SUKABUMIUPDATE.com - Beredar kabar laut surut usai gempa mengguncang Jayapura.
Gempa Jayapura disebut-sebut menjadi pertanda tsunami ketika meluasnya berita tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) segera membantah soal isu miring tersebut.
Mengutip Tempo.co, sebelumnya diketahui ada bangunan di Jayapura, Papua, yang terdampak gempa M4,9 pada Senin dini hari 2 Januari 2023.
Baca Juga: Info Terkini: Guncangan di Jayapura Jadi Gempa Merusak Pertama Tahun 2023
Gempa bumi yang mengguncang Jayapura pada tanggal 3 Januari 2023 pukul 19.55 WIB atau 21.55 WIT menimbulkan keresahan warga setempat. Bukan hanya karena memiliki magnitudo terbesar 5,2 sejak rangkaian gempa 2 Januari 2023, tapi karena munculnya fenomena alam lain, yaitu air laut surut.
Warga mengeluh dan meminta penjelasan BMKG mengingat banyak video beredar di kalangan warga bahwa air yang surut diduga berpotensi tsunami. Gempa yang berada di kedalaman 10 kilometer termasuk dalam gempa dangkal.
Baca Juga: Waspada Banjir Rob saat Fenomena Bulan Purnama 6 Januari, Termasuk Pesisir Jawa Barat
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Dok II Jayapura, Heri Purnomo, mengatakan air laut yang surut tidak berhubungan dengan gempa besar tersebut.
“Kondisi pasang surut air laut di wilayah Kota Jayapura saat ini sedang menuju surut dengan puncak surut air laut pada tanggal 3 Januari 2023 pukul 23.00 WIT dengan ketinggian mencapai 0,2 meter,” ujarnya, 3 Januari 2023.
Kondisi ketinggian muka air laut akan menuju puncak pada tanggal 4 Januari 2023 pukul 07.00 WIT dengan ketinggian 1,2 meter.
“Kondisi surut ketinggian permukaan air laut di Kota Jayapura saat ini dipengaruhi kondisi gravitasi yang mengikuti pola pasang surut air laut, sehingga kejadian surutnya air laut saat ini bukan akibat dari gempa bumi,” tambahnya.
Heri meminta warga untuk tidak perlu takut dan selalu waspada untuk mengantisipasi dampak dari gempa bumi yang terjadi dan terus memperhatikan pola pasang surut yang dikeluarkan BMKG.
Baca Juga: Banjir Rob di Pesisir Sukabumi, Simak Pemicu dan Cara Mengantisipasinya
Banjir Pesisir/Rob
BMKG juga telah merilis adanya banjir pesisir atau rob akibat adanya fenomena bulan purnama pada tanggal 06 Januari 2023. Peristiwa ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum di berbagai wilayah.
“Potensi banjir pesisir ini berbeda waktu baik hari dan jam di tiap wilayah, yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” tulis Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan jadwal yang dikeluarkan, pada tanggal 1-15 Januari 2023 berbagai wilayah mengalami rob dengan waktu banjir yang berbeda.
Sumber : Tempo.co