SUKABUMIUPDATE.com - Setiap manusia pasti akan bertemu dengan kematian, meski tidak ada yang benar-benar tahu kapan waktu kematian itu akan tiba.
Setelah meninggal, tubuh manusia akan mengalami kerusakan hingga semuanya terurai hingga memiliki bentuk yang tak sama lagi seperti saat masih hidup.
Tapi, pernahkah Anda bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan tubuh manusia untuk membusuk setelah meninggal?
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-25, Titanic Akan Tayang Lagi di Bioskop dengan Format 3D 4K
Melansir dari Live Science, umumnya proses dekomposisi dimulai beberapa menit setelah kematian. Namun, untuk waktu pembusukan ada sejumlah variabel yang mempengaruhi termasuk suhu sekitar, keasaman tanah, dan bahan peti mati, yang dapat mempengaruhi waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menjadi kerangka.
“Rata-rata, tubuh yang terkubur dalam peti mati biasa biasanya mulai rusak dalam waktu satu tahun, tetapi membutuhkan waktu hingga satu dekade untuk terurai sepenuhnya, hanya menyisakan kerangka,” kata Daniel Wescott direktur Pusat Antropologi Forensik di Texas State University kepada Live Science.
Lalu menurut seorang profesor di Stasiun Penelitian Osteologi Forensik di Western Carolina University, Nicholas Passalacqua, tubuh yang terkubur tanpa peti mati, yang tidak memiliki perlindungan dari serangga dan elemen lainnya, biasanya menjadi kerangka dalam waktu lima tahun.
Baca Juga: Muncul Bocoran Spesifikasi Xiaomi 13 Versi Murah, Langsung Jadi Trending
Dekomposisi itu sendiri cukup mudah. Begitu kematian terjadi dan darah beroksigen berhenti mengalir, sel mati, dalam proses yang disebut autolisis sel akan melepaskan enzim yang memecah sel itu sendiri, serta karbohidrat dan protein.
Menurut buku Evaluation of Postmortem Changes, pembusukan bahan organik tanpa oksigen oleh bakteri, jamur atau organisme lain dapat mengubah bagian kulit tubuh menjadi hijau dalam waktu kurang lebih 18 jam setelah kematian terjadi.
Hal itu disebabkan karena bakteri di dalam perut berkembang biak dengan cepat sehingga menghasilkan gas yang menyebabkan tubuh kembung dan bau.
Baca Juga: Keluarkan Edaran, Dinkes Kota Sukabumi Imbau Warga Tak Konsumsi Chiki Ngebul
Pembusukan akan meningkat saat tubuh berada di lingkungan yang panas. Hal tersebut menjadi salah satu alasan kenapa jenazah manusia sering disimpan dalam lemari es sampai saatnya untuk penguburan.
Selama tahap kembung ini, kulit bisa mengelupas dan melepuh hingga bisa terjadi marbling, dimana pembuluh darah berwarna hitam kehijauan dapat terlihat melalui kulit dalam waktu sekitar 24 hingga 48 jam setelah kematian.
Untuk menunda pembusukan, umumnya akan dilakukan metode pembalsem. Metode ini dipercaya dapat mengalirkan darah dan cairan lain dari mayat dan menggantinya dengan cairan pembalseman yang disuntikkan ke pembuluh darah.
Baca Juga: Gaji Panwaslu Desa Pemilu 2024 Meningkat, Penasaran? Cek Disini!
Bahan kimia ini yang disuntikan berfungsi sebagai pengawet. Nantinya bahan itu akan menghentikan aktivitas bakteri yang merusak tubuh.