SUKABUMIUPDATE.com - Begitu banyak misteri di luar angkasa yang bisa membuat manusia takjub sekaligus bergidik ngeri, salah satunya fenomena lubang hitam lapar yang berhasil diabadikan oleh teleskop antariksa Hubble.
Lubang hitam sendiri merupakan objek luar angkasa yang diketahui mampu menghancurkan planet bahkan bintang berukuran besar.
Mengutip dari laman resmi badan antariksa nasional Amerika Serikat NASA, para astronom yang menggunakan Teleskop Hubble mengabadikan momen detik-detik terakhir sebuah bintang secara mendetail saat ia ditelan oleh lubang hitam.
Baca Juga: Satelit Nano Pertama Indonesia Berhasil Diluncurkan ke Luar Angkasa, Ini Tujuannya
Para ilmuwan menyebut fenomena tersebut dengan istilah "tidal disruption events". Saat fenomena tersebut terjadi, ada keseimbangan antara gravitasi lubang hitam yang menarik benda-benda seperti bintang serta material hembusan radiasi keluar.
NASA juga menyebut jika jarak bintang yang dilahap lubang hitam itu berjarak hampir 300 juta tahun cahaya di inti galaksi ESO 583-G004.
Tetapi para astronom tetap bisa melihat detik-detik fenomena itu dengan menggunakan kepekaan ultraviolet Hubble yang kuat untuk mempelajari cahaya dari bintang yang tercabik-cabik, yang meliputi hidrogen, karbon, dan banyak lagi.
Baca Juga: Jadwal Tayang Preman Pensiun 8, Simak Info Terbarunya Langsung dari Sang Sutradara
Sekitar 100 peristiwa tidal disruption events di sekitar lubang hitam telah terdeteksi oleh para astronom menggunakan berbagai teleskop, salah satunya Hubble.
"Peristiwa pasang surut yang diamati dalam sinar ultraviolet masih sangat sedikit mengingat waktu pengamatan. Ini sangat disayangkan karena banyak informasi yang bisa didapatkan dari spektrum ultraviolet," kata Emily Engelthaler dari Center for Astrophysics | Harvard & Smithsonian (CFA) di Cambridge, Massachusetts seperti dikutip dari laman resmi NASA (17/1/2023).
"Kami senang karena kami bisa mendapatkan detail tentang apa yang dilakukan puing-puing. Peristiwa pasang surut (tidal disruption events) dapat memberi tahu kami banyak hal tentang lubang hitam." katanya.
Baca Juga: Persib Kehilangan 1 Pemain, Daftar Perpindahan Pemain Bursa Transfer Liga 1 hingga 17/1
Untuk galaksi mana pun dengan lubang hitam supermasif diam di pusatnya, diperkirakan penghancuran bintang hanya terjadi beberapa kali dalam setiap 100.000 tahun.
Peristiwa lubang hitam yang menelan bintang AT2022 seperti ini pertama kali ditangkap pada 1 Maret 2022 oleh All-Sky Automated Survey for Supernovae (ASAS-SN atau "Assassin") yaitu sebuah jaringan teleskop berbasis darat yang mensurvei langit ekstragalaktik kira-kira seminggu sekali untuk mencari kekerasan, variabel, dan peristiwa sementara yang membentuk alam semesta kita.
"Biasanya, peristiwa ini sulit untuk diamati. Anda mungkin mendapatkan beberapa pengamatan di awal gangguan saat benar-benar cerah. Program kami berbeda karena dirancang untuk melihat beberapa peristiwa pasang surut selama setahun untuk melihat apa yang terjadi ," kata Peter Maksym dari CfA.
Baca Juga: Diduga Alat Vitalnya Diremas Fans, Dikta Terlihat Alami Kesakitan Usai Manggung
"Kami melihat ini cukup awal sehingga kami dapat mengamatinya pada tahap akresi lubang hitam yang sangat intens ini. Kami melihat tingkat akresi menurun seiring waktu." tambah Peter.
Data spektroskopi Hubble ditafsirkan berasal dari area gas berbentuk donat yang sangat terang, panas, yang pernah menjadi bintang. Daerah ini, yang dikenal sebagai torus, berukuran sebesar tata surya dan berputar mengelilingi lubang hitam di tengahnya.
"Kami sedang mencari di suatu tempat di tepi donat itu. Kami melihat angin bintang dari lubang hitam menyapu permukaan yang diproyeksikan ke arah kami dengan kecepatan 20 juta mil per jam (tiga persen kecepatan cahaya), "ucap Maksim.
Baca Juga: Spesifikasi Motor Grand Filano Hybrid Skutik Baru Bergaya Klasik, Cek Harganya!
"Kami benar-benar masih memikirkan acara tersebut. Anda merobek bintangnya dan kemudian ada materi yang masuk ke lubang hitam. Jadi Anda punya model di mana Anda pikir Anda tahu apa yang sedang terjadi, dan kemudian Anda memiliki apa yang sebenarnya Anda lihat. Ini adalah tempat yang menarik bagi para ilmuwan: tepat di antarmuka yang diketahui dan yang tidak diketahui." katanya.
Hasilnya dilaporkan pada pertemuan ke-241 American Astronomical Society di Seattle, Washington.
Sumber: nasa.gov