SUKABUMIUPDATE.com - Beberapa waktu lalu dunia dihebohkan oleh kasus seorang pria berusia 6 tahun terinfeksi jamur tanaman di India Timur.
Hal tersebut menjadi catatan pertama di dunia sebagai kasus infeksi jamur tanaman yang terjadi pada manusia.
Sementara itu diketahui, jamur yang menginfeksinya merupakan jamur Chondrostereum purpureum, atau jamur silverleaf yang diketahui sebagai jamur yang menyerang tanaman sehingga membuat tanaman mati.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Tempat Bukber di Sukabumi untuk Bulan Ramadan Ini
Namun, ternyata jamur ini dapat menginfeksi manusia, seperti yang terjadi pada seorang pria berusia 61 tahun di India timur tersebut.
Pasien itu dikabarkan mengalami berbagai gejala selama tiga bulan termasuk kelelahan, suara serak, batuk, dan kesulitan menelan.
Dilansir dari Russia Today via HiTekno.com, setelah melakukan rontgen dada, dokter tidak dapat mengidentifikasi masalahnya.
Baca Juga: 7 Tempat Berburu Takjil di Kota Sukabumi, Sekalian Ngabuburit
Namun, CT scan leher menunjukkan adanya abses yang diuji dan akhirnya teridentifikasi sebagai jamur silverleaf.
Tes laboratorium awal untuk memeriksa bakteri tidak memberikan indikasi penyakit. Tapi tes skrining lebih lanjut mengungkapkan jamur (Sumber: via Dailymail.uk)
Tidak jelas bagaimana pria tersebut terinfeksi jamur tersebut, meskipun pasien tersebut adalah ahli mikologi tanaman dan pernah bekerja dengan bahan yang membusuk, jamur, dan jamur tanaman lainnya selama penelitiannya.
Dokter mengeringkan abses dan memberikan obat antijamur untuk mengobati infeksi. Pasien berhasil pulih dan tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan setelah keluar dari rumah sakit.
Namun, tim medis masih mengkhawatirkan potensi jamur silverleaf dan strain lainnya untuk menyebabkan penyakit pada manusia.
Mereka mengingatkan bahwa hanya beberapa ratus jamur dari jutaan jamur yang mampu menginfeksi manusia dan hewan.
Bahwa penyakit hewan dan manusia dapat disebabkan oleh patogen tanaman adalah konsep baru yang menimbulkan pertanyaan serius mengenai kecenderungan infeksi tersebut terjadi pada individu yang sehat maupun immunocompromised.
Jika jamur dapat menghindari sistem kekebalan inang, maka mereka dapat menjadi patogen manusia.
Para peneliti mencatat bahwa beberapa jamur patogen baru dan penyakit virus dan bakteri zoonosis telah ditemukan dalam beberapa dekade terakhir, mungkin karena pemanasan global, perubahan ekosistem, perjalanan internasional, dan urbanisasi yang tidak direncanakan.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami bahaya infeksi jamur dan cara untuk mencegahnya. Hal ini akan membantu mengurangi risiko infeksi jamur pada manusia di masa depan.
Sumber: HiTekno.com (Portal Suara.com)