SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia berduka masih relevan dengan kondisi yang melanda bumi pertiwi akhir-akhir ini. Pasalnya, berita bencana seolah menjadi kabar rutin harian di tanah air.
Gempa Bumi, longsor hingga banjir kerap terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, dan salah satu bencana yang disorot belakangan ini adalah bencana Gempa Bumi.
Terbaru, Gempa M5.6 mengguncang Sumatera Barat, pada hari ini, Kamis (2/3/2023) pagi tadi sekira pukul 6.05 WIB. BMKG mencatat episenter Gempa Sumatera Barat ini berada pada koordinat 1.65 LS dan 100.71 BT Kecamatan Sutera, berlokasi di darat pada jarak 36 km Tenggara Pesisir Selatan dengan kedalaman 82 kilometer.
Beralih dengan waktu mundur ke wilayah dekat Sukabumi yakni di wilayah Bogor, Jawa Barat. Gempa Bumi M2.1 juga mengguncang Bogor, Jawa Barat pada Rabu (1/3/2023), sekira pukul 20.16 WIB.
BMKG menyebut lokasi gempa berada di 6.72 Lintang Selatan dan 106.89 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 17 km Tenggara Kabupaten Bogor. Gempa Bumi tersebut berada di kedalaman 10 Km.
Sementara itu, di wilayah Sukabumi sendiri Gempa Bumi telah mengguncang pada Selasa, 28 Februari 2023 malam. Gempa Sukabumi ini berkekuatan M4.0 dengan kedalaman 3 kilometer.
Rilis BMKG menyebut Gempa Sukabumi dipicu Aktivitas Sesar Cimandiri. Kemudian, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, Gempa Sukabumi ini termasuk jenis Gempa Bumi Dangkal.
Gempa Sukabumi berkekuatan M4.0 pada Selasa (28/2/2023) dirasakan di wilayah Kota Sukabumi, Palabuhanratu dengan Skala Intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang - Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
Kemudian di wilayah Bogor, Lebak dan Bayah dengan Skala Intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Berdasarkan pemutakhiran data BMKG, episenter gempa terletak pada koordinat 7.03 lintang selatan dan 106.64 bujur timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 11 km tenggara Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Episenter tersebut menunjukkan titik gempa berada di wilayah Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Kerusakan Gempa Sukabumi di SDN Gunung Biru Kp. Cimapag, Ds. Loji, Kec. Simpenan (Sumber : Twitter/@DaryonoBMKG)
Catatan redaksi sukabumuiupdate.com spesifik membeberkan soal jumlah Gempa Bumi yang terjadi di wilayah Jawa Barat (Jabar) sepanjang Februari 2023, menurut data BMKG.
BMKG menyatakan mayoritas gempa yang terjadi pada bulan februari 2023 bersumber di daratan. Menurutnya, sebanyak 27 kejadian Gempa Bumi terjadi di laut dan tersebar di selatan Pulau Jawa, akibat aktivitas sesar aktif dasar laut.
Kemudian, 4 kejadian gempa bumi lainnya yang bersumber di laut diakibatkan oleh subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.
Sementara itu, sebanyak 34 kejadian Gempa Bumi lain terjadi di darat dengan kedalaman dangkal sebagai akibat dari aktivitas sesar lokal. Empat lindu lain yang bersumber di daratan adalah akibat dari aktivitas dalam lempeng tektonik Indo-Australia.
Kedalaman sumber gempa bervariasi dari sekitar 3 hingga 253 kilometer dengan kekuatan Gempa Bumi terbesar yang tercatat adalah bermagnitudo 4,4 dan yang terkecil magnitudo 1,5. Lebih spesifik, sepanjang periode Februari 2023 terdapat 9 kali Gempa Bumi yang dirasakan.
Baca Juga: Picu Gempa Guncang Sukabumi, Sesar Cimandiri Aktif dan Tertua di Jawa Barat
Indonesia Berduka diguncang Gempa Bumi sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi bahwa "Indonesia Rawan Bencana".
Ya, Jokowi menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara yang paling Rawan Bencana, dilansir dari suara.com.
Lebih lanjut data menyebut sejak tahun 2010, intensitas bencana alam di Indonesia mengalami peningkatan hingga 81 persen. Itu disampaikan Jokowi saat berpidato dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional BNPB di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2023).
"Indonesia menempati 3 teratas paling rawan bencana. negara kita ini naik 81 persen frekuensi bencana alamnya. Dari tahun 2010 itu 1.945 bencana, di tahun 2022 naik jadi 3.544 bencana," kata Jokowi.
Jokowi menyebut Indonesia tidak hanya dihadapi dengan persoalan banjir, gunung meletus, tanah longsor saja. Akan tetapi Tanah Air juga harus menghadapi Gempa Bumi serta bencana alam dan non alam lainnya.
Karena kondisi tersebut, Kepala Negara menilai bahwa sikap siaga dan waspada menjadi kunci mulai dari tahap pra bencana, tahap tanggap darurat maupun pascabencana.
Jokowi menilai semuanya harus dikelola dengan baik. Ia bahkan sedikit menyentil jika ada bencana, terkadang pihak terkait masih sibuk di tahap tanggap darurat.
"Padahal yang namanya pra bencana, tahap pra bencana itu jauh lebih penting," ucapnya.
"Bagaimana menyiapkan masyarakat, bagaimana mengedukasi masyarakat, bagaimana memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat untuk langkah-langkah antisipasi itu harus jadi prioritas untuk meminimalisasi korban maupun kerugian." pungkasnya.
Sumber: BMKG | Suara.com