Hasil Riset: Covid-19 Varian Wuhan Ditemukan pada Kucing Jalanan

Selasa 18 April 2023, 11:00 WIB
(Foto Ilustrasi) Sebuah riset di Surabaya menemukan Covid-19 pada kucing jalanan. | Foto: Pixabay

(Foto Ilustrasi) Sebuah riset di Surabaya menemukan Covid-19 pada kucing jalanan. | Foto: Pixabay

SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah riset di Surabaya menemukan Covid-19 pada kucing jalanan. Belum jelas dari mana asal dan kemungkinan penyebarannya ke manusia, tapi virus SARS-CoV-2 yang ditemukan memiliki kemiripan dengan varian Covid-19 yang pertama merebak di Wuhan, Cina.

Hasil riset ini dijadwalkan menjadi bahan ujian mahasiswa S2 di Program Studi Vaksinologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, pada Selasa, 18 April 2023. Diajukan oleh Ilsan A Nugras, temuan dituang dalam makalah berjudul 'Novel Characterization of SARS-CoV-2 Isolates Originated from Stray Cats (Felis catus domestica) in Indonesia using Serological and Molecular Methods as Vaccine Candidates'.

"Dengan ditemukannya virus Covid-19 pada kucing jalanan, ini menjadi sebuah alarm," kata Chairul Anwar Nidom dari Professor Nidom Foundation (PNF), juga Guru Besar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, saat membagikan hasil riset tersebut.

Nidom termasuk dalam tim riset itu bersama Ilsan dan sejumlah peneliti lainnya dari institusi yang sama, juga dari Fakultas Kedokteran Unair, Satwa Medika Utama Bogor, PADIA-Lab Surabaya, dan Riset AIRC Indonesia.

Baca Juga: Sengaja Disembunyikan Cina? WHO Bicara Asal-Usul Virus Covid-19

Studi itu menggunakan sampel swab dari kucing yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia sepanjang Maret sampai November tahun lalu. Wilayahnya meliputi Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Ponorogo, Bandung, Tangerang, dan Makassar.

Seluruh sampel kemudian dianalisis menggunakan metode serologis maupun molekuler di laboratorium PNF. Disebutkan pula kalau studi telah sebelumnya disetujui Institutional Animal Care and Use Committee of the Professor Nidom Foundation (IACUCPNF).

Dalam uji serologis, tak semua sampel yang dikumpulkan berhasil didapatkn serum-nya. Ini seperti sampel dari Bandung dan Tangerang. Sementara dari 45 sampel serum yang berhasil didapatkan dari sampel daerah lainnya, enam di antaranya (13,3 persen) ditemukan mengandung antibodi SARS-CoV-2.

Temuan itu lebih tinggi dibandingkan tes serologis yang pernah dilakukan pada kucing-kucing di Korea yang memberi hasil 5,2 persen. "Tapi, meski data serologisnya lebih tinggi, sulit untuk mengatakan kucing-kucing di sini penyebar virus SARS-CoV-2," kata tim penelitinya dikutip dari makalah.

Ditekankan pula bahwa hasil riset belum sampai ke pembuktian kucing sebagai salah satu faktor penularan Covid-19 ke manusia di Tanah Air. Untuk riset yang telah menyimpulkan itu pun, ditambahkan Ilsan dkk, "Belum diketahui bagaimana penularan bisa terjadi."

Dalam uji molekuler, dari total 195 sampel swab yang telah dikumpulkan dari kucing-kucing di berbagai kota itu, rapid antigen test mendapati ada 15,9 persen yang reaktif. Ini lagi-lagi lebih tinggi daripada hasil studi di Korea yang 0,58 persen. Penyebabnya diduga berpangkal dari perbedaan sampel kucing yang diisolasi.

"Data di Korea berasal dari kucing-kucing rumahan yang memungkinkan adanya kepedulian besar soal aspek biosekuriti. Sedangkan data di studi ini datang dari kucing-kucing jalanan," bunyi makalah.

Melalui uji real-time PCR, tim mendapati dua sampel swab menunjukkan positif infeksi virus SARS-CoV-2. Satu di antaranya diteruskan ke analisis genome sequencing dan didapati kedekatannya hingga 98 persen dengan virus corona Covid-19 varian Wuhan (Wuhan-Hu-1).

Hasil yang didapat dinilai konsisten dengan temuan bahwa kucing jalanan yang dipelihara oleh orang terinfeksi Covid-19 rentan tertular dan bisa menjadi reservoir. Temuan dikuatkan oleh fakta sekuensing berasal dari sampel swab kucing di Surabaya dan pernah ada temuan kasus Covid-19 varian Wuhan di kota yang sama.

