SUKABUMIUPDATE.com - Sindrom Asperger kini termasuk dalam kondisi yang disebut Autism Spectrum Disorder (ASD). Dalam kata lain, ASD sekarang adalah nama yang digunakan untuk berbagai gangguan mirip autisme, seperti Sindrom Asperger ini.
Beberapa orang masih menggunakan istilah Sindrom Asperger dan sebagian yang lain menyebutnya dengan istilah "ASD-tanpa gangguan intelektual atau bahasa.".
Penting digaris bawahi, anak laki-laki beresiko terkena Sindrom Asperger tiga hingga empat kali lebih besar dibandingkan perempuan. Adapun, melansir dari nationwidechildrens.org, sebagian besar kasus Sindrom Asperger didiagnosis antara usia 5-9 tahun dan beberapa diantaranya sejak usia tiga tahun.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger: Pengidap Disabilitas yang Cerdas, Termasuk Autis?
Pengidap Sindrom Asperger kerap terlihat kaku serta memiliki pola pikir terbatas dan berulang-ulang. Meski begitu, anak-anak dan remaja pengidap Sindrom Asperger dapat melakukan tugas sekolah dengan cukup baik, tak heran mereka disebut sebagai orang disabilitas cerdas.
Itulah mengapa, banyak orang yang kagum dengan para pengidap Sindrom Asperger. Alasannya mereka dengan jenis autis ini dianugerahi kelebihan intelektual meski sulit berinteraksi sosial.
Muncul pertanyaan, kenapa orang autis pintar? Apa hubungan antara autisme dan tingkat kecerdasan/intelektual? Simak penjelasannya seperti melansir dari laman resmi Applied Behavior Analysis Edu:
Hubungan Autisme dan Tingkat Kecerdasan/Intelektual
Beberapa tahun yang lalu, Universitas Cambridge melakukan penelitian untuk mengeksplorasi konsep kejeniusan seorang autis.
Studi ini mengamati hampir setengah juta orang dan menemukan bukti menarik bahwa ciri-ciri autis (walaupun belum tentu autisme penuh) lebih umum di antara orang-orang yang terlibat dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM). Itu adalah karir yang secara historis membutuhkan cukup banyak kekuatan otak termasuk kemampuan analitis dan daya ingat.
Baca Juga: Bu Siti Poliandri Pingsan Usai 2 Suami Mudanya Minum Kopi Ki Bungsu Kawangi?
Meski begitu, riset tersebut tidak membuktikan adanya hubungan antara autisme dan kecerdasan, apalagi soal penyebab yang menghubungkan autisme dengan IQ tinggi. Akan tetapi penelitian lain menyempurnakan riset sebelumnya dengan melangkah lebih jauh.
Studi lain di tahun yang sama, mengungkap kemungkinan hubungan genetik antara autisme dan kecerdasan. Bahkan jenis kecerdasan ekstrim yang bisa disebut sebagai seorang yang jenius.
Studi tersebut dipimpin oleh profesor dari Ohio State University bekerja sama dengan Battelle Center for Mathematical Medicine dan Research Institute di Nationwide Children's Hospital. Kesimpulannya yakni keluarga dengan kemungkinan memiliki anak autis lebih mungkin menciptakan orang-orang jenius sebagai generasi berikutnya.
Baca Juga: Naik Mulai 5 Juni, Cek Besaran Tarif Tol Cipularang - Padaleunyi Terbaru
Sebagaimana dilansir dari laman autismspeaks.org, keterampilan bahasa verbal dan kemampuan intelektual yang khas hingga kuat menjadikan Sindrom Asperger berbeda dari jenis autisme lain. Seperti salah satu tokoh dalam Drama Korea "Move To Heaven", pembersih kediaman jenazah dengan tingkat intelektual yang tinggi.
Beberapa hal yang dialami oleh pengidap Sindrom Asperger, diantaranya Hipersensitif (terhadap cahaya, suara, rasa), kesulitan memberi dan menerima percakapan, keterampilan percakapan non verbal terbatas (jarak, kenyaringan, nada, dll), gerakan tidak terkoordinasi, merasa canggung, cemas hingga depresi.
Meski begitu, pengidap Sindrom Asperger juga punya kelebihan yang cukup bisa menyaingi manusia normal pada umunya. Mulai dari fokus dan tekun yang luar biasa, memiliki bakat mengenali pola dan sangat detail terhadap sesuatu.
Sumber: Berbagai Sumber.