermoon 3 Juli 2023 bakal terjadi malam ini, tepatnya di atas langit Singapura. Fenomena ini diprediksi terjadi mulai pukul 19.13.
Kemudian mulai pukul 21.00 hingga dini hari, titik puncak melihat Supermoon saat mencapai ketinggian optimal di langit.
Bulan akan terus naik hingga mencapai Meridian, atau titik tertinggi yang akan dicapainya di langit, pada pukul 01.25 tanggal 4 Juli, sebelum mulai turun ke arah barat daya.
Seperti itulah penjelasan seputar jadwal dan proses terjadinya Supermoon 3 Juli 2023 hari ini.
Sumber: Suara.com (Rishna Maulina Pratama)