Dalam kesimpulannya, Ilsan, Nidom dan lainnya menegaskan keberhasilan mengungkap virus SARS-CoV-2 yang berasal dari kucing jalanan. Namun mereka juga menyatakan harus ada penelitian lanjutan terhadap kucing-kucing jalanan maupun rumahan, untuk bisa mengungkap epidemiologi Covid-19 pada hewan itu.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi20 Februari 2025, 23:44 WIB

Kusmana Hartadji Pamit, Serahkan Estafet Kepemimpinan Kota Sukabumi ke Ayep-Bobby

Kusmana Hartadji menitipkan Kota Sukabumi kepada pemimpin yang baru dengan harapan keberlanjutan pembangunan yang lebih baik.
Kusmana Hartadji serahkan estafet kepemimpinan Kota Sukabumi kepada Ayep Zaki dan Bobby Maulana. (Sumber Foto: Dokpim Pemkot Sukabumi)
Nasional20 Februari 2025, 23:43 WIB

Massa PDIP Geruduk KPK, Ancam Terobos Jika Hasto Kristiyanto Ditahan

Massa PDIP mendatangi Gedung KPK saat Hasto Kristiyanto diperiksa sebagai tersangka kasus suap dan perintangan penyidikan. Mereka mengancam menerobos jika Hasto keluar dengan rompi oranye.
Massa simpatisan PDIP berunjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, saat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjalani pemeriksaan. Mereka mengancam akan menerobos jika Hasto keluar dengan mengenakan rompi oranye. (Sumber : Instagram/@pdiperjuangan)
Sukabumi20 Februari 2025, 22:57 WIB

Sertijab Bupati Sukabumi, Marwan Hamami Titip Pesan Pembangunan Berkelanjutan ke Asep Japar

Dalam suasana sertijab penuh haru, Marwan Hamami resmi serahkan estafet kepemimpinan Kabupaten Sukabumi kepada Asep Japar.
Proses Sertijab Bupati Sukabumi dari Marwan Hamami ke Asep Japar. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi20 Februari 2025, 22:16 WIB

Iyos Somantri Ucapkan Selamat atas Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi Terpilih

Wakil Bupati Sukabumi periode 2021-2025, Iyos Somantri, menyampaikan ucapan selamat kepada Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi terpilih periode 2025-2030, Asep Japar dan Andreas.
Wakil Bupati Sukabumi periode 2021-2025, Iyos Somantri, (Sumber : Dok Humas Pemkab Sukabumi)
Sukabumi20 Februari 2025, 22:12 WIB

Target 100 Hari Kerja Ayep-Bobby: Penumpasan Korupsi dan Tingkatkan PAD Kota Sukabumi

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi periode 2025-2030, Ayep Zaki dan Bobby Maulana secara resmi diterima di Balai Kota Sukabumi.
Ayep-Bobby saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi. Kamis (20/2/2025). (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Inspirasi20 Februari 2025, 21:51 WIB

Tagar #KamiBersamaSukatani Trending di X, Dukungan Mengalir untuk Band Punk Asal Purbalingga

Tagar #KamiBersamaSukatani trending di media sosial X usai band punk Sukatani menarik lagu Bayar Bayar Bayar karena dinilai menghina Polri. Warganet bersuara, memicu debat kebebasan berekspresi dalam seni.
Tagar #KamiBersamaSukatani trending di media sosial X usai band punk Sukatani menarik lagu Bayar Bayar Bayar. Warganet bersuara, memicu perdebatan soal kebebasan berekspresi dalam seni. (Sumber : X : barengwarga)
Sukabumi20 Februari 2025, 21:38 WIB

Kacab Perumda BPR Sukabumi Cabang Cikembar Wafat, Rekan Kerja Berduka

Kepala Cabang Perumda BPR Sukabumi Cabang Cikembar, Yudi Eka Sembada diketahui memiliki riwayat penyakit tipes.
Ucapan duka cita untuk kepala Cabang Cikembar BPR Sukabumi Yudi Eka Sembada yang wafat pada Selasa (20/02/2025). (Sumber Foto: BPR Sukabumi)
Sukabumi20 Februari 2025, 21:25 WIB

Perahu Nelayan Dikerahkan, Pencarian Pemancing Hilang di Laut Geopark Sukabumi Masih Nihil

Tim SAR gabungan melakukan pencarian pemancing hilang di Laut Geopark Ciletuh Sukabumi pada hari ini dengan dua metode.
Tim SAR saat gunakan perahu nelayan untuk mencari pemancing hilang di perairan Geopark Ciletuh Sukabumi. (Sumber Foto: SAR Jakarta)
Inspirasi20 Februari 2025, 20:45 WIB

Gagal CPNS Karena Tinggi Kurang 0,5 cm: Tri Cahyaningsih, Buruh Pabrik Peraih Skor SKD Tertinggi

Tri Cahyaningsih, Seorang Buruh Pabrik Peraih Skor SKD Gagal CPNS Gara-gara Tinggi Badan Kurang 0,5 cm
Tri Cahyaningsih, Seorang Buruh Pabrik Peraih Skor SKD Gagal CPNS Gara-gara Tinggi Badan Kurang 0,5 cm (Sumber : Instagram/@fakta.indo).
Sukabumi20 Februari 2025, 20:30 WIB

Pemukiman Diserbu Lalat, Emak-emak Geruduk Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi

Emak-emak asal Kampung Cibaregbeg Cicurug Sukabumi itu resah karena jumlah lalat semakin banyak dan terus bersarang di rumah mereka.
Sambil membawa panci dan alat masak, momen emak-emak geruduk peternakan ayam di Cidahu Sukabumi. (Sumber Foto: Tangkapan layar video/Istimewa)