SUKABUMIUPDATE.com - Luar angkasa selalu menyuguhkan fenomena unik yang sangat menarik untuk diamati mulai dari keberadaan planet, galaksi, komet, serta benda-benda langit lainnya.
Berbagai alat diciptakan untuk bisa mengabadikan fenomena-fenomena yang terjadi salah satunya teleskop antariksa Hubble. Salah satu kejadian unik yang berhasil ditangkap Teleskop Hubble yaitu tiga galaksi menuju tabrakan dan penggabungan.
Yang menjadikan fenomena ini semakin unik yakni tabrakan tiga galaksi yang satu ini jarang terjadi karena masing-masing dari ketiga galaksi saat ini sedang melahirkan bintang-bintang baru.
Baca Juga: Menakjubkan, NASA Perlihatkan Penampakan Jantung Galaksi Bima Sakti
Mengutip dari Tempo.co, tiga galaksi itu, terlihat di konstelasi Boötes. Tabrakan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan ketiga galaksi bergabung dan membentuk satu galaksi besar.
Dalam prosesnya, struktur spiral yang sekarang diperlihatkan oleh galaksi-galaksi akan musnah akibat interaksi gravitasi antara ketiganya.
Gambar tersebut menunjukkan tiga galaksi, yang secara kolektif dikenal sebagai SDSSCGB 10189, cukup dekat untuk tampak menyatu.
Bentuk galaksi sudah terdistorsi dan untaian gas dan debu terlihat menghubungkannya. Tiga galaksi itu memancarkan banyak cahaya.
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Lautan, Tempat di Bumi yang Menyimpan Banyak Misteri
Saat tabrakan terungkap, galaksi spiral yang tidak terhubung ke kiri duduk dengan tenang, hampir seperti kosmik yang setara dengan "rubbernecking", tabrakan yang lebih membumi yang terjadi di jalan raya di planet kita ini. Dalam SDSSCGB 10189, tiga galaksi besar pembentuk bintang hanya berjarak 50.000 tahun cahaya satu sama lain.
Meskipun ini mungkin tampak seperti jarak yang sangat jauh yang tidak membawa banyak bahaya tabrakan, dalam istilah kosmik sebenarnya sangat dekat. Misalnya, Andromeda, galaksi terdekat dengan Bima Sakti kita, berjarak lebih dari 2,5 juta tahun cahaya dari matahari.
Gambar Teleskop Luar Angkasa Hubble yang baru adalah bagian dari penyelidikan tentang asal-usul galaksi terbesar dan paling masif di alam semesta, yang oleh para astronom disebut Brightest Cluster Galaxies (BCGs).
Baca Juga: 8 Lokasi di Planet Mars Bisa Dijelajahi Manusia di Masa Depan, Tertarik?
BCGs terbentuk ketika galaksi besar menelan galaksi yang lebih kecil atau ketika galaksi kaya gas seperti trio ini bertabrakan dan bergabung. Gugus galaksi semacam itu dapat digunakan untuk melacak pembentukan gugus galaksi, yang merupakan struktur kosmik yang sangat besar yang terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan galaksi.
Para ilmuwan juga berharap bahwa BCGs dapat memberikan petunjuk tentang evolusi dari apa yang disebut "jaring kosmik", struktur rumpun dan filamen materi yang kusut yang dibentuk oleh materi gelap yang menghubungkan galaksi individu dalam sebuah gugus.
Masih ada kontroversi seputar BCGs dan kapan dalam rentang waktu 13,8 miliar tahun sejarah alam semesta mereka terbentuk.
Baca Juga: Ilmuwan NASA Temukan Pembentukan Bintang Muda Tahap Awal di Luar Angkasa
Beberapa astronom berpendapat bahwa galaksi terang masif ini terbentuk pada zaman awal alam semesta berusia sekitar 19 persen dari usianya saat ini. Yang lain berpikir BCGs masih terbentuk dan berkembang hingga saat ini.
Penggabungan SDSSCGB 10189 dapat menghasilkan kelahiran sebuah BCG dan dengan demikian akhirnya dapat menjelaskan misteri bagaimana dan kapan galaksi terang masif ini terbentuk.
Sumber: Tempo.co (Space)