SUKABUMIUPDATE.com - Hujan Meteor Geminid jadi salah satu fenomena langit yang akan menghiasi bulan Desember.
Fenomena ini bisa dilihat malam ini dengan catatan langit dalam kondisi cerah dan daerah tempat Anda menyaksikannya minim polusi cahaya.
Melansir laman solarsystem.nasa.gov, hujan meteor ini sebenarnya terjadi dari 19 November sampai 24 Desember. Namun puncaknya sendiri terjadi pada 13-14 Desember 2022.
Baca Juga: Dipenuhi Hujan Meteor, Simak 14 Fenomena Langit Bulan Desember 2022
Saat fase puncak hujan meteor Geminid akan terlihat sekitar 120 meteor per jam.
Namun, menurut space.com, tahun ini, Geminid akan mengalami gangguan dari bulan yang diterangi 70% yang akan mengungguli meteor yang lebih redup.
Dari Mana Meteor Berasal?
Menurut nasa.gov, meteor berasal dari sisa partikel komet dan serpihan dari asteroid. Saat benda-benda ini mengelilingi Matahari, mereka meninggalkan jejak berdebu di belakangnya.
Baca Juga: Jalan Nasional Bogor-Sukabumi Memerah! Hindari Jembatan Pamuruyan Cibadak
Setiap tahun Bumi melewati jalur puing-puing ini, yang memungkinkan potongan-potongan itu bertabrakan dengan atmosfer kita di mana mereka hancur untuk menciptakan garis-garis yang berapi-api dan berwarna-warni di langit.
Untuk hujan Meteor Geminid sendiri berasal dari asteroid 3200 Phaethon. Asteroid 3200 Phaethon membutuhkan waktu 1,4 tahun untuk sekali mengorbit Matahari.
Ada kemungkinan bahwa Phaethon adalah "komet mati" atau objek jenis baru yang sedang dibahas oleh para astronom disebut "komet batu". Orbit sangat mirip komet Phaethon di sekitar Matahari memberikan kepercayaan pada hipotesis ini.
Baca Juga: Prediksi Liga 1 PSIS Semarang vs Persija Jakarta, Head to Head dan Susunan Pemain
Namun, para ilmuwan tidak yakin bagaimana mendefinisikan Phaethon. Saat Phaethon melewati Matahari, ia tidak mengembangkan ekor komet, dan spektrumnya terlihat seperti asteroid berbatu.
Selain itu, butiran yang pecah menjadi meteorid. Geminid juga diketahui beberapa kali lebih padat daripada serpihan debu komet.
3200 Phaethon ditemukan pada 11 Oktober 1983, oleh Satelit Astronomi Inframerah. Karena letaknya yang dekat dengan Matahari, Phaethon dinamai menurut tokoh mitos Yunani yang mengemudikan kereta dewa Matahari Helios.
Baca Juga: Jin BTS Berangkat Wamil, Big Hit Minta Penggemar dan Wartawan Tak Berkunjung
Phaethon merupakan asteroid kecil yang memiliki diameter hanya berukuran 3,17 mil (5,10 kilometer). Astronom Fred Whipple-lah yang menyadari bahwa Phaethon adalah sumber meteor Geminid.