SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melakukan penelitian terhadap penyebab gempa Cianjur yang sebelumnya diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri.
Sayangnya hal tersebut melenceng, ternyata gempa Cianjur disebabkan oleh sesar Cugenang yang sebelumnya belum terpetakan.
Seperti diketahui Gempa Cianjur dengan kekuatan M5.6 yang terjadi pada 21 November 2022 lalu berhasil meluluhlantakkan sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur dan menelan korban jiwa hingga ratusan orang.
Baca Juga: Pemicu Gempa Cianjur, 1.800 Rumah Berada di Zona Bahaya Patahan Cugenang
Dalam konferensi pers Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan jika sesar Cugenang ini ditemukan di Kecamatan Cugenang dan patahan tersebut melintasi sembilan desa.
"Karena patahannya di wilayah Cugenang maka dinamakan Patahan Cugenang, patahan yang baru terbentuk atau ditemukan melintasi 9 desa di dua kecamatan dengan lintasan yang mengarah ke barat laut tenggara," kata Dwikorita seperti dilansir dari Antara via Suara.com.
Dari sembilan desa yang dilintasi oleh Sesar Cugenang, delapan diantaranya masuk dalam wilayah Kecamatan Cugenang.
Kedelapan desa itu adalah Desa Cibeureum, Desa Ciherang, Desa Cibulakan, Desa Ciputri, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, dan Desa Benjot. Sementara satu desa terakhir, adalah Desa Nagrak yang berlokasi dalam wilayah Kecamatan Cianjur.
Lantas Apa Itu Sesar Cugenang?
Berikut penjelasan singkat mengenai Sesar Cugenang, sesar aktif yang baru ditemukan dan terpetakan oleh BMKG.
Nama sesar Cugenang ini diambil berdasarkan lokasinya yang berada di Kecamatan Cugenang, yang mana sesar ini belum pernah terpetakan.
Diketahui jika zona berbahaya Sesar Cugenang ini memiliki luas 8,09 kilometer persegi.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan bahwa identifikasi Sesar Cugenang ini berdasarkan pada analisis focal mechanism serta memerhatikan posisi episenter gempa utama dan gempa susulan.
Baca Juga: Patahan Cugenang Penyebab Gempa Bumi Cianjur, 3 Hal Penting Soal Sesar Aktif
"Diketahui bahwa patahan pembangkit gempa bumi Cianjur merupakan patahan baru," kata Daryono.
Lebih lanjut Daryono mengemukakan, berdasarkan analisis mekanisme pergerakan patahan dan episenter gempa utama serta susulan, patahan itu mengarah ke N 347 derajat timur dan kemiringan (dip) 82,8 derajat dengan mekanisme gerak geser menganan (dextral strike-slip).
Sebelumnya BMKG menduga bahwa gempa Cianjur disebabkan oleh aktivitas Sesar Cimandiri, karena pusat gempa berlokasi di dekat sesar tersebut.
Baca Juga: Daftar 6 Sesar Aktif Jawa Barat, 3 Diantaranya Ada di Sukabumi
Sayangnya dugaan tersebut diragukan oleh sejumlah ilmuwan di Tanah Air. Mereka menduga gempa mematikan pada 21 November itu dipicu oleh sesar misterius yang belum terpetakan dan hal tersebut terbukti jika gempa Cianjur ini disebabkan oleh sesar Cugenang.
1.800 Bangunan di Zona Sesar Cugenang
Sayangnya diatas zona berbahaya dari sesar Cugenang ini sudah ada bangunan setidaknya 1.800 rumah.
Oleh sebab itu, BMKG akhirnya merekomendasikan untuk ribuah rumah tersebut agar segara direlokasikan dan melarang adanya bangunan yang didirikan lagi kawasan berbahaya Sesar Cugenang.
Baca Juga: Titik Gempa Cianjur dekat Gunung Gede, Dosen ITB: Sesar Sekitar Gunung Api Perlu Atensi
"Zona bahaya merupakan zona yang rentan mengalami pergeseran atau deformasi, getaran dan kerusakan lahan, serta bangunan," kata Daryono.
Meski demikian, bukan berarti tidak boleh ada kegiatan disana. BMKG mengatakan jika wilayah tersebut masih dapat digunakan untuk bertani, menjadi kawasan konservasi, lahan resapan, hingga objek wisata dengan konsep terbuka.
Selain itu, BMKG juga meminta pemerintah daerah untuk tetap siaga dan waspada terhadap sesar aktif yang melintasi wilayah Cianjur. Pihaknya telah memberikan peta sesar ke Pemkab Cianjur untuk menjadi acuan dan diwaspadai.
Sumber: Suara.com