SUKABUMIUPDATE.com - Gerhana Matahari Total dikabarkan akan terjadi pada Kamis, 20 April 2023 atau bertepatan dengan 29 Ramadan 1444 H. Jalur totalitas Gerhana Matahari ini hanya melewati wilayah timur Indonesia (Pulau Kisar ke utara hingga Biak), dan selebihnya berupa Gerhana Matahari sebagian di hampir semua wilayah Indonesia.
Fenomena Gerhana Matahari Total 2023 kali ini dikenal sebagai gerhana hybrid, yakni Gerhana Matahari Total di satu wilayah sekaligus Gerhana Matahari Cincin bila dilihat di wilayah lain di jalur totalitas.
Gerhana Matahari Total 2023 ini waktu mulainya berbeda sesuai wilayah.
Dari Solo Raya, visual gerhana akan nampak sebagai Gerhana Matahari Sebagian, kontak pertama akan terjadi pada pukul 09:27 WIB, puncak gerhana pukul 10:50 WIB, dan akhir gerhana pukul 12:17 WIB. Saat puncak dari Solo Raya, sekira 53% piringan Matahari akan tertutup oleh Bulan.
Baca Juga: 5 Adab Hari Raya Idul Fitri, Sebaiknya Mandi dan Makan Sebelum Shalat Ied
Lebih lanjut, mengutip Tempo.co, Observatorium Bosscha di Lembang, planetarium dan Observatorium Jakarta juga telah menyiapkan 4000-an kacamata untuk pengamatan Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023. Kalau di Bosscha akan dibagikan gratis sebanyak 3 ribu kacamata, di planetarium Jakarta disiapkan setidaknya seribu plus peta bintang.
“Kita juga berusaha mencari mitra untuk menambah lagi kacamata,” kata Kepala Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Verony Sembiring, dalam ‘Talkshow dan Konferensi Pers Gerhana Matahari Hibrida’ di Gedung Teater Jakarta, TIM, dikutip Sabtu (7/4/2023).
Ia menyebutkan warga yang beruntung mendapatkan kacamata gratis diprioritaskan kepada yang mendaftar online untuk kegiatan pengamatan bersama nanti. Tim planetarium m Jakarta akan melakukan pengamatan Gerhana Matahari di tiga lokasi yaitu Biak, Jakarta tepatnya di Taman Ismail Marzuki, dan Anyer.
Baca Juga: 7 Titik Ini Diprediksi Macet Saat Mudik Lebaran 2023, Ada Sukabumi!
Jika di Biak mendapatkan fenomena Gerhana Matahari Total, maka di tempat lain berupa gerhana parsial. Khusus Jakarta akan kebagian matahari yang tertutup bayang-bayang Bulan sebanyak 39 persen dengan total waktu 2 jam 37 menit.
Adapun, awal gerhana terjadi ada pukul 09:29:24 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 10:45:19 WIB, dan berakhir pukul 12:06:36 WIB.
Fenomena Gerhana Matahari Hibrida
Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi sehingga cahaya Matahari terhalang sebagian atau seluruhnya oleh piringan Bulan. Terdapat beberapa jenis gerhana matahari, Yaitu Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Cincin, Gerhana Matahari Parsial, dan Gerhana Matahari Hibrida.
Baca Juga: Penjelasan Ustadz Abdul Somad Tentang Pahala Membaca Alquran Pakai HP
Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami Gerhana Matahari Total dan ada pula yang mengalami Gerhana Matahari Cincin tergantung dari lokasi pengamat. Kejadian tersebut disebabkan oleh kelengkungan Bumi.
Terjadinya gerhana disertai pula oleh peristiwa pasang surut laut maksimum akibat letak Matahari, Bulan, dan Bumi yang praktis segaris.
Selain itu perilaku makhluk hidup yang berubah, seperti hewan malam (nokturnal) pun terpengaruh atau berlaku sebaliknya, makhluk siang seketika bersembunyi saat siang cerah mendadak gelap seperti malam.
Cara Mengamati Gerhana Matahari
Perlu dicatat, jangan pernah melihat langsung ke arah Matahari ataupun fenomena yang menyertainya seperti Gerhana Matahari.
Jika menggunakan peranti optis seperti binokuler atau teleskop harus disertai dengan filter khusus matahari (solar filter). Pengamatan tanpa filter matahari dapat membuat gangguan kesehatan mata secara serius, bahkan pada taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan.
Alternatif pengamatan gerhana selain menggunakan filter matahari, dapat juga melalui metode proyeksi lubang jarum (pin hole).
Sumber: Tempo.co