SUKABUMIUPDATE.com - Petir kerap dianggap fenomena langit yang mengerikan oleh sebagian orang. Suara petir yang memekakkan telinga menjadi salah satu penyebabnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Stasiun Geofisika Bandung sebelumnya mencatat ada 6.971.169 kejadian petir di Jawa Barat dan sekitarnya selama periode 2022. Kejadian terbanyak saat November dan terendah pada Juli dengan kerapatan petir tertinggi terjadi di sekitar Bandung.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu, aktivitas sambaran petir pada November mencapai 2.195.849 kejadian. Mayoritas petir jenis cloud to ground atau CG (-) yang berjumlah 1.397.640 kejadian dan aktivitas petir CG (+) sebanyak 798.209 kejadian.
Dibalik fakta petir yang menakutkan ternyata sambaran cahaya langit ini juga memiliki sederet manfaat bagi kehidupan manusia di Bumi.
Baca Juga: Mengapa Sukabumi Dingin dan Sejuk? Yuk, Mengenal 3 Gunung yang Mengapit Wilayah Ini!
Melansir dari laman resmi Institut Teknologi Bandung via Tempo.co, ada lima Manfaat Petir untuk Kehidupan Manusia di Bumi, diantaranya:
1. Petir dapat membunuh kuman atau bakteri yang ada di udara sekitar, melalui muatan listrik yang memanaskan udara sekitar.
2. Petir bermanfaat sebagai sumber listrik yang ada di alam.
3. Bermanfaat untuk memicu reaksi kimia sehingga terbentuklah Ozon, molekul yang bisa melindungi Bumi dari radiasi sinar UV dari Matahari.
4. Dapat menjaga kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan petir memiliki energi listrik yang dapat memutus ikatan nitrogen oksida. Nantinya, nitrogen oksida yang larut ketika hujan akan berubah menjadi asam nitrat.
5. Petir juga bermanfaat untuk membersihkan hutan dari organisme tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Caranya adalah dengan kebakaran hutan yang terjadi akibat sambaran petir. Ini ternyata cukup bermanfaat yaitu untuk memberikan ruang untuk organisme baru, misalnya tumbuhan.
Untuk diketahui, petir merupakan sebuah aliran elektron yang berupa loncatan bunga api listrik.
Petir ada yang bisa sampai ke tanah atau disebut dengan kilat. Kilat ini dapat menimbulkan panas yang sangat besar, sehingga udara yang dilalui kilat akan memuai dengan cepat.
Pemuaian yang terjadi secara tiba-tiba kemudian menimbulkan suara yang sangat keras, yang disebut dengan guntur. Guntur biasanya terjadi bersamaan dengan adanya kilat.
Petir dapat terjadi karena tiga syarat, yaitu adanya panas matahari yang bisa menguapkan air, adanya partikel mengabang di udara, baik garam laut atau polutan industri dan ada kelembapan suatu daerah tertentu.
Petir terjadi atau terbentuk karena awan Cumulonimbus. Awan dengan partikel bermuatan positif berkumpul di atas, sedangkan awan dengan muatan negatif berkumpul di bawah. Apabila keduanya saling bergesekan, maka energi tersebut akan dilepaskan ke dalam bentuk petir.
Baca Juga: Merasa Diperas Soal Dana BOS, Kepsek SMP di Sukabumi Lapor Saber Pungli
Petir sendiri memiliki manfaat bagi manusia. Bahkan bisa menjadi sahabat bagi kehidupan di Bumi. Secara umum, petir menyambar bangunan dengan struktur yang tinggi. Oleh karena itu, kebanyakan bangunan tinggi akan menggunakan alat penangkal petir.
Lalu, bagaimana dengan kerusakan yang disebabkan oleh petir?
Dilansir dari laman serupa, kerusakan akibat petir sebenarnya dapat terjadi karena manusia kurang memahami petir itu sendiri. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari petir, seperti ketika berada di tempat terbuka dengan menghentikan aktivitas dan berlindung.
SUMBER: TEMPO.CO | AWALIA RAMADHANI