SUKABUMIUPDATE.com - Gempa turki menjadi catatan penting bagi upaya mitigasi kebencanaan di Indonesia, khususnya Sukabumi Jawa Barat. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono menegaskan secara morfologi dan sumber serta mekanisme pemicu gempa, ada kemiripan antara aktivitas tektonik di Turki dan sesar Cimandiri di Sukabumi.
Hal ini diungkap Daryono saat menjadi nara sumber dalam program berita portal CNBC Indonesia, Kamis (9/2/2023). Dalam video wawancara dengan CNBC Indonesia, ia mengungkap ada kemiripan morfologi antara teluk ormanite turki dan teluk Palabuhanratu Sukabumi, termasuk keberadaan sesar pembangkit gempa serta jenis dan mekanismenya.
“Secara morfologi mirip dengan Palabuhanratu. Juga dengan keberadaan sesar pembangkit gempanya,” jelas pria yang akrab disapa mas Dar ini.
Baca Juga: Mengenal Istilah MMI dalam Prediksi Dampak Gempa Sesar Cimandiri Sukabumi
Episentrum gempa turki suriah yang menelan korban belasan ribu jiwa pada Senin dini hari, 6 Februari 2023 ucap Daryono berada di darat dipicu patahan East Anatolian Fault yg bertipe left lateral strike slip.
“Ini mirip dengan morfologi pantai Palabuhanratu Sukabumi. Disana ada sesar Cimandiri yang mekanisme gerakannya sama dengan pemicu gempa turki Senin dinihari lalu yaitu mekanisme geser mengiri, (left lateral strike slip),” ucapnya.
Sesar pembangkit gempa Turki juga menerus ke laut, lanjut Daryono sama dengan sesar cimandiri yang menerus ke laut menuju teluk Palabuhanratu.
Baca Juga: Cibuntu Padabeunghar Baros, Sesar Cimandiri di Sukabumi Berkekuatan Hingga VIII MMI
“Yang beda itukan kekuatan gempanya, kemarin di Turki itu potensi kekuatan hingga M7.8, sedangkan sesar cimandiri dari banyak kajian menyimpan kekuatan guncangan di kisaran Magnitudo 6,7” ungkap pria lulus S3 Geologi Universitas Gajah Mada ini lebih jauh.
“Tentu kita tidak berharap gempa dengan kekuatan yang sama terjadi di Sukabumi. Ini hanya upaya saya dan tim BMKG membaca kemiripan morfologi, sumber dan mekanisme gempa Turki dengan Sukabumi,” bebernya.
Menurut Daryono ini adalah pesan kesiagaan bahwa di Sukabumi ada sesar aktif (Cimandiri) di pesisir laut, menerus ke darat melalui teluk Palabuhanratu. “Ini sesar aktif ya dan punya sejarah gempa merusak.”
Baca Juga: Gempa Laut Sesar Cimandiri, BPBD Kabupaten Sukabumi Minta Warga Cek Bangunan
Bukan berarti diprediksi akan terjadi gempa seperti di Turki beber Daryono, namun sebagai pengingat bahwa Sukabumi itu berada diatas sesar Cimandiri, bahkan pesisir Sukabumi khususnya Palabuhanratu juga rawan tsunami karena keberadaan zona megathrust di samudera hindia selatan Jawa Barat.
Menjawab pertanyaan presenter CNBC Bramudya Prabowo, salah satu tim peneliti BMKG ini menambahkan bahwa wilayah Palabuhanratu dan kawasan yang dilintasi sesar Cimandiri di Sukabumi juga banyak pemukiman bahkan perkotaan, seperti halnya osmaniye Turki, yang terdampak cukup parah dari gempa M 7,8 awal pekan lalu.
“Jadi sebagai mitigasi penting bagi warga dan pemerintah di daerah dengan sumber gempa seperti Sukabumi dan sesar cimandiri, memastikan bangunan-bangunannya tahan dari guncangan gempa,” tegas Dr Daryono.
Seperti diberitakan sukabumiupdate sebelumnya, para ahli gempa menyebut cimandiri adalah salah satu sesar aktif tertua di Jawa Barat. Membentang dari Laut Palabuhanratu, menyusuri banyak kecamatan di Kabupaten Sukabumi, kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur hingga Bandung Barat, dengan prediksi panjang kurang lebih 100 kilometer.
Baca Juga: Membedah Ancaman Sesar Cimandiri di Seminar yang Digelar BPBD Kota Sukabumi
Sesuai namanya, patahan aktif ini memang berada di sekitar aliran Sungai Cimandiri. Para ahli geologi membagi sesar darat cimandiri di Sukabumi menjadi 3 segmen, yaitu Cibuntu, Padabeunghar dan Baros.
Segmen yaitu Cibuntu dengan panjang 17,2 km M max 6,5 Mw, segmen Padabeunghar dengan panjang 12,78 km M max 6,4 Mw dan segmen Baros dengan panjang 16,36 km M max 6,5 Mw.
Sumber: CNBC Indonesia