SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan pernyataan saat ini tengah memantau perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia sepekan ke depan.
Hasilnya didapati ada potensi signifikan dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah, khususnya selama periode libur Natal dan Tahun Baru atau Libur Nataru.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati secara online pada, Selasa malam, 20 Desember 2022.
Baca Juga: Libur Nataru ke Sukabumi Lewat Tol Bocimi Seksi 2, Cek Jadwal Arus dan Jenis Kendaraan
Melansir dari Tempo.co, Pemantauan semakin penting karena survei Kementerian Perhubungan memprediksi akan ada mobilitas 40 juta orang selama periode Natal dan Tahun Baru itu.
Dwikorita menuturkan, peningkatan curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia disebabkan empat faktor sekaligus.
“Biasanya satu per satu fenomena yang datang, tapi kali ini ada empat terjadi secara bersamaan,” katanya.
Baca Juga: 7 Komponen Mobil yang Harus Dicek Sebelum Lakukan Perjalanan Libur Nataru
Faktor pertama, adanya peningkatan Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan. Diikuti dengan intensifikasi seruak dingin Asia.
Faktor yang kedua itu dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
Kemudian, yang ketiga, ada indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia.
Ini dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.
Terakhir, BMKG memantau adanya beberapa aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.
Kalau yang ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur.
Untuk peringatan dini prakiraan berbasis dampak, BMKG membaginya atas beberapa periode.
Untuk periode 21-23 Desember 2022, sederet wilayah provinsi yang berpotensi Siaga bencana hidrometeorologi adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Maluku.
Khusus untuk 24 Desember 2022, potensi siaga bagi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Sedangkan potensi hujan lebat hingga sangat lebat selama periode 25 Desember 2022 sampai 1 Januari 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah seperti: Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Maluku.
Potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (CB) juga menjadi perhatian untuk keselamatan jalur penerbangan.
BMKG memantau persentase cakupan spasial lebih dari 75 persen selama 7 hari ke depan yang berlaku 21-27 Desember 2022 di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Selatan.
Potensi gelombang laut dengan tinggi hingga 6 meter juga mungkin terjadi di Samudera Hindia selatan Banten, Samudera Hindia selatan Jawa Barat, Samudera Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Bali, Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian selatan. Periodenya diperkirakan BMKG 23-27 Desember 2022.
Sumber: Tempo.co