Sederet Dampak Buruk Penambangan Pasir Laut Terhadap Lingkungan

Rabu 14 Juni 2023, 14:30 WIB
Ilustrasi. Berikut sederet dampak buruk penambangan pasir laut terhadap lingkungan | Foto: Pixabay

Ilustrasi. Berikut sederet dampak buruk penambangan pasir laut terhadap lingkungan | Foto: Pixabay

SUKABUMIUPDATE.com - Pasir Laut menjadi perbincangan hangat beberapa hari waktu terakhir. Hal tersebut dipicu dengan kembali dibukanya ekspor pasir laut setelah lama dihentikan. Hal itu ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut.

PP No 26/2023 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 15 Mei 2023 mencabut Keputusan Presiden No 33/2002 tentang Pengendalian dan Pengawasan Pengusahaan Pasir Laut.

Hal tersebut langsung menuai polemik di masyarakat karena dianggap bisa berdampak buruk pada lingkungan.

Mengenal Penambangan Pasir Laut

Penambangan pasir laut merupakan kegiatan pemindahan pasir dari dasar laut atau daerah pesisir untuk berbagai keperluan.

Baca Juga: Investigasi Global Buktikan Ekspor Pasir Laut Merusak Lingkungan dan Melanggar HAM

Penambangan pasir laut biasanya melibatkan penggunaan peralatan pengerukan, seperti pompa hisap atau seret, untuk menghilangkan pasir dari dasar laut atau daerah pesisir. Pasir kemudian diangkut ke lokasi yang diinginkan untuk diproses atau dimanfaatkan lebih lanjut.

Penambangan pasir laut dapat memiliki dampak lingkungan yang merugikan. Ini dapat mengganggu ekosistem laut, menghancurkan habitat berbagai organisme laut, dan berkontribusi terhadap erosi pantai.

Selain itu, merangkum dari berbagai sumber, ada banyak dampak buruk lain yang bisa disebabkan oleh penambangan pasir laut, berikut beberapa diantaranya.

1. Kerusakan Ekosistem Laut

Penambangan pasir laut dapat mengakibatkan kerusakan serius pada ekosistem laut. Aktifitas penambangan mengganggu habitat alami organisme laut, seperti terumbu karang, rumput laut, dan hewan laut lainnya. Ini dapat mengganggu rantai makanan dan mengurangi keanekaragaman hayati di daerah tersebut.

Baca Juga: Presiden Jokowi Buka Kembali Ekspor Pasir Laut Setelah 20 Tahun Dilarang

2. Erosi Pantai

Penambangan pasir laut mengganggu keseimbangan sedimen di pantai dan dapat menyebabkan erosi pantai yang lebih parah. Pasir berfungsi sebagai alat penahan erosi alami dan ketika pasir diambil dari pantai, pantai menjadi lebih rentan terhadap abrasi dan banjir.

3. Gangguan pada Kualitas Air

Penambangan pasir laut dapat mengganggu kualitas udara di sekitarnya. Ketika pasir terangkat dari dasar laut, partikel-partikel halus dan endapan lainnya dapat terlepas ke dalam air, menyebabkan kekeruhan dan merusak ekosistem udara di sekitarnya. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupan biota air, termasuk ikan dan jenis laut lainnya.

Baca Juga: Menteri KKP Ungkap Alasan Ekspor Pasir Laut Kembali Dibuka

4. Perubahan Lanskap Panta

Penambangan pasir laut dapat mengubah morfologi pantai secara signifikan. Hilangnya pasir laut dari pantai dapat mengakibatkan penurunan tinggi pantai, perubahan garis pantai alami, dan ancaman keberlanjutan lingkungan pesisir.

Perlu diingat bahwa dampak penambangan pasir laut dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti metode penambangan, skala operasi, dan kondisi geografis setempat.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:47 WIB

Kembalikan Ikon Wisata Lokal, Pemdes dan Warga Bersihkan Curug Caweni di Cidolog Sukabumi

Sejak pandemi Covid-19, jumlah wisatawan Curug Caweni mengalami penurunan.
Kondisi Curug Caweni di Kampung Cilutung, Desa/Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 10:12 WIB

Akses Kendaraan Lumpuh! Longsor Kembali Tutup Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Akses kendaraan untuk roda empat atau mobil lumpuh total.
Material longsor menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Food & Travel18 Januari 2025, 10:00 WIB

Menyatu dengan Alam di Curug Sawer, Hanya 30 Menit dari Kota Sukabumi

Tersembunyi di tengah hutan yang rimbun, Curug Sawer ini menawarkan keindahan alam yang masih asri dan suasana yang tenang.
Curug Sawer adalah salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. (Sumber : Screenshot YouTube/@Kemanapedia).
Entertainment18 Januari 2025, 09:50 WIB

Sherina Munaf Gugat Cerai Baskara Mahendra Usai 4 Tahun Menikah

Kabar mengejutkan datang dari kehidupan rumah tangga penyanyi Sherina Munaf dan musisi Baskara Mahendra. Setelah hampir empat tahun menikah, Sherina resmi menggugat cerai Baskara ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Sherina Munaf Gugat Cerai Baskara Mahendra Usai 4 Tahun Menikah (Sumber : Twitter/@akuratco)