SUKABUMIUPDATE.com - Pelaksana teknis Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral M Wafid mengatakan sepanjang 22 tahun terakhir yakni 2000-2022 telah terjadi 5-26 kali gempa merusak di Indonesia.
Mengutip tempo.co, gempa dikategorikan merusak jika mengakibatkan korban jiwa serta kerusakan bangunan, lingkungan, dan harta benda. "Kejadian gempa bumi merusak tahun 2022 tertinggi kedua setelah tahun 2021 dalam kurun waktu 22 tahun terakhir,” kata dia, Senin (2/1/2023).
Badan Geologi mencatat sepanjang 2021 terjadi 26 kejadian gempa bumi merusak, sedangkan pada 2022 terjadi 24 kali kejadian gempa bumi merusak di Indonesia. Peristiwa gempa bumi merusak sepanjang tahun 2022 mengakibatkan 663 orang meninggal dunia dan 1.563 orang luka-luka.
“Kejadian gempa bumi merusak 2022 diawali dengan gempa bumi di Halmahera, Provinsi Maluku Utara, tanggal 10 Januari 2022 dan diakhiri oleh kejadian gempa bumi Kuningan, Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 22 Desember 2022,” kata Wafid.
Baca Juga: Hampir 7 Juta Sambaran Petir dan 1.290 Gempa Terjadi di Jawa Barat pada 2022
Gempa M 5.6 yang terjadi di Cianjur tanggal 21 November 2022 menjadi gempa merusak dengan catatan korban jiwa terbesar sepanjang tahun 2022.
Gempa bumi dengan pusat gempa di darat pada kedalaman 10 kilometer tersebut mengakibatkan 635 orang meninggal dunia, 1.083 orang luka-luka. Gempa ini memicu terjadinya retakan tanah, likuefaksi, dan gerakan tanah.
“Berdasarkan hasil penyelidikan, pemetaan permukaan dan bawah permukaan sumber gempa bumi Cianjur adalah sesar aktif berarah timurtimur laut dan barat barat daya yang terletak di daerah Cugenang, Kabupaten Cianjur,” kata Wafid.
Pada posisi dua adalah gempa bumi merusak dengan kekuatan M 6.2 yang terjadi di Pasaman tanggal 25 Februari 2022.
Pusat gempa tersebut berada di darat pada kedalaman 10 kilometer. Sumber gempa berasal dari Sesar Sumatera. Gempa ini mengakibatkan 27 orang meninggal dunia dan 457 orang mengalami luka-luka. Gempa Pasaman juga mengakibatkan terjadinya retakan tanah, likuefaksi, dan gerakan tanah.
Baca Juga: Gempa M3.0 Guncang Garut, Terasa Hingga Kabupaten Bandung
Wafid mengatakan, sebagian besar gempa bumi merusak yang terjadi sepanjang 2022 bersumber dari sesar aktif dan zona penunjaman. “Beberapa kejadian gempa bumi sumbernya belum teridentifikasi atau belum terpetakan,” kata dia.
Badan Geologi mencatat sejumlah gempa bumi merusak dengan sumber gempa yang belum terindentifikasi di antaranya gempa di Halmahera Utara dengan kekuatan M 5.5 tanggal 10 Januari 2022 dan gempa M 5.2 tanggal 18 April 2022; gempa M 6.2 di Pasaman tanggal 25 Februari 2022; gempa M 5.0 di Ketapang tanggal 1 Juli 2022; gempa M 5.6 di Cianjur tanggal 21 November 2022; dan gempa M 4.1 di Situbondo tanggal 23 November 2022.
Baca Juga: Termasuk Sukabumi, BMKG Catat Ada 22 Gempa Bumi Merusak Sepanjang Tahun 2022
Wafid mengatakan, penyelidikan gempa bumi harus terus dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik sumber gempa untuk memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi.
“Peta KRB Gempa Bumi dan sebaran sesar aktif berguna untuk mendukung kegiatan mitigasi gempa bumi dan masukan pada revisi penataan ruang,” kata dia.
Sementara gempa M 4.9 pada kedalaman 10 kilometer yang terjadi Senin, 2 Januari 2023, di Jayapura menjadi gempa bumi merusak pertama yang dicatatkan pada tahun 2023. Badan Geologi mencatat gempa tersebut mengakibatkan sejumlah kerusakan bangunan di antaranya dermaga, DPRD, RS Provita, mal, hotel, dan ruko.
BMKG mencatat guncangan gempa tersebut dirasakan di Jayapura dengan intensitas IV MMI (Modified Mercally Intensity). Sumber gempa berada di pesisir pantai namun tidak menimbulkan tsunami.
Sumber: Tempo.co