SUKABUMIUPDATE.com - 10 unit senapan era mempertahankan Kemerdekaan RI tahun 1945 kembali jadi ke Museum Bojongkokosan, Parungkuda Kabupaten Sukabumi. Sebelumnya senapan buatan Inggris dititipkan ke jajaran Kodim 0607 karena senjata api ini masih aktif.
Hal ini dikabarkan Sekretaris Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga atau Disbudpora Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani. Dalam postingan media sosialnya, Jumat (17/2/2023).
“ke palagan bj kokosan untuk melihat koleksi senjata bekas perang kemerdekaan pertempuran palagan bj kokosan.. titipan dari kodim 0607,” tulis Anita.
Baca Juga: Kominfo Temui Google dan Meta, Bahas Kerja Sama Platform Digital dan Media Massa
Dalam foto-foto yang diposting anita, ada 10 unit senapan kuno di balik etalase kaca, museum Bojongkokosan. Ini adalah The Lee-Enfield, atau yang dikenal sebagai senapan berulang, magasin legendaris, senjata utama pasukan militer Kerajaan Inggris dari abad ke-20.
“Itu lee Enfield,” ucap Anita kepada sukabumiupdate.com
Ia kemudian menjelaskan bahwa itu buka koleksi baru. Namun karena masih aktif dan berbahaya koleksi tersebut kemudian dititipkan ke Kodim 0607 Sukabumi untuk di non aktifkan.
Baca Juga: Di Indonesia Ada 185 Ribu Ton Sampah Per Hari, Kota Sukabumi Sumbang 183 Ton
“Awalnya itu koleksi museum Palagan Bojongkokosan. Sejak lama dititip ke jajaran koramil Parungkuda untuk pengamanan. Dikarenakan senjata masih aktif, saat ini senjata di kembalikan ke museum dengan kondisi sudah tidak aktif,” jelasnya.
Tentu dengan kembalinya lee enfield ini menjadi tambahan koleksi Museum Bojongkokosan. “Koleksi ini Memperkuat standar museum type B yg diakui oleh Kemendikbud Riset,” tegas Anita.
Lee Enfield sendiri merupakan senapan standar Angkatan Darat Inggris, diadopsi dari tahun 1895 sampai 1957. Mengutip dari kompas.com, selama Perang Dunia I, Lee-Enfield sering disebut sebagai "SMLE", yang merupakan kependekan dari "Short, Magazine, Lee-Enfield".
Baca Juga: Berbadan Gemuk, Mayat Pria Tanpa Busana Terdampar di Pantai Minajaya Sukabumi
Senapan ini juga dipakai tentara kolonial, seperti India dan sebagian Afrika, dan negara-negara Persemakmuran lainnya di Perang Dunia I dan II, seperti Australia, Selandia Baru, Afrika dan Kanada). Secara resmi diganti dengan SLR L1A1 pada tahun 1957, lee enfield tetap digunakan secara luas di Inggris hingga awal/pertengahan 1960-an, bahkan varian penembak jitu L42A1 7,62 mm tetap beroperasi hingga 1990-an.
Museum Palagan Bojongkokosan di Parungkuda sendiri adalah penghargaan mempertahankan kemerdekaan RI oleh pejuang Sukabumi. Saat itu, para pejuang harus berhadapan dengan tentara Inggris dan Nederlandsch Indie Civil Administratie (NICA) yang datang dari arah Bogor menuju ke Sukabumi.
Pertempuran pertama terjadi sejak 9 hingga 12 Desember 1945 dan tidak menimbulkan banyak korban. Pertempuran kedua terjadi pada tanggal 10 hingga 14 maret 1946 dan merupakan pertempuran yang menelan banyak korban baik bagi pihak pribumi maupun penjajah.
Baca Juga: Sejarah Pisang Goreng Indonesia, yang Jadi Best Deep-Fried Dessert in The World
Museum Bojongkokosan yang berlokasi di Jalan Siliwangi nomor 75,kecamatan Parungkuda, kabupaten Sukabumi. Adalah saksi peristiwa Bojongkokosan yang merupakan pemicu perang melawan lainnya peristiwa Bandung Lautan Api, 24 Maret 1946.